Nelayan Unit Penangkapan Bagan Perahu

c. Mesh size d. Warna jaring 0,5 cm Hitam 2. Bingkai jaring a. Ukuran P × L b. Bahan c. ∑ pemberat yang dipakai d. θ bingkai jaring cm 20 m × 20 m Kayu 4 buah 15 cm 3. Pemberat a. Bahanmaterial b. Berat c. Jumlah d. Bentuk e. Diameter cm Batu 20 kg-25 kg 4 buah Bulat tak beratur 35 cm-40 cm 4. 5. Putaran jaringroller a. Panjang b. Jumlah c. Posisiletak roller d. Pegangan roller : - Panjangdiameter cm - Jumlah e. Diameter roller cm Tali ris a. Bahan b. Diameter tali ris 5 m 1 buah Di bagian lambung kiri kapal. 120 cm4,5 cm 4 buah 40 cm PE Multifilament 1 cm Sumber: Data primer September 2007. Selain tali ris, jaring juga dilengkapi tali untuk mengikatnya pada bingkai, sedangkan bagian bawah jaring dipasang pemberat. Pemberat tersebut berjumlah empat buah yang dipasang atau diikatkan pada masing-masing sudut jaring. Setiap batu memiliki berat 20-25 kg. Fungsi pemberat adalah untuk mempercepat turunnya jaring ke dalam air dan memberi bentuk pada jaring ketika berada dalam air serta tidak mudah hanyut terbawa oleh arus. Sisi bagian atasnya diberi bingkai yang terbuat dari kayu. Pada bingkai tersebut dipasang tali penggantung yang dihubungkan ke roller. Daya tahan maksimum jaring menurut wawancara nelayan adalah 4 tahun dan dilakukan penambalan jika terdapat kerusakan-kerusakan kecil yang dapat diperbaiki sendiri. Dalam satu unit bagan, luas jaring yang digunakan sekitar 400 m 2 .

5.2.3 Nelayan

Tenaga kerja sumberdaya manusia pada perikanan bagan adalah unsur yang paling menentukan karena segala kegiatan operasi penangkapan tidak akan berjalan tanpa adanya tenaga kerja atau nelayan. Nelayan bagan di Polewali Kabupaten Polewali Mandar memiliki tingkat pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar SD sampai Sekolah Menengah Tingkat Atas SLTA. Mereka berusia antara 15-50 tahun, sehingga nampak bahwa nelayan pada umumnya berada pada kondisi usia produktif. Kondisi tersebut sangat menunjang kelancaran kegiatan usaha penangkapan. Berdasarkan tugasnya dalam operasi penangkapan ikan, nelayan Polewali dapat dibedakan menjadi : punggawa kapten kapal yang berfungsi sebagai nahkoda kapal sekaligus merangkap sebagai juru mudi atau orang yang menjalankan kapal. Juru masak, teknik mesin, dan hal yang berkaitan dengan operasi penangkapan, dimana masing-masing memiliki tugas tersendiri didalam melakukan operasi penangkapan. Jumlah tenaga kerja di dalam satu unit bagan berkisar antara 9-10 orang, termasuk seorang kapten kapal. Kapten kapal atau punggawa memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap kelancaran operasi penangkapan. Secara garis besar nelayan bagan perahu di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat dibedakan atas pemilik modal dan nelayan penggarap. Nelayan penggarap ini terdiri atas juru mudi sekaligus sebagai fishing master, juru mesin dan anak buah kapal ABK. Adapun pembagian tugasnya sebagai berikut : Juru mudi fishing master : 1 orang Juru mesin : 1 orang Penarik jangkar : 2 orang Penarik jaring : 4 orang Koki bagian masak : 1 orang Kapten kapal : 1 orang Sistem pembagian hasil yang berlaku dalam pola perikanan bagan di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dimana setelah di peroleh hasil penjualan laba kotor dan setelah dikurangi dengan biaya operasional pendapatan bersih kemudian 30 hasil penjualan laba bersih menjadi hak pemilik modal pemilik usaha, sedangkan 20 untuk kapten kapal dan 50 sisanya untuk anak buah kapal sebanyak 8-9 orang. Gambar 13. Produksi Pendapatan kotor Biaya operasional Pendapatan bersih Pemilik modal 30 Nelayan 70 Pemilik modal 30 Kapten kapal 20 ABK 50 Keterangan : Pendapatan bersih : Nilai jual hasil lelang – biaya operasional – biaya retribusi Gambar 13 Sistem bagi hasil usaha perikanan bagan perahu di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Contoh perhitungan yaitu hasil pendapatan sebulan untuk bagan sebesar Rp 26.282.400 dan pengeluaran perbulan sebesar Rp 10.282.400 meliputi biaya kebutuhan melaut dan biaya retribusi. Pendapatan bersih yaitu selisih antara hasil pendapatan dengan pengeluaran diperoleh sebesar Rp 16.000.000. Pemilik modal memperoleh bagian 30 dari Rp 16.000.000 sebesar Rp 4.800.000, sedangkan nelayan 40 sebesar Rp 11.200.000. Kapten kapal memperoleh bagian 20 dari Rp 11.200.000 sebesar Rp 2.240.000 sedangkan sisanya Rp 8.960.000 kemudian dibagi untuk 9 orang ABK, sehingga ABK memperoleh bagian per orang sebesar Rp 1.000.000 selama sebulan.

5.2.4 Alat bantu lainnya