dengan apa yang juga diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting Robbins, 1996.
Stres kerja adalah bentuk stres yang diakibatkan oleh suatu pekerjaan, atau suatu kondisi yang timbul akibat interaksi antar
manusia dengan pekerjaannya, ditandai oleh perubahan dalam diri orang tersebut yang menyebabkan penyimpangan dari fungsi yang
normal Soewondo, 1993. Stres tidak sendirinya harus buruk, walaupun stres lazimnya dibahas dalam konteks negatif, stres juga
memiliki nilai positif. Stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, akibatnya pada
karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu kinerja mereka. Stres akan bernilai positif jika karyawan
yang bersangkutan terpacu untuk bekerja lebih baik dari sebelumnya dengan memperbaiki kinerjanya. Stres merupakan suatu peluang bila
stres itu menawarkan perolehan yang potensial Robbins, 1996. Menurut Douglas dalam Ventura 2001, Stres kerja terbagi
dua yaitu stres kerja negatif dan stres kerja positif. Stres negatif biasa disebut Distress dan seringkali menghasilkan perilaku karyawan yang
disfungsional seperti sering melakukan kesalahan, moral yang rendah, bersikap masa bodoh dan absen tanpa keterangan. Di sisi lain, stres
positif atau biasa disebut Eustress menciptakan tantangan dan perasaan untuk selalu berprestasi serta berperan sebagai faktor
motivator yang kritis bagi banyak karyawan.
2.2.2. Sumber-sumber Pembangkit Stres stresor
Berbagai sumber stres stresor berasal dari pekerjaannya dan luar pekerjaan. Stres yang berasal dari pekerjaan dapat dilihat dari
individunya sendiri dan dari lingkungan yang dapat mempengaruhi individu. Sedangkan untuk stres yang berasal dari luar pekerjaan yaitu
seperti masalah keuangan, keluarga dan lingkungan di sekitar keluarga Siagian, 1995. Faktor-faktor penyebab stres karyawan antara lain
yaitu beban kerja yang sulit dan berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar, waktu dan peralatan kerja yang
kurang memadai, konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja, balas jasa yang terlalu rendah, serta masalah-masalah
keluarga Hasibuan, 2002. Menurut Douglas dalam Ventura 2001 seringkali stres
timbul karena adanya perubahan sehingga menganggu keseimbangan tubuh manusia atau dapat pula karena adanya tekanan-tekanan yang
bersifat fisik maupun psikologis. Hal ini akan berakibat negatif terhadap kinerja karyawan apabila yang terjadi adalah Distress stres
kerja negatif. Tiga hal yang seringkali menjadi sumber timbulnya Distress
yaitu konflik peran role conflict, ambiguitas peran role ambiguity, dan perbedaan beban kerja work load variance.
Robbins 1996 mengidentifikasikan tiga perangkat faktor yaitu lingkungan, organisasional dan individual yang bertindak
sebagai sumber potensial dari stres. Ketiga faktor tersebut mengarah ke stres yang aktual bergantung pada perbedaan individual. Bila stres
dialami oleh seorang individu, gejalanya dapat muncul sebagai keluaran atau hasil fisiologis, psikologis dan perilaku. Hal ini
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Suatu Model Stres Robbins, 1996
2.2.3. Gejala-gejala Stres
Menurut Gibson et al 1997 jika stres bersifat sementara dan ringan, kebanyakan orang dapat mengatasinya atau sekurang-
kurangnya dapat mengatasi pengaruhnya dengan cepat. Berbeda dengan stres temporer, beberapa tekanan yang datang berlarut-larut
dalam jangka waktu yang sama menimbulkan tubuh tidak dapat atau tidak berkemampuan menghadapi stres, atau disebut pemadaman
burnout, dimana karyawan menderita kelelahan kronis, kebosanan, depresi, dan menarik diri dari pekerjaan. Hal ini menyebabkan
karyawan menjadi lebih gampang mengeluh, menyalahkan orang lain bila ada masalah, lekas marah dan sinis tentang karier mereka.
Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah,
agresif, tidak dapat relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif Hasibuan, 2002.
Faktor lingkungan
• Ketidakpastian ekonomi • Ketidakpastian politik
• Ketidakpastian teknologi
Faktor organisasi
• Tuntutan tugas • Tuntutan peran
• Tuntutan hubungan antar pribadi
• Struktur organisasi
•
Kepemimpinan
organisasi • Tahap hidup organisasi
Faktor individu
• Masalah keluarga • Masalah ekonomi
• Kepribadian
Perbedaan individu
• Persepsi • Pengalaman
pekerjaan • Dukungan social
• Kedudukan control • Sikap bermusuhan
Stres yang dialami Gejala fisiologis
• Sakit kepala • Tekanan darah
tinggi • Penyakit jantung
Gejala psikologis
• Kecemasan • Murung
• Berkurangnya kepuasan kerja
Gejala perilaku
• Produktivitas • Kemangkiran
• Tingkat keluarnya karyawan
Sumber Potensial KonsekuensiGejala
Menurut Robbins 1996 seorang individu yang mengalami tingkat stres yang tinggi dapat mengalami tiga kategori gejala umum
yaitu : 1 Gejala fisiologis :
perubahan dalam
metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernapasan, meningkatkan
tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung.
2 Gejala
psikologis : ketidakpuasan, ketegangan, kecemasan,
mudah marah, kebosanan dan suka menunda-nunda. 3 Gejala perilaku
: perubahan dalam produktivitas, absensi, tingkat keluarnya karyawan, perubahan dalam kebiasaan makan,
meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur.
2.2.4. Tindakan-tindakan untuk Mengurangi Stres