105.93
101.77 99.58
100.38 100.52
96 98
100 102
104 106
108
1 2
3 4
5 Stasiun Pengamatan
Ra ta
-ra ta
Ni lai
A lka
lini ta
s m g
l
Ca CO
3
yaitu stasiun 5 105,93 mgl CaCO
3
dan terendah stasiun 3 99,58 mgl CaCO
3
. Untuk lebih jelasnya hasil pengukuran rata-rata nilai alkalinitas di setiap stasiun
pengamatan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Rata-rata nilai alkalinitas di setiap stasiun pengamatan Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut
sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005.
Kalsium karbonat merupakan senyawa yang memberi konstribusi terbesar terhadap nilai alkalinitas dan kesadahan di perairan tawar. Senyawa tersebut
terdapat di dalam tanah dalam jumlah yang berlimpah sehingga kadarnya di perairan tawar cukup tinggi. Kelarutan kalsium karbonat menurun dengan
meningkatnya suhu dan meningkat dengan keberadaan karbondioksida. Kalsium karbonat bereaksi dengan karbondioksida membentuk kalsium bikarbonat
[CaHCO
3 2
] yang memiliki daya larut lebih tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat CaCO
3
Colel, 983 dalam Effendi, 2003. Nilai alkalinitas yang baik berkisar antara 30 - 500 mgl CaCO
3
Effendi, 2003. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan
nilai alkalinitas di atas 20 ppm.
4.1.4. Nilai pH
Nilai
pH merupakan suatu pernyataan dari konsentrasi ion hidrogen H
+
di dalam air. Besarnya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. 43
7.43 7.5
7.4 7.4
7.7
7.25 7.3
7.35 7.4
7.45 7.5
7.55 7.6
7.65 7.7
7.75
1 2
3 4
5 Stasiun Pengamatan
Rata-rata Ni la
i p H
Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Nilai pH
suatu perairan memiliki ciri yang khusus yaitu adanya keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan yang diukur adalah ion hidrogen. pH sangat penting
sebagai parameter kualitas air karena dapat mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Besaran pH berkisar dari 0 sangat asam
sampai dengan 14 sangat basaalkalis. Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam, nilai di atas 7 menunjukkan lingkungan yang basa
alkalin, dan nilai 7 di sebut pH netral. Hasil pengukuran nilai pH di setiap stasiun pengamatan mempunyai rata-
rata berkisar antara 7,4 – 7,7 Gambar 6, sedangkan rata-rata nilai pH menurut ulangan pengamatan berkisar antara 6,98– 7,8.
Gambar 6 Rata-rata nilai pH pada setiap stasiun pengamatan Gambar 6 menunjukkan bahwa stasiun 2 7,7 mempunyai nilai pH yang
tinggi dan nilai pH terendah terdapat di stasiun 1 dan 3 7,4. Nilai rata-rata pH di setiap stasiun pengamatan cenderung bersifat netral dan nilai pH tidak terlalu
bervariasi atau nilainya hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa perairan Waduk Cirata mempunyai nilai pH yang cenderung bersifat netral dan hal ini juga
erat kaitannya dengan lokasi di sekitar waduk cirata yang berbatu-batu dan bersubstrat pasir khususnya di stasiun 2 nilai pH-nya tertinggi. Fluktuasi pH air
sangat ditentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula.
Pada suatu perairan nilai pH ditentukan oleh interaksi berbagai zat dalam air. Jadi semakin banyak air sebagai pelarut akibat hujan, maka pengaruh untuk
nilai pH air yang ditimbulkan oleh interaksi berbagai zat dalam air tersebut semakin kecil. Dampak yang ditimbulkan apabila kondisi perairan yang bersifat
sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan
respirasi dan suatu perairan yang mempunyai nilai pH tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amonia dalam air terganggu. Kenaikan pH di
atas netral akan meningkatkan konsentrasi amonia yang juga bersifat toksik bagi organisme. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umum berkisar
antara 7 sampai 8,5 Barus, 2001. Nilai pH di perairan Waduk Cirata di setiap stasiun pengamatan sesuai
dengan kriteria mutu air peruntukannya untuk budidaya ikan berdasarkan kriteria mutu air kelas 2 dan 3, yaitu sekitar 6 – 9 PP. No. 82 Tahun 2001.
4.1.5. Amonia NH