Metode Pelatihan Anak Kelahiran Kembar

229 dihasilkan bahwa dari urutan kelahiran dalam hal ini, tidak mempengaruhi keterlambatan bicara yang si Kembar alami.

4.4.4.9 Metode Pelatihan Anak

Tidak ada perubahan dalam metode pelatihan anak yang diterapkan oleh orang tua si Kembar terhadap anaknya tersebut semenjak si Kembar masih bayi hingga sekarang. Pola disiplin yang orang tua terapkan kepada anaknya adalah jenis disiplin di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali terhadap mereka. Atau dalam pengertian lain berarti orang tua si Kembar yang sangat membiarkan anak- anaknya melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya si Kembar tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan semua kemauannya dituruti. Hurlock 1978: 186 menyatakan bahwa anak yang dilatih secara otoriter yang menekankan bahwa “anak harus dilihat dan bukan didengar” merupakan hambatan belajar, sedangkan pelatihan yang memberikan kelaluasaan dan demokratis akan mendorong anak untuk belajar. Sedangkan pada kasus ini ditemukan bahwasanya orang tua si Kembar ketika merawat si Kembar bukan dengan metode pendisiplinan yang cenderung lebih bersifat otoriter seperti yang dijelaskan pada teori tersebut. Metode pelatihan orang tua terhadap si Kembar cenderung lemah, yang memungkinkan anak dapat lebih banyak berbicara karena anak tidak diposisikan sebagai seseorang yang pasif mendengarkan saja. Dari hal tersebut di atas jelas terlihat bahwas metode pelatihan anak yang digunakan oleh orang tua si Kembar tidak menyebabkan terhambatnya 230 perkembangan bicara pada si Kembar sehingga membuat kemampuan berbicara mereka di bawah rata-rata anak seusianya.

4.4.4.10 Kelahiran Kembar

Subjek penelitian yang diangkat oleh peneliti merupakan anak kembar. Putra dari pasangan Bapak Purwanto dan Ibu Deli ini terlahir dengan hanya selisih waktu 15 menit antara Tama dan saudara kembarnya Dika. Semenjak si Kembar di Australia usia 5 bulan hingga saat ini atau pada saat si Kembar berumur 5 tahun lebih 6 bulan, Tama lebih suka ketika berinteraksi dengan Dika daripada dengan temannya yang lain. Hal ini banyak dipengaruhi oleh waktu yang Tama habiskan dengan Dika lebih besar daripada ketika mereka bermain dengan temannya yang lain. Ketika Tama berinteraksi dengan Dika, mereka berdua bisa terlihat sangat asik dan seolah-olah terlihat tidak membutuhkan kehadiran orang lain di tengah-tengah mereka. Kemampuan berbicara yang Tama miliki adalah sejauh mana kemampuan yang Dika miliki. Hal tersebut dikarenakan interaksi yang rutin terjadi antara Tama dengan saudaranya yaitu Dika. Interaksi tersebut membuat Tama menjadi model bicara yang setia bagi Dika begitu pula sebaliknya, Dika juga akan memodelkan segala hal kepada Tama. Akan tetapi mereka memodelkan hal yang sama karena mereka hanya bergaul dengan kembarannya yang lain. Hal tersebut membuat kemampuan si Kembar adalah sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh saudara kembarnya dan sangat tidak berkembang. Hurlock 1978: 186 mendefinisikan tentang anak yang terlahir lahir kembar umumnya terlambat dalam perkembangan bicaranya terutama karena 231 mereka lebih banyak bergaul dengan saudara kembarnya dan hanya memahami khusus yang mereka miliki. Ini melemahkan motivasi mereka untuk belajar berbicara agar orang lain dapat memahami mereka. Pada teori yang menyebutkan kelahiran kembar akan mempengaruhi banyaknya anak berbicara terbukti dalam kasus ini. Kemampuan berbicara si Kembar menjadi lebih sedikit jika dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Sehingga faktor kelahiran kembar dapat dikatakan sebagai salah satu penyebab dari terlambatnya kemampuan berbicara si Kembar.

4.4.4.11 Hubungan dengan Teman Sebaya