Penerapan Sistem Kakak Adik

236 tersebut di atas memperlihatkan bahwa penyesuaian diri si Kembar lemah terhadap lingkungannya yang baru. Sedangkan pada kondisi saat ini, tidak jauh berbeda dengan awal kedatangan mereka di Tangerang. Kondisi saat ini adalah kondisi yang melanjutkan dari kepribadian si Kembar yang sudah mulai nampak pada awal kepindahan mereka di Tangerang ini. Hal yang terjadi dalam rentang waktu ini adalah dalam hal penyesuaian terhadap lingkungan yang baru, si Kembar sering mengalami kesulitan. Walaupun orang yang baru dikenal si Kembar adalah seorang anak sebayanya, tetap si Kembar akan menutup diri dengan orang tersebut. Si Kembar semakin sering melakukan pemilihan orang-orang yang akan diajak berinteraksi oleh mereka. Mereka akan cenderung menutup diri dan tidak mau tersentuh oleh orang-orang baru yang ingin berinteraksi dengan mereka. Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya kepribadian si Kembar yang dalam hal ini terkait dengan penyesuaian diri mereka terhadap lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi terlambatnya kemampuan berbicara si Kembar.

4.4.5 Temuan Penelitian

4.4.5.1 Penerapan Sistem Kakak Adik

Dalam memperlakukan Tama dan Dika, bu Guru kelas TK A si Kembar menerapkan sistem bahwasannya kakak dan adik atau menuakan salah satu di antara mereka. Ibu Guru mengajarkan kepada Tama atau sang kakak bagaimana seorang kakak harus bersikap lebih mengalah atau “ngemong” kepada Dika adiknya. Penerapan ini sering terjadi pada saat Ibu Guru selalu membela Dika 237 pada saat mereka berebut mainan. Terlepas dari siapa yang merebut dan siapa yang terebut, Ibu guru kembar selalu memberi tahu kepada kakak kalau dia harus mengalah kepada Dika. Ibu Guru juga terlihat menutup telinga ketika Tama yang sebenarnya meresa terebut sehingga menjelaskan duduk permasalahan yang terjadi kepada Ibu Gurunya. Hal tersebut dirasa sangat mengganggu bagi perkembangan kepercayaan diri Tama pada saat kegiatan belajarnya di sekolah. Dan secara langsung hal tersebut akan menghambat proses belajar berbicaranya. Adanya perbedaan perlakuan yang diberikan oleh Ibu Guru yang terkesan membuat Dika lebih merasa nyaman daripada Tama, membuat perkembangan bicara Tama menjadi terhambat karena dia tidak mampu untuk berbicara secara aktif. Hal tersebut menyebabkan pada kondisi saat ini Tama terlihat begitu acuh dan minat bicara kepada orang lain sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Dika. Berbeda dengan cara mendidik yang diterapkan oleh kedua orang tua si Kembar. Orang tua si Kembar tidak mau menuakan salah satu dari saudara kembar tersebut seperti yang telah dilakukan oleh Ibu Guru si Kembar di sekolah. Orang tua tetap menetapkan bahwa Tama adalah saudara Dika dan tidak ada perbedaan dalam mengasuh keduanya. Cara yang dilakukan apabila terjadi permasalahan yang sama dengan yang dialami oleh Ibu Guru si Kembar di sekolah adalah dengan menitikberatkan pada siapa yang tersakiti dan siapa yang menyakiti. Dari hal tersebut di atas dapat terlihat bahwa orang tua dapat memberikan kesempatan yang sama kepada saudara kembar ini untuk dapat berkembang secara 238 maksimal. Si kembar juga nantinya dapat berkembang tanpa harus dibatasi oleh perlakuan yang diterapkan oleh orang-orang di sekelilingnya secara dengan menerapkan sistem kakak-adik tersebut.

4.4.5.2 Kebiasaan Menonton Televisi