63
Kembar untuk lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan sekitar tempat tingga si Kembar bisa dikatakan cukup ramai dan padat penduduknya,
akan tetapi dengan ramainya lingkungan membuat Ibu si Kembar takut untuk melepaskan anaknya bermain di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Alasan dari
ketakutan Ibu si Kembar adalah bahwa dengan ramainya lingkungan akan mengurangi perhatian Ibu terhadap si Kembar yang nantinya dapat
mengakibatkan si Kembar mengalami pernculikan seperti yang marak diberitakan di Kabupaten Tangerang.
1.6 Proses Penelitian
Observasi awal terhadap subjek penelitian dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian untuk mengetahui lebih jelas latar belakang, dan
juga kondisi fisik dan psikis subjek sehingga ditemukan masalahkasus yang mendukung tema penelitian. Observasi awal dilakukan pada bulan Maret 2009.
Informasi diperoleh dari orang tua dan keluarga subjek. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan Juli sampai dengan awal
bulan Sepetember 2010. Selama hampir 2 bulan, peneliti tinggal dan hidup bersama subjek dan keluarganya. Peneliti berusaha untuk mengukuti rutinitas
kegiatan subjek dan keluarganya dan sesekali melakukan wawancara mendalam deep interview kepada narasumber penelitian. Peneliti juga berusaha untuk
membangun hubungan baik terhadap subjek dan keluarganya serta orang-orang yang berinteraksi dengan subjek selama proses penelitian ini dilakukan. Hal ini
diperlukan untuk membangun kenyamanan dan kepercayaan yang kuat oleh narasumber terhadap peneliti.
64
Metode pengumpulan data yang dipakai untuk mendukung penelitian adalah wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Penggunaan metode tersebut
diharapkan dapat merinci fenomena yang diteliti. Alat yang digunakan untuk merekam wawancara dan video adalah perekam handphone SE W810i. Dalam
proses wawancara, semua narasumber mengetahui ketika proses wawancara sedang berlangsung, sehingga wawancara tidak dilakukan secara sembunyi-
sembunyi. Hal ini tidak mengurangi hasil dari esensi wawancara peneliti terhadap narasumber. Pelaksanaan wawancara mendalam dan observasi dimulai pada
tanggal 26 Juli 2010. Proses wawancara terhadap masing-masing narasumber dilakukan beberapa kali pertemuan agar dapat diperoleh lebih banyak informasi
dan selain itu, penelitian juga melakukan kroscek data kepada narasumber primer terkait dengan pernyataan dengan narasumber sekunder.
Keberhasilan dalam melakukan proses wawancara dan observasi antara peneliti dengan masing-masing narasumber berbeda. Wawancara dengan
narasumber primer berjalan cukup lancar dan bisa sampai beberapa kali dibandingkan dengan narasumber sekunder. Hal ini disebabkan oleh peneliti
tinggal serumah bersama subjek dan narasumber primer dalam proses penelitiannya. Keseluruhan proses wawancara dengan narasumber dapat berjalan
cukup lancar karena proses tersebut dapat berlangsung mengalir seperti halnya pembicaraan biasa dan terkadang diselingi dengan suatu lelucon sehingga dapat
menciptakan suasana wawancara yang hidup dan tidak kaku. Adanya sikap keterbukaan dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
65
kepada narasumber, dapat membantu peneliti dalam mengolah data yang dibutuhkan.
Proses observasi tidak hanya dilakukan pada saat wawancara berlangsung, tetapi juga diluar proses wawancara. Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada
saat subjek berada di sekolah, di tempat les dan mengaji, ataupun di lingkungan tempat tinggalnya adalah dengan datang ke tempat tersebut lalu mengamati
tingkah laku serta interaksinya dengan orang-orang yang bersinggungan dengan mereka. Sedangkan observasi pada saat di rumah subjek, peneliti dapat dengan
leluasa mengamati perilaku subjek. Hal ini dikarenakan peneliti tinggal serumah dengan subjek dan orangtuanya.
Secara keseluruhan penelitian ini dapat dikatakan berjalan dengan cukup lancar, tetapi peneliti tetap menemui beberapa hambatan. Ada beberapa faktor
yang menjadi penghambat dalam jalannya proses wawancara yang dilakukan peneliti antara lain adalah sebagai berikut.
1 Di rumah subjek
• Proses wawancara terhadap Ibu subjek dilakukan dengan mencari waktu
luang disela-sela kesibukannya mengurus rumah dan juga keluarganya. •
Proses wawancara dilakukan terhadap Bapak subjek pada waktu malam hari. Hal ini dikarenakan pada saat pagi hari Bapak subjek berangkat ke
kantor untuk bekerja dan baru pulang ketika malam. Ketika proses wawancara terhadap Bapak subjek berlangsung, subjek penelitian juga
terhitung cukup mengganggu jalannya wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
66
2 Di sekolah subjek
• Wawancara yang dilakukan terhadap Ibu Guru TK B subjek yang
merupakan kepala TK tersebut, peneliti mengalami sedikit gangguan. Hal ini disebabkan karena proses wawancara terganggu oleh adanya keperluan-
keperluan yang berkaitan dengan TK Melati yang dipimpinnya dan harus dilaksanakan oleh kepala sekolah tersebut.
• Situasi ketika proses wawancara dengan ibu guru TK subjek berlangsung
terbilang cukup ramai. Walaupun peneliti mengambil waktu selepas mereka pulang sekolah, agar tidak menyulitkan ibu guru dalam membagi
waktu mengajar, tetapi ada beberapa siswa yang masih berada di sekolah karena sedang menunggu jemputan. Siswa-siswa ini yang akhirnya
membuat gangguan pada saat proses wawancara sedang berlangsung. 3
Di tempat les dan mengaji subjek •
Situasi wawancara di tempat les dan mengaji subjek cukup ramai. Keramaian ini dikarenakan lingkungan sekitar tempat les dan mengaji
subjek merupakan kompleks permukiman yang jarak antar rumahnya saling berdekatan atau padat penduduk, sehingga banyak warga yang hilir
mudik melakukan aktivitasnya. Dan hal tersebut dirasakan cukup mengganggu jalannya proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti di
tempat tersebut.
67
1.7 Paparan Data