Bahan dan Alat 27 9.96 Alkalinitas Rata-rata 7.4 7.4 7.5 7.43

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Waduk Cirata dengan 2 tahap. Penelitian Tahap I merupakan penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan makrozoobentos dan jenis kandungan logam berat yang terdapat dalam makrozoobentos. Penelitian Tahap II merupakan kelanjutan dari Penelitian Tahap I. Berdasarkan Penelitian Tahap I ditentukan jenis logam berat yang akan diteliti, yaitu: Timbal Pb dan Seng Zn. Penetapan 2 jenis logam berat tersebut dilakukan berdasarkan nilai konsentrasi yang dominan tertinggi dari 4 jenis logam berat yang dianalisis, antara lain: Cr 16,25 mgkg, Cu 17,99 mgkg, Pb 38,82 mgkg, dan Zn 57,10 mgkg. Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2006 sampai bulan Maret 2007. Pengambilan contoh air, sedimen, dan makrozoobentos dilakukan di muara sungai atau Waduk Cirata. Adapun Lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 2.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh air, sedimen, dan makrozoobentos dari setiap pengamatan penelitian, air destilasi, dan bahan kimia baik untuk analisis logam berat, analisis kualitas air maupun untuk keperluan pengawetan. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah petersen grab, botol sampel, freezer, saringan, peralatan analisis kimia, pH meter, termometer, turbidimeter, spectrofotometer, dan AAS Atomic Absorbsion Spectrophotometer .

3.3. Prosedur Kerja

Parameter Fisika-Kimia Air Pengambilan sampel air langsung menggunakan botol contoh pada kedalaman ± 30 cm. Untuk parameter seperti suhu, pH, kekeruhan, dan alkalinitas pengukuranya secara in situ dan untuk mengukur amonia, nitrat, nitrit, dan kandungan logam Pb dan Zn dilakukan di laboratorium Proling Produktifitas dan Lingkungan Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor. Parameter Kimia Sedimen Pengambilan contoh sedimen dilakukan dengan menggunakan petersen grab . Contoh sedimen yang telah diambil, dimasukkan ke dalam kantong plastik dan selanjutnya diukur kandungan logam berat dengan menggunakan AAS di laboratorium Kimia Tanah Kabupaten Bogor. Parameter Biologi Pada setiap lokasi penelitian dilakukan pengambilan contoh makrozoobentos dengan menggunakan petersen grab. Selanjutnya dilakukan penyortiran makrozoobentos yang terdapat dalam sedimen atau lumpur dengan menggunakan saringan. Contoh makrozoobentos tersebut dimasukkan ke dalam wadah plastik dan ditambahkan larutan formalin 4 + asam asetat glacial + metil alkohol 70 dengan perbandingan 2 : 2 : 1 sebagai bahan pengawet dan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis kandungan logam berat Pb dan Zn. Identifikasi berbagai jenis makrozoobentos yang ditemui pada setiap stasiun pengamatan dilakukan dengan menggunakan berbagai buku kunci identifikasi. Identifikasi dilakukan dengan bantuan buku determinasi jenis-jenis bentos seperti: Pennak 1953, Wegner dan Lieftinck 1956. Untuk lebih jelasnya parameter- perameter kualitas air, sedimen, biota yang diamati, dan alat yang digunakan serta tempat dilakukan analisis pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6. 33 1 2 5 3 4 Gambar 2. Peta lokasi pengambilan sampel di Waduk Cirata Pengambilan sampel air, sedimen, dan makrozoobentos ditetapkan di 5 stasiun yaitu: 1. Stasiun 1 : Batas zona bahaya dan terlarang aktivitas budidaya ikan sistem Keramba Jaring Apung KJA dan lainnya hingga ke Intake- DAM, berarus kuat dan dalam Termasuk Kabupaten Purwakarta 2. Stasiun 2 : Muara Sungai Cikundul, dimana terdapat aktivitas manusia seperti: budidaya ikan sistem KJA, pertanian sawah Termasuk Kabupaten Cianjur 3. Stasiun 3 : Muara Sungai Cibalagung, dimana terdapat pariwisata Janghari, tempat bongkar muat bibit dan hasil panen ikan sistem KJA, dan permukiman Termasuk Kabupaten Cianjur 4. Stasiun 4 : Muara Sungai Cisokan terdapat KJA, pertanian, dan permukiman Termasuk Kabupaten Cianjur 5. Stasiun 5 : Muara Sungai Citarum terdapat KJA, bagian hulunya terletak Waduk Saguling Termasuk Kabupaten Bandung Sumber: Bagian lingkungan BPWC 2006 Tabel 6. Parameter-parameter kualitas air, sedimen, dan biota air yang diamati Parameter Satuan Peralatan Tempat Analisis Kualitas Air Fisika Air 1. Suhu air 2. Kekeruhan o C NTU Termometer Turbidimeter Lapangan Lapangan Kimia Air 1. Alkalinitas 2. pH 3. NH 3 4. Nitrit 5. Nitrat 6. Pb 7. Zn mgl CaCO 3 - mgl mgl mgl mgl mgl Titrimetrik pH- meter Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer AAS AAS Lapangan Lapangan Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Sedimen Kimia Sedimen 1. Pb 2. Zn mgkg mgkg AAS AAS Laboratorium Laboratorium Biota Air Kimia Biota Air 1. Pb 2. Zn mgkg mgkg AAS AAS Laboratorium Laboratorium Struktur Komunitas Makrozoobentos 1. Kepadatan kelimpahan 2. Indeks Keanekaragaman 3. Keseragaman 4. Indeks Dominansi Individum 3 H 1 E C Buku Identifikasi Bentos Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium 3.4. Analisis Data

3.4.1. Kondisi Perairan Secara Fisika-Kimia dan Biologi Air

Hasil analisis parameter fisika-kimia air pada setiap stasiun pengamatan di Waduk Cirata dibandingkan dengan nilai yang direkomendasikan oleh PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Sedangkan untuk mengetahui kondisi perairan secara biologi dilakukan perhitungan atau analisis struktur komunitas makrozoobentos dengan menentukan komposisi, kepadatan kelimpahan, keanekaragaman H’, keseragaman E, dan dominansi C spesies. Komposisi unit determinasi spesies makrozoobentos menggambarkan kekayaan spesies makrozoobentos yang terdapat di lingkungan. Komposisi per stasiun secara relatif dijabarkan dalam persentase sebagai proporsi spesies makrozoobentos dalam kelompok determinasi kelas yang ditemukan di setiap stasiun. Kepadatan kelimpahan Kelimpahan spesies makrozoobentos didefenisikan sebagai jumlah individu satu spesies per stasiun, biasanya dalam satuan meter persegi Odum, 1971. Secara matematis kelimpahan dapat dijabarkan sebagai berikut: K = b xa 10000 Dimana : K = Kelimpahan makrozoobentos individum 2 a = Jumlah makrozoobentos yang dihitung individu b = luas buka mulut Ekman Grab cm 2 Nilai 10000 adalah nilai konversi dari m 2 ke cm 2 Indeks Keanekaragaman H Untuk menghitung keanekaragaman jenis makrozoobentos dari setiap contoh yang diperoleh digunakan metode Shannon-Wiener. Data makrozoobentos sebagai indikator keadaan lingkungan, dianalisis dengan menggunakan indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener H’ dengan rumus sebagai berikut Krebs, 1989 dengan formula: n H = - Σ pi log 2 pi i = 1 Dimana : H = Indeks keanekaragaman pi = Perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dan jumlah total individu niN n = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah total individu Nilai indeks mempunyai beberapa kisaran nilai tertentu, yaitu: H 3,32 = Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu tiap spesies rendah dan stabilitas komunitas rendah 3,32H 9,97 = Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap spesies sedang dan stabilitas komunitas sedang H 9,97 = Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap spesies tinggi Keseragaman E Menghitung keseragaman individu makrozoobentos digunakan indeks keseragaman E sebagai berikut Krebs, 1989 : E = max H H Dimana : E = Indeks keseragaman Evenness H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H max = keanekaragaman maksimum log 2 s s = Jumlah spesies Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0 dan 1. Nilai E semakin kecil menunjukkan bahwa semakin kecil pula regularitas populasinya, hal ini berarti bahwa penyebaran individu setiap spesies tidak sama atau cenderung satu spesies mendominasi dan apabila nilai E mendekati nilai 0, maka penyebaran individu tidak merata atau terdapat sekolompok spesies tertentu yang dominan. Indeks dominansi Untuk menghitung adanya dominansi jenis makrozoobentos yang mendominasi perairan, digunakan indeks dominansi Simpson Odum, 1971 dengan formula: s C = Σ niN 2 i - 1 Dimana : C = Indeks dominansi ni = Jumlah individu spesies N = Jumlah total individu setiap spesies Nilai indeks dominan C mempunyai kisaran antara 0 – 1. Semakin mendekati nilai 1, berarti semakin tinggi tingkat dominansi oleh spesies tertentu. 37 S xy √ S x 2 S y 2

3.4.2. Hubungan Antar Kandungan Logam Pb dan Zn Dalam Air dan Sedimen dengan Makrozoobentos

Untuk mengetahui keeratan hubungan antar kandungan logam Pb dan Zn di air, sedimen, dan makrozoobentos akan dibuat analisis regresi dan korelasinya Mattjik dan Sumertajaya, 2002. Adapun koefisien korelasinya dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: r = Keterangan : r = Koefisien korelasi S xy = Sebaran nilai pengamatan x dan y S x 2 = Keragaman nilai x S y 2 = Keragaman nilai y ∑ x i - x y i – y S xy = n - 1 ∑ x i - x 2 S x 2 = n - 1 ∑ y i - y 2 Sy 2 = n - 1 DAFTAR PUSTAKA APHA American Public Health Association. 1989. Standard Method For the Examination of Water and Waste Water. 17 ed. APHA. American Water Works Association AWWA and Water Pollution Control Federation WPCF Washington DC. 1035 HAL. Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir. [Falsafah Sains]. Program Pascasarjana IPB, Bogor. Astuti H dan Y. Trihadiningrum. 2000. Pengujian Indeks Biotik Dengan Hewan Makroinvertebrata Untuk Penentuan Kualitas Kali Surabaya. Jurnal Kimia Lingkungan, Vol. 1, No. 2. hal. 108 – 114. Bachtiar B. 1994. Pengaruh Limba Organik Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Lingkungan Perairan Pesisir Studi Kasus Pada PP Tambak Inti Rakyat, Karawang. [Tesis]. Program Pascasarjana IPB. Bogor. [BPWC] Badan Pengelola Waduk Cirata. 2004. Ada Logam Berat Di Cirata dan Saguling. Kompas 30 Juli 2004. http:kompas.comkompas- cetak040730Jabar1179716.htm. Barus AT. 2001. Pengantar Limnologi. Direktoral Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Basmi J. 2000. Planktonology “Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan”. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. Boudou AB, Inza S, Hemaire-Gony R, Maury-Brachet M, Odir and F Ribeyre. 1998. Ecotoxicology. New York: John Willey and Sons, Inc. Hal. 451- 479. Boyd CE. 1982. Water Quality Management For Pond Fish Culture. Departement of Fisheries and Allied Aquaculture. Agric. Exp. Sta.Elsevier Sci.Publ. Co Bryan WG. 1976. Heavy Metal Contamination in the Sea. In: Marine Pollution. Editor: Johnston Academic Press. London. Buchanan JB and Kain JM. 1991. Measurement of Physical and Chemical Enviroment. Methods for Study of Marine Bentos. In: N.A Holmedan Mclntyre. Blackwell Scientific Publication Oxford and Edinburg. IRB Handbook no. 16. London Blackweel Science Ltd. Clark JW, Viersmann W, and Hammer MJ. 1977. Water Supply and Pollution Control. Harper and Raw Publishing, New York. Clark RB. 1986. Marine Pollution. Clarendon Press. Oxford. 215 p. Connell WD and JG Miller. 2006. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Y. Koestoer [Penerjemah]. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 520 hal. Dahuri R, RJ Ginting dan MJ Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Yakarta. Damaiyanti Y. 1997. Kandungan logam Berat dalam Sedimen di Perairan Estuaria Kuala Tungkal, Dati I Propinsi Jambi. Laporan Praktek Lapang. Program Studi Ilmu Kelautan, FPIK IPB. Bogor. Darmono. 1995. Logam Dalam Biologi Makhluk Hidup. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 140 hal. -----------. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Universitas Indonesia. Jakarta. 179 hal. Dennis B and GD Patil. 1977. The Use of Community Diversity Indices for Monitoring Trends in Water Pollution Impacts. Tropical Ecology 18: 36 – 51. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Pencemaran Logam Berat di Waduk Cirata dan Saguling. Laporan Bulanan Ditjen Perikanan Budidaya, Juni 2003. Kompas 12 Juni 2003. http:www.pili.or.idnews2003indincl6_33b.htm Djunaidi SO. 2000. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai DAS Terpadu dan Kaitannya Dengan Kelestarian Fungsi Danau dan Waduk. Prosiding Semiloka Nasional Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau dan Waduk. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung. hal. I:210-222. Edwar, F Ahmad, dan Marsaoli M. 2005. Pemantauan Kandungan Logam Berat dalam Sedimen di Perairan Selat Makassar. Jurnal Teknik Lingkungan Edisi Khusus Oktober 2005, hal: 241 – 256. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.Kanisius. Yogyakarta. 258 hal. Emiyarti. 2004. Karakteristik Fisika-Kimia Sedimen dan Hubungannya dengan Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Teluk Kendari. [Thesis]. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor Fergusson JE. 1990. The Heavy Elements: Chemistry, Enviromental Impact and Health Effect. Pergamon Press. New York. Fitriati M. 2004. Bioakumulasi Logam Berat Raksa Hg, Timbal Pb, dan Kadmium Cd pada Kerang Hijau Perna Viridis yang Dibudidayakan di Perairan Pesisir Kamal dan Cilincing Jakarta. [Thesis]. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. Friedman GM and JE Sanders. 1978. Principles of Sedimentology. John Wiley and Sons, New York. Garno SY. 2002. Dinamika dan Status Kualitas Air Waduk Multiguna Cirata. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, Vol. 4 No. 4 Humas-BPPT. hal.1-8. Gross GM. 1978. Oceanography. A View of The Earth. Prentice Hall Inc. New Jerswy. Haeruddin. 2006. Analisis Terpadu Sedimen Dalam Penetapan Status Pencemaran Perairan estuaria Wakak-Plumbon Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB. Halstead BW. 1972. Toxicity of Marine Organism Caused by Pollution. In: Marine Pollution and Sealife, FAO Fishes News Book Ltd. England. Hardjojo B dan Djokosetiyanto. 2005. Pengukuran dan Analisis Kualitas Air. Edisi I, Universitas Terbuka. Jakarta. Heslop R and DL Robinson. 1960. Inorganik Chemistry. Elsevier Publishing Company. 360 p. Ilyas SA, Hardjamulia ES, Kartamihardja K, Purnomo DWH, Tjahjo dan F Cholik. 1990. Petunjuk Teknis Pengelolaan Perairan Umum Bagi Pengembangan Perikanan. Seri Pengembangan Hasil Penelitian Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Ismail W dan Wardoyo SE. 1998. Peningkatan Produksi Ikan Melalui Penerapan Teknologi Budidaya Keramba Jaring Apung KJA di Perairan Umum dan Pantai laut. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia II. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Bekerja sama Dengan Japan Internasional Cooperation Agency, Universitas Hasanuddin, Dinas Perikanan Dati I Sul-Sel, Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia dan Himpunan Mahasiswa Perikanan. Ujung Pandang, 2-3 Desember 1997. hal. 183 – 191. Jutting WSS. Van Bethen. 1956. Revision of Fres Water Gastropoda. Treubia. 534 hal Kartamiharja SE. 1998. Pengembangan dan Pengelolaan Budidaya Ikan Dalam Keramba Jaring Apung Ramah Lingkungan di PERAIRAN Waduk dan Danau Serbaguna. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia II. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Bekerja sama Dengan Japan Internasional Cooperation Agency, Universitas Hasanuddin, Dinas Perikanan Dati I Sul-Sel, Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia dan Himpunan Mahasiswa Perikanan. Ujung Pandang, 2-3 Desember 1997. hal. 174 – 182. 413. 87 Koesoebiono. 1979. Dasar - Dasar Ekologi Umum. Bagian IV Ekologi Perairan. sekolah pascasarjana IPB Bogor. Krebs CJ. 1989. Ecological Methodology. Harper Collins. Publisher, New York. Kusumahadi SK. 1998. Konsentrasi Logam Berat Pb, Cr, dan Hg Dalam Badan Air dan Sedimen serta Hubungannya Dengan Keanekaragaman Plankton, Bentos, dan Ikan di Sungai Ciliwung. [Disertasi]. Doktoral Program Pascasarjan Institut Pertanian Bogor. Langston WJ and GW Bryan. 1992. Bioavailability, Accumulasi and Effects of Heavy Metal in Sediments Wits Special. Reference to United Kingdom Estuaries: a review Enviromental Pollutant. Vol. 76: 89-131. Laws EA. 1981. Aquatic Pollution Introductory Text. Joh Willey and Sons Inc. New York. Lee CD, SB Wang and CL Kuo. 1978. Benthic Macro Invertebrates and Fish as Indicator of Water Quality, with References to Community Diversity Index Bull. C. Sci; 233 – 238. Lismana I. 2006. Struktur Komunitas Makrozoobentos Dan Kaitannya Dengan Kandungan Logam Berat Pb, Cu, dan Cd Pada Air, Sedimen di Waduk Cirata, Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB. Manahan SE. 2002. Enviromental Chemistri. Seventh Edition. Lewis Publisher. New York. Marsambuana A dan P Gunarto. 2004. Keragaman Makrozoobenos Dalam Hubungannya Dengan Substrat di Kawasan Tambak Kabupaten Mamuju. Jornal Penelitian Perikanan Indonesia. [Edisi Akuakultur]. Vol. 101. hal 1 – 11. Mattjik AA dan Sumertajaya MI. 2002. Perancangan Percobaan Dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I edisi kedua. IPB Press. 282 hal. Mokoagouw D. 2000. Kajian Peredaran Logam Berat Hg, Cd, Cu, Pb dan Zn pada Perairan Pantai Di Kotamadya Bitung Propinsi Sulawesi Utara. [Disertasi]. Program Pascasarjana IPB, Bogogr. Muhajir, Edwar, dan F Ahmad. 2004. Akumulasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Cr dalam Redimen di Muara Sungai Cisadane Ciliwung dan Citarum Teluk Yakarta. Jurnal Ilmiah Sorihi, vol 31: 83 – 98. 88 Nurifdinsyah J. 1993. Studi Kualitas Sungai Cikarnggelam Menggunakan Makrozoobentos Sebagai Indikator Pencemaran Lingkungan Perairan. [Tesis]. Progaram Pascasarjana IPB. Bogor. Odum E P. 1971. Dasar-dasar Ekologi. Diterjemahkan oleh T. Samingan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 696 h. Odum EP. 1998. Fundamental of Ecology. Philadelphia, WB Sounders. Oey BL, RE Soeriaatmadja, W Parjatmo. 1978. Faktor lingkungan Penentu dalam Ekosistem Sungai. Seminar Pengendalian Pencemaran Air Dirjen. Pengairan Dept. PU-RI. Bandung. Oktavianus dan IRS Salami. 2005. Uptake dan Depurasi Logam Timbal Pb Pada Ikan Nila Oreochromis niloticus. Jurnal Kimia Lingkungan, Vol.6, No.2. hal. 75 – 81. Palar H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta. 152 hal. Pennak WR. 1953. Fresh Water Invertebrates of The United States. The Ronald Press Company, New York. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Perkins EJ. 1974. The Biology of Estuaries and Coastal Waters. Academic Press. London. Rhoods DC. 1974. Organism Sediment Relation in Oceanography and Marine Biology. Barnes H, Editor. London; George Allen and Unwin. Rompas RM. 1998. Kimia Lingkungan. Tarsito. Bandung. Saeni SM. 1989. Kimia Lingkungan [Bahan Pengajaran]. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati IPB. Bogor. 151 hal. Sanusi HS, S Syamsu dan S Sarjirun. 1985. Kandungan dan Distribusi Logam Berat Pada Berbagai Komoditi Ikan Laut yang Di salurkan lewat TPI Pasar Ikan Jakarta. FPIK IPB, Bogor. Sanusi HS. 1985. Akumulasi Logam Berat Hg dan Cd pada Tubuh Ikan Bandeng Chanos-chanos Forskal. [Disertasi]. Fakultas Pascasarjana IPB Bogor. Simkiss K and Mason AZ. 1983. Metal Ions: Metabolic and Toxic Effects. In the Mollusca: Envorimental Biochemistry and Physiology Vol. 2. Academic Press. Toronto. 89 Sitorus H. 2004. Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan Yang Mempengaruhi Akumulasi Logam Berat Timbal Pb Dalam Tubuh Kerang di Perairan Pesisir Timur Sumater Utara. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Departemen MSP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Juni 2004. Jilid 11, No. 1. hal. 53 – 60. Sudarjat UH. 2000. Pengelolaan dan Pemanfaatan Waduk Saguling dan Cirata Dalam Menunjang Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bandung. Prosiding Semiloka Nasional Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau dan Waduk. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung. hal. III:138-148. Suwignyo P. 1981. Pengelolaan Perikanan di Waduk Danau Buatan. Seminar Perikanan Perairan Umum. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Jakarta. Triastutiningrum ED dan Oginawati K. 2005. Kontaminasi Logam Berat Pada Pakan Ikan dan Ikan Nila Oreochromis niloticus. Jurnal Teknik Lingkungan Edisi Khusus Oktober 2005, hal: 181 -189. Wardhana AW. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Dengan Kata Sambutan Menteri Negara Lingkungan HidupKepala BAPEDAL. Yogyakarta. 459 hal. Wegner RMA and Lieftinck AM. 1996. Treubia. A Journal of Zoology, Hydrobiology and Oceanography of the Indo-Australian Archipelago. Museum Zoology Bogoriense, Vol. 23- Part 1-2. Wilhm JF. 1975. Biological Indicators of Pollution. In BA Whitton Ed River Ecology. Blacwell Scientific Publication. Oxford. Wood MS. 1992. Subtidal Ecology, Sydney. Edward Arnoldpty Ltd. Yoga PG dan Sudarso Y. 1999. Toksisitas Akut Beberapa Senyawa Logam Berat Terhadap Siput Hydrobia sp. Tema: Peranan Toksikologi Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Dan Kesehatan Memasuki Abad 21. Prosiding Kongres Himpunan Toksikologi Indonesia, Juli 2002. hal II-30- 37. Jakarta. 162 hal. 90 LAMPIRAN 91 Lampiran 1 Hasil pengukuran nilai parameter fisika-kimia air berdasarkan stasiun dan ulangan selama penelitian di Waduk Cirata Stasiun Penelitian Parameter Ulangan 1 2 3 4 5 Rata-rata Baku Mutu PP. No. 82 Thn 2001 Kelas 2 dan 3 1 29 30 30 29 30 29.6 Suhu o C 2 28 29 29 29 28 28.6 Suhu perairan alami 3 29 30 30 29 30 29.6 Rata-rata 28.7 29.7 29.7 29 29.33 1 3,03 3,87 3,87 32,2 12,5 11.09 Kekeruhan 2 3,21 4,5 13 44,8 10,39 15.18 NTU 3 6 4 22 4 7 8.4 Rata-rata 4.08 4.12

12.62 27 9.96 Alkalinitas

1 101 98.5 93.5 86.7 102 96.34 mgl CaCO 3 2 95.65 97.73 84.62 98.6 107.2 96.76 - 3 104.92 104.9 120,6 120 108.58 111.804 Rata-rata 100.52 100.38 99.58 101.58 105.93 1 7 8 8 8 8 7.8 pH 2 6,9 7 7 7 7 6.98 6 - 9 3 8,3 8,06 7,20 7,50 7,30 7.7 Rata-rata 7.4 7.7 7.4 7.5 7.43 92 1 0,477 0,191 0,191 0,043 0,013 0.183 Amonia NH 3 2 0,377 1,205 0,835 0,809 0,684 0.782 0,5 mgl mgl 3 0,542 0,451 0,330 0,458 0,381 0.432 Rata-rata 0.465 0.616 0.452 0.44 0.36 1 0,0903 0,022 0,064 0,045 0,024

0.05 Nitrit NO

2 2 0,012 0,088 0,134 0,012 0,047 0.059 0.06 mgl mgl 3 0,001 0,001 0,001 0,007 0,001 0.0022 Rata-rata 0.034 0.037 0.067 0.02 0.024 1 0,0273 0.226 0,290 0,168 0,145 0.171 Nitrat NO 3 2 0,027 1,149 0,432 0,535 0,253

0.48 10 mgl

mgl 3 0,220 0.333 0,922 0,563 0,910

0.59 Rata-rata 0.0914 0.57 0.548 0.42 0.436

93 Lampiran 2 Data debit air total air masuk m 3 detik di perairan Waduk Cirata berdasarkan ulangan selama pengamatan Sumber: PT. Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Cirata 50 100 150 200 250 300 350 27 pe b - 07 28 pe b- 7 1-M ar-0 7 2- M ar-0 7 3-M ar-0 7 4- M ar-0 7 5-M ar-0 7 6- M ar-0 7 7-M ar-0 7 8- M ar-0 7 9-M ar-0 7 10- M ar -07 11- M ar-0 7 12- M ar -07 13- M ar-0 7 14- M ar -07 15- M ar-0 7 16- M ar -07 17- M ar-0 7 18- M ar -07 19- M ar-0 7 20- M ar -07 21- M ar-0 7 22- M ar-0 7 23- M ar -07 24- M ar-0 7 25- M ar -07 26- M ar-0 7 27- M ar -07 28- M ar-0 7 29- M ar -07 30- M ar-0 7 31- M ar -07 Waktu pengambilan sampel T ot al ai r M as uk m 3 det 1 2 3 94 Lampiran 3 Kandungan logam Pb pada air, sedimen, dan makrozoobentos menurut stasiun dan ulangan di perairan Waduk Cirata Stasiun Penelitian Parameter Ulangan 1 2 3 4 5 Rata-rata Baku Mutu PP. No. 82 Thn 2001 kelas 2 dan 3 1 0.02 0.01 0.01 0.01 0.02 0.014 Air 2 0.03 0.02 0.02 0.02 0.03 0.024 0.03 mgl 3 0.014 0.01 0.02 0.01 0.013 0.014 0.0213 0.013 0.017 0.01 0.012 1 42 48 48 40 34

42.4 Sedimen