180
4.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Banyaknya Subjek Berbicara
Pada Hurlock 1980: 114-115 menyatakan bahwa pada awal masa kanak- kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sekali anak-anak dapat
berbicara dengan mudah, maka dia tidak putus-putusnya bicara. Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan bicara seseorang adalah sebagai
berikut:
4.4.2.1 Inteligensi atau Kecerdasan
Ketika membahas tentang inteligensi kembar, maka akan kita bahas pula masalah kecerdasan mereka. Inteligensi atau kecerdasan pada anak sangat
mempengaruhi pada perkembangan seseorang, tidak terkecuali pada perkembangan bicaranya. Hurlock 1980: 115 menyatakan bahwa semakin cerdas
anak, semakin cepat keterampilan berbicara dikuasai sehingga semakin cepat dapat berbicara.
Pada kasus ini ditemukan bahwa si Kembar sudah pernah melakukan pengetesan terhadap kecerdasan mereka. Orang tua si Kembar tidak pernah
melakukan pengukuran pada kecerdasan anaknya tersebut sebelum si Kembar masuk di kelas TK A Melati atau tepatnya pada saat si Kembar berusia 4 tahun
lebih 8 bulan. Dari tes Inteligensi yang pernah mereka ikuti tersebut, didapatkan skor IQ yang berbeda antara Tama dan Dika. Dikatakan pada hasil tes tersebut
bahwa skor IQ Tama adalah 103 sedangkan Dika memiliki skor IQ 102 atau tingkat kecerdasan mereka berada pada kisaran normal atau rata-rata.
Dengan berlandaskan hal tersebut, jelas bahwa kembar dapat dikatakan sebagai anak yang cukup cerdas sehingga seharusnya ketrampilan berbicara si
181
Kembar dapat mereka kuasai secara lebih cepat. Tetapi pada kenyataannya Kembar memiliki hambatan dalam kemampuan berbicara mereka. Maka dapat
dikatakan bahwa keterlambatan bicara yang dialami oleh si Kembar bukan berasal dari faktor inteligensi yang mereka miliki.
4.4.2.2 Jenis Disiplin
Tidak ada perubahan jenis disiplin yang diterapkan oleh orang tua si Kembar terhadap anaknya tersebut semenjak kembar masih bayi hingga sekarang.
Pola disiplin yang orang tua terapkan kepada anaknya adalah jenis disiplin di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi
menetapkan sedikit batas atau kendali terhadap mereka. Atau dalam pengertian lain berarti orang tua si Kembar yang sangat membiarkan anak-anaknya
melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya si Kembar tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan semua
kemauannya dituruti. Paparan di atas mendefinisikan jenis disiplin permissive- indulgent
. Santrock 2002:258 menyebutkan bahwa jenis disiplin permissive- indulgent
ini adalah suatu gaya pengasuhan di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali
terhadap mereka. Jenis disiplin permissive-indulgent ini diasosiasikan dengan inkompetensi anak khususnya kurangnya kendali anak.
Hurlock 1980: 115 menyatakan bahwa anak yang dibesarkan dengan disiplin yang cenderung lemah lebih banyak berbicara daripada anak-anak yang
orang tuanya bersikap keras dan berpandangan bahwa “anak-anak harus dilihat tetapi tidak didengar”. Sedangkan pada kasus ini ditemukan bahwasanya orang
182
tua si Kembar ketika merawat si Kembar bukan dengan metode pendisiplinan yang cenderung lebih bersifat otoriter seperti yang dijelaskan pada teori tersebut.
jenis pendisiplinan orang tua si Kembar cenderung lemah, yang memungkinkan anak dapat lebih banyak berbicara karena anak tidak diposisikan sebagai
seseorang yang pasif mendengarkan saja. Paparan penjelasan di atas menjelaskan bahwa jenis disipin yang
digunakan oleh orang tua kembar tidak menyebabkan terhambatnya perkembangan bicara pada kembar sehingga membuat kemampuan berbicara
mereka di bawah rata-rata anak seusianya.
4.4.2.3 Posisi Urutan