Sumber: Nadir, 2000.
Gambar 16 Lampu merkuri dan cara pemasangan. Untuk memudahkan proses penyalaan dan mematikan lampu, maka lampu
dilengkapi dengan saklar yang tersusun rapi pada suatu panel dalam ruang kemudi. Berdasarkan fungsinya lampu yang terdapat pada bagan dibedakan atas
dua yaitu lampu utama untuk menarik ikan yang dipasang di sepanjang katir pada bagan dan lampu sorot yang berfungsi untuk memusatkan ikan pada satu titik
lampu, lampu ini digunakan ketika jaring akan ditarik ke permukaan. Jumlah lampu sorot dua buah masing-masing di pasang pada lambung kanan dan kiri
bagan.
5.3 Pengoperasian Bagan
Pengoperasian bagan terdiri dari 7 tahap, yaitu 1 tahap persiapan; 2 persiapan setting; 3 penurunan jaring; 4 pengamatan keberadaan ikan dalam
air; 5 pengangkatan jaring; 6 pengambilan hasil tangkapan dan 7 kembali ke fishing base Gambar 16.
Sebelum melakukan kegiatan melaut biasanya nelayan melakukan persiapan keberangkatan tahap pertama seperti pemeriksaan pada semua elemen
unit bagan kapal, alat tangkap, lampu, mesin dan menyiapkan kebutuhan perbekalan misalnya bahan bakar, air tawar, bahan makanan, serta persiapan lain
yang dianggap penting agar dalam operasi penangkapan ikan dapat berjalan dengan lancar. Pemeriksaan seluruh elemen unit bagan perahu adalah dengan
memeriksa kelayakan dari elemen-elemen tersebut. Perbekalan untuk kegiatan operasional, ada yang dibawa setiap hari dan ada pula yang telah disiapkan untuk
beberapa hari. Adapun perbekalan yang dibawa setiap hari adalah air tawar, solar,
es balok, bahan makanan seperti gula, kopi, dan rokok. Perbekalan yang disiapkan untuk beberapa hari misalnya oli, garam, beras, serta perbekalan lainnya.
Setelah persiapan, nelayan pun berangkat menuju fishing ground dengan menggunakan bagan perahu. Nelayan mulai berangkat sekitar pukul 16.00-16.30
WITA, tergantung jarak yang akan ditempuh untuk mencapai daerah penangkapan. Kecepatan kapal untuk tiba di daerah fishing ground berbeda-beda
tergantung jenis mesin yang digunakan. Daerah penangkapan ikan yang akan ditempuh biasanya sudah ditentukan oleh kapten kapal sebelum berangkat dan
sudah disepakati oleh anak buah kapal. Daerah penangkapan ikan juga ditentukan berdasarkan banyaknya hasil tangkapan perahu lain. Jarak antara kapal satu
dengan yang lainnya relatif tidak begitu jauh. Setelah tiba di fishing ground sekitar jam 17.00
WITA, jarak tempuh yang dibutuhkan waktu
± 1 jam-2 jam. Setelah tiba di fishing ground atau di sekitar rumpon, kemudian tali kapal utama diikatkan dengan tali rumpon sehingga kapal
tersebut tidak mudah terbawa oleh arus maupun ombak. Kemudian dilakukan persiapan setting.
Persiapan setting adalah semua kegiatan nelayan sebelum melakukan penurunan jaring. Sesampainya kapal di fishing ground, nelayan segera
memeriksa kedalaman perairan dan keadaan arus dengan menurunkan pancing. Kedalaman perairan diperiksa untuk menentukan seberapa jauh alat tangkap akan
diturunkan ke dalam perairan. Kecepatan arus juga perlu diperhatikan untuk menentukan apakah setting dapat dilakukan atau tidak. Menurut Subani dan Barus
1989 kecepatan 0,5 mdetik telah termasuk arus kuat dan apabila hal itu telah ditemui di lapangan maka nelayan hanya dapat melakukan kegiatan memancing
sambil menunggu arus lemah. Setelah matahari mulai terbenam yaitu sekitar pukul 18.00
WITA, lampu- lampu bagan segera dinyalakan. Penyalaan lampu pun dilakukan secara bertahap
yaitu dari lampu bagian paling pinggir sampai bagian paling dalam. Tujuannya adalah agar ikan lebih mudah untuk masuk ke dalam jaring. Selang beberapa jam
sekitar pukul 21.00-24.00 WITA dilakukan penurunan jaring. Kisaran waktu pada
saat lampu dinyalakan dengan penurunan jaring, para nelayan melakukan persiapan khusus atau kegiatan yang lain seperti makan, tidur, memancing, main
catur, perbaikan pancing, minum kopi atau kegiatan lain sambil menunggu jaring tersebut diturunkan. Tetapi pada umumnya mereka melakukan kegiatan
memancing. Penurunan jaring setting dilakukan apabila cahaya bulan sudah tidak
nampak karena ada tidaknya bulan sangat mempengaruhi hasil tangkapan pada bagan. Setelah itu barulah nelayan melakukan pengamatan dengan melihat adanya
tanda-tanda keberadaan ikan di sekitar bagan. Tanda-tanda tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya gelembung udara yang muncul ke permukaan atau
pun dari hasil pancingan yang cukup banyak. Setting dimulai pada bagian kanan lambung kapal. Beberapa anak buah
kapal menarik ujung jaring bagian depan dan belakang yang dilengkapi dengan tali. Kemudian setiap ujung jaring yang berjumlah empat bentuk persegi tersebut
diikatkan pada bingkai rangka jaring bagian depan dan belakang kapal, sementara nelayan yang lain menurunkan jaring secara perlahan-lahan dari tempat atau di
bawah dek kapal. Setelah keempat ujung jaring terikat pada bingkai, tali yang terdapat di
sekeliling jaring bagian atas kemudian diikatkan pada sekeliling bingkai sehingga jaring terpasang lebih kuat dan tidak mudah lepas. Pada saat jaring terpasang
sempurna pada bingkai barulah jaring diturunkan ke dalam air dengan memutar roller sampai pada kedalaman yang diinginkan termasuk pemberat yang terbuat
dari batu. Selama jaring berada dalam air, nelayan melakukan pengamatan terhadap
keberadaan ikan di sekitar bagan untuk memperkirakan jaring tersebut akan diangkat. Untuk mengetahui banyak tidaknya ikan yang berkumpul di bawah
lampu, nelayan biasanya kembali melakukan kegiatan memancing. Jika hasil yang didapatkan lebih banyak maka hal tersebut bisa menjadi salah satu tanda bahwa
ikan yang berkumpul di bawah cahaya lampu cukup banyak. Hal lain yang dapat dilakukan adalah melihat langsung ke perairan. Selain itu terdapat gelembung
udara yang muncul ke permukaan dalam jumlah yang cukup besar ataupun terlihat ikan-ikan predator yang berada di sekitar bagan dengan gerakan berputar-
putar mengelilingi kapal untuk memangsa ikan kecil.
Namun tanda-tanda keberadaan ikan tidak selalu muncul bersamaan. Apabila telah ditemukan satu tanda-tanda keberadaan ikan maka nelayan sudah
cukup untuk memutuskan melakukan pengangkatan jaring. Lama jaring di dalam perairan tergantung adanya ikan yang berkumpul di bawah cahaya. Lamanya
jaring berada di bawah air berkisar antara 3-4 jam. Namun hal tersebut bukan bersifat ketetapan, karena nelayan tidak pernah menentukan dan menghitung
lamanya jaring dalam air dan kapan jaring akan diangkat. Namun hanya berdasarkan penglihatan dan pengamatan pada banyaknya ikan yang telah
berkumpul di bawah lampu. Pengangkatan jaring; sebelum jaring diangkat terlebih dahulu dilakukan
pemadaman seluruh lampu yang dilakukan secara bertahap kecuali dua buah lampu sorot. Pemadaman lampu dilakukan secara bertahap satu persatu tujuannya
untuk menghindari ikan-ikan yang telah berkumpul di bawah cahaya agar tidak terkejut dan keluar meninggalkan area kapal. Ikan-ikan tersebut tetap berada di
dalam jaring dan mendekati cahaya pada kedua lampu sorot tersebut sehingga memperkecil lolosnya ikan-ikan saat penarikan jaring ke atas kapal.
Tahap selanjutnya adalah memutar roller untuk menarikmengangkat jaring kepermukaan. Roller diputar secara perlahan agar jaring yang terangkat
tidak terlalu menimbulkan bunyi yang keras karena bergesekan dengan air yang akan menyebabkan gerakan air lebih cepat dan bergelombang sehingga hal
tersebut akan mengejutkan ikan. Namun gerakan roller akan diputar secepat mungkin saat jaring semakin dekat kepermukaan air, sehingga ikan tidak sempat
meloloskan diri saat melihat keberadaan jaring. Roller terus diputar sampai bingkai jaring menyentuh penyekat, kemudian bingkai jaring kembali diikatkan
pada penyekat cadiak Gambar 17. Saat itu pula kedua lampu sorot diangkat serta seluruh lampu mulai dinyalakan kembali. Ikan hasil tangkapan pun
dikumpulkan digiring dekat lambung kanan kapal, setelah ikan tersebut terkumpul lalu diambil dengan menggunakan serok.
Tali Pemutar
40
cm
5,5 m Penahan
roller
Gambar 17 Roller yang digunakan untuk menarik jaring. Hasil tangkapan yang sudah dinaikkan di atas kapal kemudian disortir
berdasarkan jenis ikan. Hasil penyortiran dimasukkan kedalam basket ikan yang terbuat dari bahan plastik kemudian dimasukkan ke dalam peti palka ikan. Ikan
yang dimasukkan ke dalam palka dilakukan penanganan khusus yaitu pemberian es balok dan campuran air laut. Tujuannya agar ikan tersebut tidak mudah
mengalami pembusukan dan tetap segar sehingga nilai jualnya tetap tinggi.
1 2
Lampu Tali
Jaring
1.Persiapan setting:
1. Menyalakan lampu. 2. Mengetahui keadaan arus.
3. Mengetahui kedalaman air
.
2. S etting :
1. Mengikatkan jaring pada bingkai. 2. Menurunkan jaring ke dalam
perairan. 3. Menurunkan pemberat.
3 4
4. Hauling : 1. Lampu bagan dimatikan bertahap.
2. Menaikkan jaring dengan bantuan roller hingga menyentuh cadiak.
3. Mengamati keberadaan ikan 1. Dengan cara memancing.
2. Adanya gelembung udara. 3. Terlihat nyata.
5
1. Melepaskan salah satu ikatan jaring pada bingkai.
2. Pengambilan hasil tangkapan.
Gambar 18 Ilustrasi tahapan pengoperasian bagan perahu.
5.4 Komposisi Hasil Tangkapan Bagan