variabel gejala stres terdiri dari 10 pernyataan dan diperoleh bahwa semua pernyataan valid. Variabel kinerja karyawan terdiri dari 6 pernyataan dan
diperoleh hasil semua pernyataan tersebut valid. Nilai hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pengujian validitas dan reliabilitas juga dilakukan dengan aturan dalam SEM. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
indikator mampu mengukur variabel laten dan kekonsistenan variabel indikator dalam mengukur variabel laten. Berdasarkan perhitungan diperoleh
semua variabel indikator memiliki nilai t-value diatas 1.96 tingkat signifikansi 5 yang berarti bahwa semua variabel indikator valid.
Reliabilitas yang tinggi menunjukan bahwa indikator mempunyai kekonsistenan yang tinggi dalam mengukur variabel laten. Pengujian
reliabilitas model dihitung dengan menggunakan rumus construct reliability dan variance extracted
. Pada lampiran 5 dapat dilihat bahwa seluruh nilai construct reliability
dari ketiga variabel laten telah memiliki nilai yang baik yaitu diatas 70. Sedangkan nilai variance extracted dari ketiga variabel
laten telah memiliki nilai yang baik yaitu diatas 50. Hal ini menunjukkan indikator-indikator tersebut cukup handal dalam mengukur masing-masing
variabel laten secara bersama.
4.7. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil survey dari 137 orang responden, dapat dilihat bahwa 89 orang responden berada pada bagian Delivery Centre DC dan 48
orang responden lainnya berada pada bagian Kantor Pos KP. Jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 123 orang responden
90 dan 14 orang responden 10 berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan karyawan yang bekerja di perusahaan ini mayoritas berjenis
kelamin laki-laki. Sebaran usia responden yang paling dominan berkisar antara 40-49
tahun yaitu sebanyak 48,2, sebanyak 37.2 berusia 30-39 tahun, sebanyak 8,8 berusia 20-29 tahun, responden lainnya yang berusia lebih dari 50
tahun sebesar 5,8 persen.
Hasil dari penelitian pada Tabel 3 menunjukan bahwa 65 merupakan karyawan yang menamatkan sekolahnya sampai jenjang SMA,
sebesar 24 adalah SMP, sebesar 6 adalah lulusan S1 dan sebesar 5 adalah lulusan D3.
Lama masa kerja pada umumnya menunjukan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang. Menunjukan bahwa lama kerja
responden sebagian besar antara 11-20 tahun yaitu sebesar 49, responden yang lama bekerja lebih dari 21 tahun sebesar 47 dan 16.7 sisanya
adalah karyawan yang lama kerjanya baru berkisar antara 1-10 tahun. Gaji yang diterima oleh responden antara Rp. 1.000.000–
1.500.000 sebanyak 67 responden 49, lebih dari Rp. 1.500.000 sebanyak 47 responden 34.3, dan gaji yang berkisar antara Rp. 500.000 –
1.000.000 sebanyak 23 responden 16.7.
Tabel 3. Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Frekuensi
Persentase
Delivery Centre DC 89
65 Bagian
Kantor Pos KP 48
35 Laki-laki
123 90
Jenis Kelamin
Perempuan 14
10 20-29 tahun
12 8.8
30-39 tahun 51
37.2 40-49 tahun
66 48.2
Umur Tahun
50 tahun 8
5,8 Sekolah Menengah Pertama
33 24
Sekolah Menengah Atas 89
65 D3
7 5
Tingkat Pendidikan
S1 8
6 1-10 tahun
23 16,7
11-20 tahun 67
49
Lama Kerja
21 tahun 47
34, Rp. 500.000- 1.000.000
23 16,7
Rp. 1.000.000- 1.500.000 67
49
Gaji
Rp. 1.500.000 47
34,3
4.8. Karakteristik Responden dengan Stres Kerja
Setelah mengetahui jumlah karyawan berdasarkan karakteristik tertentu yaitu bagian, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, gaji, dan masa
kerja, selanjutnya akan dilakukan analisis pengaruh karakteristik karyawan terhadap stres kerja dan kinerja. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis tabulasi silang crosstabs yaitu chi-square yang dapat dilihat pada Lampiran 6. Uji chi-square dilakukan terhadap 137 karyawan
yang dijadikan objek pada penelitian ini. Tabel 4. Hasil Uji chi-square antara karakteristik Karyawan dengan Stres
Kerja
Karakteristik Karyawan
Chi-square hitung
df P value
Kesimpulan Jenis Kelamin
82.6 26
0.826 Terima Ho
Umur 53.3
78 0.533
Terima Ho Pendidikan
8.60 78
0.223 Terima Ho
Lama Kerja 96.5
52 0.956
Terima Ho Gaji
16.3 52
0.219 Terima Ho
Berdasarkan hasil uji asosiasi chi –square tabel 4 antara stres kerja dengan karakteristik karyawan diperoleh bahwa karakteristik yang
tidak memiliki hubungan nyata dengan stres kerja yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan, lama kerja dan gaji dengan peluang nyata lebih besar dari 5
P-Value α = 0.05. Hal ini mengidentifikasikan bahwa seluruh
karakteristik karyawan tidak memiliki hubungan dengan stres kerja karyawan. Faktor-faktor organisasional yang menjadi sumber pembangkit
stres kerja stresor bagi karyawan berasal dari lingkungan kerja seperti tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan antar pribadi, struktur
organisasi, kepemimpinan dan siklus hidup organisasi Siagian, 2004. Dapat disimpulkan bahwa stres kerja tidak memiliki hubungan dengan
karakteristik karyawan, karena karakteristik karyawan bukan hal yang mendasari timbulnya stres kerja bagi karyawan di lingkungan kerja. Dengan
demikian, hasil yang diperoleh dari penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Siagian 2004.
4.9. Karakteristik Responden dengan Kinerja Karyawan