3.6.4 Pendugaan parameter sosial
Dalam melakukan pendugaan parameter sosial, maka dilakukan penentuan responden yaitu berdasarkan teknik purposive sampling dengan pertimbangan
bahwa responden dapat mampu berkomunikasi dengan baik dalam mengisi kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan terhadap nelayan yang dianggap
mewakili sifat dari keseluruhan nelayan bagan di Polewali. Jumlah responden yaitu 50 orang meliputi pengusaha bagan, kapten kapal, nelayan ABK,
pedagang penjual ikan, dinas perikanan Kabupaten Polewali Mandar dan stakeholder lainnya.
Adapun parameter sosial yang diamati meliputi penyerapan tenaga kerja, latar belakang pendidikan, penerimaan nelayan terhadap unit penangkapan bagan
dan kelembagaan perikanan bagan.
3.6.5 Analisis kelayakan usaha
Ada dua macam dalam mengevaluasi kelayakan usaha, yaitu analisis finansial dan ekonomi Kadariah 1978. Analisis finansial yang diperhatikan
adalah hasil untuk modal yang ditanam untuk kepentingan badan atau orang yang langsung berkepentingan dengan proyek usaha tersebut. Analisis ekonomi yang
diperhatikan adalah hasil total atau keuntungan yang diperoleh dari semua sumberdaya yang digunakan dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian
secara keseluruhan. UNIDO 1978 mengemukakan bahwa diantara bermacam-macam kriteria
maka analisis biaya manfaat Cost- Benefit Analysis sangat sering digunakan. Kriteria yang digunakan dalam studi biaya-manfaat baik secara finansial maupun
ekonomi. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
1 Return Of Investment ROI
Peluang pengembangan usaha tidak terlepas dari pertimbangan ekonomi, diantaranya besar keuntungan dan lama waktu pengambilan investasi. Return of
investment adalah kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan keuntungan. Perhitungan terhadap ROI dilakukan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang
diperoleh dibandingkan dengan besarnya investasi yang ditanamkan Rangkuti 2001. Rumus yang digunakan dalam menghitung pendapatan usaha adalah :
x100 Investasi
Keuntungan ROI
=
Nilai rasio yang diperoleh akan tergolong ”baik” jika bernilai 25, ”cukup baik” jika bernilai 15 – 25, ”cukup buruk” jika bernilai 5 – 15 dan
”buruk” jika bernilai 5 Rangkuti, 2001.
2 Break Even Point BEP
Break Even Point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu atas dasar produksi dan atas dasar nilai jual dalam rupiah Riyanto 1991.
1 Analisis Break Even Point atas dasar produksi banyaknya hasil
tangkapan dapat dilakukan dengan rumus :
variabel Biaya
penjualan Hasil
Produksi tetap
Biaya BEPton
− ×
=
2 Analisis Break Even Point atas dasar harga jual dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
penjualan Hasil
variabel Biaya
- 1
tetap Biaya
Rp BEP
=
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis dan Topografi