Konflik sosial Kelembagaan perikanan bagan

5.7.4 Konflik sosial

Status konflik perlu menjadi perhatian dalam pembangunan perikanan berkelanjutan khususnya pada perikanan bagan. Status konflik sangat erat kaitannya dengan penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan wawancara dengan nelayan, konflik sosial belum pernah terjadi baik antar nelayan bagan maupun dengan alat tangkap yang lain. Namun bukan berarti kebijakan sektor perikanan dalam hal zona penangkapan dan kebijakan hal-hal yang tidak perlu lagi diberlakukan. Tetapi sangat perlu diberlakukan demi menghidari terjadinya konflik sosial kedepannya.

5.7.5 Kelembagaan perikanan bagan

Adapun lembaga yang terkait dalam perikanan bagan di Polewali antara lain kelembagaan pemerintah, dan kelembagaan permodalan.

5.7.5.1 Kelembagaan pemerintah

Pemerintah sangat dominan perannya dalam pengembangan perikanan karena berfungsi sebagai fasilitator bagi berjalannya kelembagaan dunia perikanan. Dari hasil wawancara dengan pegawai Dinas Perikanan dan Kalautan menyatakan bahwa program kerja yang utama untuk nelayan ditiitkberatkan pada pembinaan SDM nelayan, perkuatan modal serta peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung bagi nelayan.

5.7.5.2 Kelembagaan permodalan 1 Bank

Kelembagaan permodalan memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan usaha perikanan bagan, terutama dalam penyediaan modal investasi dan modal kerja. Nelayan di Polewali dapat mengakses lembaga permodalan melalui bank. Berdasarkan hasil wawancara, bank yang menyediakan kredit yang dapat diakses oleh nelayan dan investor perikanan adalah Bank Rakyat Indonesia BRI dan Bank Negara Indonesia BNI. Berdasarkan hal tersebut, terlihat adanya peluang nelayan maupun pengusaha perikanan bagan di Polewali untuk memanfatkan kredit dalam konteks pengembangan usaha. Hanya saja realitas menunjukkan bahwa jumlah nelayan maupun pengusaha yang memanfaatkan fasilitas kredit perbankan masih relatif minim. Hal ini disebabkan karena pemahaman tentang kredit bank bagi nelayan masih begitu awam, serta kehawatiran yang tinggi tidak sanggup membayar bunga dari bank sehingga mereka masih cenderung untuk meminjam kepada keluarga terdekat sebagai modal dalam berusaha. 2 Koperasi Koperasi termasuk lembaga yang memiliki peranan yang penting dalam penyediaan modal karena penyaluran kredit baik yang bersumber dari perbankan maupun bantuan pemerintah disalurkan melalui lembaga ini. Dijadikannya koperasi sebagai lembaga terdepan dalam penyaluran kredit didasarkan pada pertimbangan pemahaman yang baik terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat serta pertimbangan prosedural yang lebih fleksibel. Namun kondisi di lapangan menyatakan bahwa koperasi tidak berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus koperasi nelayan diketahui bahwa realisasi jumlah nelayan yang memanfaatkan kredit untuk pengembangan usaha masih sangat kurang. Dalam hal permodalan usaha, nelayan lebih memilih menggunakan dana pibadi atau sumber-sumber pendanaan informal lainnya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi keengganan nelayan memanfaatkan kredit dari koperasi yaitu 1 Sifat peminjaman koperasi masih memberatkan nelayan; 2 Jangka waktu pinjaman yang terlalu singkat; 3 Nelayan lebih senang meminjam modal pada keluarga. Gambaran yang dikemukakan di atas menjelaskan, bahwa kinerja koperasi masih belum optimal dalam mendukung perkembangan perikanan bagan di Polewali. Dengan pengelolaan koperasi yang lebih profesional serta sistem manajemen resiko yang baik diharapkan kinerja koperasi dapat terus ditingkatkan dimasa akan datang. 3 Kelompok nelayan Masyarakat nelayan di Polewali mempunyai kelembagaan yang berpolakan kelompok nelayan dalam suatu wadah organisasi kemasyarakatan nelayan ormas. Hasil dari inspirasi hubungan juragan kapal, nelayan dan kapten kapal. Sejak turun temurun, terdapat hubungan antara nelayan dengan para juragan kapal sebagai pemilik modal atau yang memiliki unit penangkapan dan nelayan yang bekerja menangkap mengumpulkan sumberdaya perikanan di laut. Hasil tangkapan tersebut dikumpul oleh masing-masing juragan untuk kemudian dijual ke tengkulak pedagang pengumpul ikan kemudian tengkulak menjual langsung ke pasar. 5.8 Aspek Ekonomi Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil 5.8.1 Biaya penangkapan