Darmono 2001 menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya toksisitas logam dalam air terhadap mahluk yang hidup di
dalamnya, yaitu: 1.
Bentuk ikatan kimia dari logam yang terlarut 2.
Pengaruh interaksi antara logam dan jenis toksikan lainnya 3.
Pengaruh lingkungan seperti suhu, kadar garam, pH, dan kadar oksigen yang terlarut dalam air.
4. Kondisi hewan, fase siklus hidup telur, larva, dewasa, besarnya ukuran
organisme, jenis kelamin, dan kecukupan kebutuhan nutrisi. 5.
Kemanpuan hewan untuk menghindar dari pengaruh pencemar 6.
Kemanpuan organisme untuk beraklimatisasi terhadap bahan toksik logam.
2.6. Logam Berat Dalam Sedimen
Sedimen adalah kerak bumi regolith yang diangkut melalui proses hidrologi dari tempat ke tempat lain, baik secara vertikal maupun secara
horizontal Friedman dan Sanders, 1978. Sedimentasi merupakan fenomena alam yang secara langsung berhubungan dengan angin dan erosi tanah. Proses ini
dapat dipercepat oleh faktor-faktor seperti: badai, peningkatan aliran sungai ”Run off”
, peningkatan erosi dari daerah sekitarnya akibat pembersihan yang berlebihan, dan keberadaan partikulat hasil buangan industri.
Sedimen dapat diklasifikasikan menurut asalnya dan ukuran partikelnya. Menurut asalnya Gross 1978 menggolongkan sedimen menjadi tiga bagian
yaitu: 1 sedimen berasal dari batuan lythogenous, umumnya berupa mineral silikat yang berasal dari hancuran batuan, 2 sedimen yang berasal dari
organisme biogeneus berupa sisa-sisa tulang, gigi atau cangkang organisme, dan 3 sedimen yang dibentuk oleh reaksi kimia yang terjadi di laut hydrogenous.
Partikel sedimen mempunyai ukuran yang bervariasi, mulai yang besar sampai halus. Buchanan dan Kain 1991 mengklasifikasikan partikel sedimen
seperti pada Tabel 2. 23
Tabel 2. Nama dan ukuran partikel sedimen menurut skala Went Worth
Jenis Substrat Ukuran mm
Batuan Boulder 256 Batuan bulat Cobble 256 - 64
Batuan kerikil Pebble 64 - 4 Butiran Granula 4 - 2
Pasir paling kasar Very coarse sand 2 - 1 Pasir kasar Coarse sand 1 - 0,5
Pasir sedang Medium sand 0,5 - 0,25 Pasir halus Fine sand 0,25 - 0,125
Pasir sangat halus Very fine sand 0,125 - 0,0625 Lumpur Silt 0,0625 - 0,0039
Liat Clay 0,0039
Sedangkan menurut Parson dkk 1977 dalam Bachtiar 1994 bahwa klasifikasi ukuran partikel sedimen disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi ukuran partikel sedimen
Jenis Substrat Ukuran mm
Pasir sand 2,000 - 0,050 Lumpur silt 0,050 - 0,002
Liat clay 0,002
Sedimen terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik dapat berasal dari hewan atau tumbuhan yang membusuk kemudian tenggelam ke dasar
perairan, dan bercampur dengan lumpur, sedangkan bahan anorganik umumnya berasal dari hasil pelapukan batuan. Sedimen hasil pelapukan batuan terdiri atas:
kerikil, pasir, lumpur dan liat. Secara umum proses sedimen perairan dipengaruhi oleh dinamika perairan seperti: arus air, pasang surut, gelombang, kondisi dasar
sungai, turbulensi, percampuran massa air akibat perbedaan densitas air tawar dan air laut, proses biologis, dan kimia perairan.
Dahuri et al. 1996 menyatakan bahwa perairan yang sedimentasinya tinggi dapat membahayakan kehidupan di lingkungan perairan. Pengaruh
sedimen terhadap biota air secara garis besar melalui beberapa mekanisme, yaitu: 1. Sedimen menutupi tubuh biota perairan terutama yang hidup di dasar perairan
organisme bentik. 2. Sedimen menyebabkan peningkatan kekeruhan air dengan menghalangi
penetrasi cahaya yang masuk kedalam air sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme air.
3. Sedimen selain mampu mengikat unsur-unsur hara, juga dapat menyerap mengabsorpsi logam berat. Kondisi ini dapat menyebabakan kontaminasi
zat-zat tersebut kedalam jaringan tubuh biota di perairan dan manusia melalui rantai makan jaring-jaring makanan.
Pada sedimen dapat terjadi reaksi-reaksi kimia, yaitu: 1 penyerapan absorpsi dan pelarutan ion, senyawa, gas antara air, dan sedimen, 2 perubahan
nilai potensial redoks Eh dan pH sedimen, 3 transfer senyawa hasil reduksi dari lapisan bawah ke lapisan atas sedimen, 4 siklus karbon, nitrogen, sulfur,
dan fosfor, dan 5 perubahan konsentrasi ion dalam jaringan organisme maupun di sedimen Rhoods, 1974.
Salah satu hewan air yang dapat berinteraksi langsung dengan sedimen adalah hewan bentos. Perubahan sedimen dasar dapat mempengaruhi komposisi
dan kelimpahan makrozoobentos Odum, 1998. Faktor yang mempengaruh langsung terhadap komposisi dan distribusi organisme bentos di dasar perairan,
yaitu: partikel-partikel sedimen seperti lempung, pasir, liat, dan substrat keras. Pada sedimen yang halus, persentase bahan organik lebih tinggi daripada
sedimen yang kasar, hal ini berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tenang sehingga memungkinkan pengendapan sedimen lumpur yang diikuti oleh
akumulasi bahan organik dan anorganik ke dasar perairan. Sedangkan pada sedimen yang kasar kandungan bahan organiknya lebih rendah karena partikel
yang halus tidak mengendap. Demikian juga dengan bahan pencemar, kandungan bahan pencemar yang tinggi biasanya terdapat pada sedimen yang halus. Hal ini
merupakan akibat dari adanya gaya tarik elektro-kimia antara partikel sedimen 25
dengan partikel mineral, pengikatan oleh partikel organik dan pengikatan oleh sekresi lendir organisme.
2.7. Cara Penyerapan Logam Berat Oleh Organisme