1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Belum teridentifikasinya kondisi tingkat stres kerja dan kinerja karyawan.
2. Belum jelasnya pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. 3. Belum teridentifikasinya besar pengaruh indikator stres kerja dan
kinerja karyawan. 4. Belum jelasnya upaya pencegahan stres kerja menurut persepsi
karyawan dan menurut persepsi pihak manajemen perusahaan.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis kondisi tingkat stres kerja dan kinerja karyawan. 2. Menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan.
3. Menganalisis besar pengaruh indikator stres kerja dan kinerja karyawan. 4. Mengidentifikasi upaya pencegahan stres kerja menurut persepsi
karyawan dan menurut persepsi pihak manajemen perusahaan. 5. Merekomendasikan alternatif solusi untuk pencegahan stres kerja guna
meningkatkan kinerja karyawan
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan yang tepat untuk mengurangi resiko timbulnya stres karyawan dalam upaya
meningkatkan kinerja karyawan. 2. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan dapat mengaplikasikan ilmu serta pengetahuan yang di peroleh saat
kuliah terutama mengenai teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia,
khususnya yang berkaitan dengan perilaku organisasi dan kinerja karyawan.
3. Bagi pembaca Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan
pertimbangan bagi pembaca serta peneliti-peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian mengenai tema yang sama lebih lanjut.
1.5. Batasan Masalah
Stres kerja terbagi dua yaitu stres kerja negatif dan stres kerja positif. Stres kerja negatif biasa disebut Distress dan seringkali menghasilkan
perilaku karyawan yang disfungsional seperti a sering melakukan kesalahan, b moral yang rendah, c bersikap masa bodoh dan d absen
tanpa keterangan. Di sisi lain, stres positif atau biasa disebut Eustress menciptakan tantangan dan perasaan untuk selalu berprestasi serta berperan
sebagai faktor motivator yang kritis bagi banyak karyawan Douglas dalam Ventura, 2001. Konsekuensigejala stres pada pekerjaan meliputi tiga hal,
yaitu gejala fisiologis, gejala psikologis dan gejala perilaku Robbins, 1996. Untuk menyederhanakan permasalahan agar pembahasan masalah
mengarah pada tujuan yang akan dicapai, maka dalam penelitian ini hanya difokuskan pada pengaruh stres kerja negatif Distress terhadap kinerja
karyawan saja. Analisis tidak mempermasalahkan semua sumber potensial pembangkit stres stresor yang berasal dari faktor organisasi, kecuali
a tuntutan tugas, b tuntutan peran, c tuntutan hubungan antar pribadi, dan d kepemimpinan Organisasi, serta hanya menggunakan dua indikator
dari gejala stres pada pekerjaan, yaitu gejala psikologis dan perilaku. Hal ini didasarkan oleh keterbatasan peneliti dalam memperoleh data yang
menunjang untuk gejala fisiologis seperti pengukuran tekanan darah, denyut nadi, kondisi jantung, dan lain-lain dikarenakan sulitnya mengukur indikator
gejala stres fisiologis secara obyektif.
II. TINJAUAN PUSTAKA