Perairan Waduk TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perairan Waduk

Habitat air tawar dapat dibagi dua, yaitu 1 perairan menggenang atau habitat lentik, misalnya waduk, danau, kolam, rawa, dan 2 habitat perairan mengalir atau habitat lotik, misalnya mata air dan sungai Koesoebiono, 1979. Habitat lotik terbagi lagi menjadi dua zone, yaitu habitat lotik dingin, dangkal dan sering mempunyai dasar aliran yang berbatu-batu dan habitat lotik hangat, lebih dalam dengan dasar yang berlumpur. Salah satu perairan tergenang yang mempunyai fungsi multi guna, yaitu: waduk. Waduk adalah badan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai dan salah satu bentuk reservoir tempat menampung aliran sungai dalam satu sistem jaringan sungai dalam suatu sistem DAS. Waduk merupakan badan air yang karakteristik fisik, kimia, dan biologi berbeda dari sungai yang di bendungnya serta kualitas perairan waduk lebih stabil di bandingkan dengan sungai asalnya Ilyas dkk, 1990. Suwignyo 1981 menyatakan bahwa waduk dapat dibentuk dari sungai river in reservoir maupun dari rawa food lake, karena bentuk perairan waduk yang selintas mirip dengan perairan danau, maka waduk dikenal juga sebagai danau buatan manusia. Waduk dikatakan sebagai danau buatan manusia, karena dibuat dan diciptakan oleh manusia untuk tujuan tertentu. Tujuan pembangunan waduk antara lain: sebagai pencegah banjir, Pembangkit Tenaga Listrik PLTA, pemasok air untuk kepentingan irigasipertanian, industri, permukiman, perikanan Keramba Jaring Apung, dan pariwisata. Di Indonesia luas waduk sekitar 100.000 ha dan danau alami sekitar 1,7 ha Ismail dan Wardoyo, 1998. Perairan waduk dan danau merupakan badan air dari perairan umum yang bersifat serbaguna digunakan untuk berbagai pemanfaatan, terbuka dan bersifat milik umum Kartamiharja, 1998. Selanjutnya dikemukakan bahwa jumlah waduk serbaguna sebanyak 20 buah dari 23 waduk utama yang luasnya mencapai 53.000 ha. Waduk serbaguna yang terdapat di indonesia ditunjukkan pada Tabel 1. Salah satu waduk yang terdapat di Jawa Barat adalah Waduk Cirata. Menurut Sudarjat 2000, menyatakan bahwa secara umum Waduk Cirata berfungsi sebagai sumberdaya air untuk kegiatan dibidang: 1 pertanian sumber air baku, 2 industri sumber air baku untuk kegiatan industri, 3 penyedia air baku untuk rumah tangga reservoir air, 4 energi penggerak mesin pembangkit listrik, 5 perikanan tangkap, 6 perikanan budidaya akuakultur, 7 transfortasi sarana angkutan, 8 pengendalian banjir, 9 rekreasi, dan 10 tempat pembuangan limbah. Tabel 1. Waduk serbaguna di indonesia Luas Kedalaman Kedalaman Ketinggian Fungsi Tahun ha Maksimum Rata-rata m dpl Utama dibangun Tempat dan Nama Waduk m m Jawa Barat Saguling 5.34 90 18 625 E,F,I 1985 Cirata 6.2 106 34 250 E,F,I 1987 Jatiluhur Juanda 8.3 95 37 110 W,I,E,F 1965 Jawa Tengah Wonogiri 8.8 28 8 140 I, F, E 1981 Wadaslintang 1.46 85 30 115 I, F, E 1987 Kedungombo 6.1 50 16 100 I, F, E 1989 PB. Soedirman 1.5 - 13 231 E,F,1 1989 Sempor 1.3 45 - 77 I,F,E 1987 Jawa Timur Karangkates 1.5 70 23 270 I, E, F 1972 Selorejo 400 46 16 600 E, I, F 1970 Lahor 260 50 14 300 I, E, F 1977 Wlingi 380 28 6 163 I, E, F 1983 Bening 570 10 8 11 I, F 1933 Sengguruh 290 24 7 296 E, I 1987 Nusa Tenggara Batujai 890 14 2 4 I, F, W 1983 Kalimantan Selatan Riam Kanan 9.2 50 18 - I, E, F 1983 Lampung Way Rarem 1.4 25 6 60 I,F 1982 Way Jepara 220 - 15 - I,F 1976 Sumber: Ilyas dkk, 1990 Keterangan : I Irigasi, E Tenaga Listrik, W Air minum, F Pengendali Banjir Waduk merupakan penampung alami dalam pengumpulan unsur hara, bahan padat tersuspensi, dan bahan kimia toksik yang akhirnya mengendap di dasarnya. Penampungan bahan-bahan tersebut berlangsung bertahun-tahun pada waduk, sehingga proses pendangkalan tidak dapat dihindari. Kontaminasi terjadi dari unsur, minyak, pestisida, dan substansi toksik yang dapat merusak di dasar waduk dan ikan yang hidup di dalamnya. Menurut Koswara 1999 dalam Djunaedi 2000 menyatakan bahwa sumber atau penyebab permasalahan waduk atau danau yaitu: pembuangan limbah organik biodegradable, pembuangan nutrien dari air limbah, pencemaran nutrien tersebar non-point sources pollution terutama dari pertanian, hujan asam yang disebabkan oleh polutan udara seperti SO 2 dan NO x , pembuangan zat-zat toksik dari industri atau pertanian, dan pembuangan panas. Waduk selalu menerima masukan air dari daerah sekitarnya DAS, dengan demikian waduk cenderung menerima bahan-bahan terlarut yang terangkut bersamaan dengan air yang masuk. Konsentrasi ionik perairan waduk merupakan resultante ionik dari air yang masuk. Adanya kegiatan manusia disekitar DAS seringkali menyebabkan pencemaran perairan waduk. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan diikuti dengan perrtumbuhan industri dan kegiatan lainnya akan menghasilkan limbah yang kemudian dibuang ke lingkungan. Limbah kemudian dapat masuk ke waduk melalui aliran sungai atau rembesan air tanah.

2.2. Pencemaran Perairan