Penyerapan tenaga kerja Latar belakang pendidikan Penerimaan nelayan terhadap unit penangkapan bagan perahu

Cacth per unit effort CPUE secara umum cenderung mengalami peningkatan Gambar 39. Pada tahun 2003 catch per unit effort CPUE terendah yaitu sebesar 81,23 kg per unit sedangkan CPUE tertinggi tahun 2002 sebesar 158,48 kg per unit. y = 2,3565x - 4595,6 R 2 = 0,1158 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 180,00 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Tahun CP U E k g e ff o Gambar 39 Perkembangan catch per unit effort CPUE pada payang tahun 1994- 2003.

5.7 Aspek Sosial

Fenomena mengenai pengkajian aspek sosial nelayan bagan di Polewali merupakan hal yang sangat menarik untuk diamati. Aspek sosial yang dikaji adalah melihat kondisi masyarakat perikanan bagan dan stakeholder lainnya yang menjadi salah satu tujuan untuk pengembangan kegiatan perikanan bagan di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar. Analisis aspek sosial meliputi penyerapan tenaga kerja per unit penangkapan, latar belakang pendidikan, penerimaan nelayan terhadap unit penangkapan bagan, konflik sosial, dan kelembagaan sosial.

5.7.1 Penyerapan tenaga kerja

Penyerapan tenaga kerja dilihat dari jumlah tenaga kerja yang ikut dalam pengoperasian unit penangkapan bagan. Hasil wawancara nelayan menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja dalam satu unit penangkapan bagan berkisar antara 9- 10 orang termasuk di dalamnya kapten kapal. Tetapi diluar dari pengoperasian unit penangkapan bagan maka lebih banyak tenaga kerja yang diserap oleh bagan misalnya kuli angkut hasil tangkapan, penjual ikan, pedagang, dan tenaga kerja yang lain.

5.7.2 Latar belakang pendidikan

Tingkat pendidikan nelayan bagan di Polewali masih tergolong relatif rendah. Pada umumnya tingkat pendidikan secara formal nelayan di Polewali mayoritas SLTP dan SD dan hanya sebagian tamat SLTA. Rendahnya tingkat pendidikan dapat dilihat dengan masih tingginya tingkat pendidikan SD bagi sebagian besar masyarakat nelayan. Hal ini menjadi kendala utama dalam memberdayakan masyarakat nelayan. Tingkat pendidikan yang rendah, memungkinkan kurang bijaksana dalam pemanfaatan sumberdaya hayati laut dan kurang wawasan dalam pengelolaan perikanan.

5.7.3 Penerimaan nelayan terhadap unit penangkapan bagan perahu

Keberadaan unit penangkapan bagan di Polewali memberikan respon yang positif bagi nelayan khususnya masyarakat pesisir begitu pun dengan nelayan alat tangkap lain. Bagi masyarakat pesisir memberikan nilai plus tersendiri karena dengan adanya bagan di Polewali maka banyak masyarakat pesisir yang mencari pekerjaan lewat alat tangkap tersebut misalnya masyarakat pesisir yang putus sekolah profesinya menjadi nelayan bagan ABK, penjual ikan tengkulak, kuli angkut sebagai pengangkut hasil tangkapan dari atas kapal ke pelelangan ikan, pedagang dan aktivitas lain. Sehingga dengan keberadaan bagan di Polewali maka banyak menyerap tenaga kerja dan secara tidak langsung memperluas lapangan pekerjaan khususnya masyarakat pesisir setempat. Persepsi nelayan untuk alat tangkap lain juga memberikan respon yang posistif, artinya keberadaan bagan selama ini tidak memberikan konflik sosial terhadap alat tangkap lain. Namun saling membantu dalam hal penangkapan ikan. Salah satu contoh yaitu nelayan pancing ulur merasa senang karena dapat memancing di sekitar bagan sehingga dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi nelayan pancing ulur. Selain itu, bila nelayan bagan memperoleh hasil tangkapan maka dengan suka rela memberikan hasil tangkapannya sedikit untuk keperluan makan bagi nelayan lain. Sehingga persepsi nelayan alat tangkap lain secara langsung menerima keberadaan bagan di Polewali.

5.7.4 Konflik sosial