2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah setelah dilaksanakan pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi
dengan menggunakan metode student facilitator and explaining berbasis karakter maka siswa akan mengalami peingkatan kompetensi tersebut dan perubahan sikap
ke arah yang lebih baik.
59
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian tentang peningkatan keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi menggunakan metode student facilitator and
explaining berbasis karakter pada siswa kelas VII MTs Negeri Kendal adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Dan penelitian ini menggunakan desain
Penelitian Tindakan Kelas PTK. Subyantoro 2007:7 menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk kajian yang sistematis reflektif,
dilakukan oleh pelaku tindakan guru, dan dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran. Kajian ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan serta memperbaiki kondisi-kondisi praktik-praktik tesebut yang dilaksanakan.
Penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus. Tiap siklus terdiri dari empat komponen, yaitu, perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan mengajar termasuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP.
Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan melaksanakan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian. Siklus bertujuan untuk mengetahui
keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi. Jika siklus I dinyatakan belum berhasil maka dilaksanakan siklus II. Siklus digunakan sebagai
refleksi untuk melaksanakan siklus selanjutnya. Hasil proses tindakan pada siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan mengubah teks hasil
wawancara menjadi narasi setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I.
Adapun rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah siklus model yang dikemukakan oleh Arikunto, dkk. 2008:16. Beliau menyatakan bahwa
secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi. Adapun model
dan penjelasan untuk maisng-masing tahap adalah sebagai berikut.
Bagan 2.1 Model Siklus Arinkunto, dkk 2008:16
Perencanaan SIKLUS I
Pengamatan Perencanaan
SIKLUS II Refleksi
Pengamatan Refleksi
Pelaksanaan Pelaksanaan
?
3.1.1 Proses Tindakan Siklus I
Penelitian dilakukan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I merupakan tahapan awal pelaksanaan penelitian. Siklus I digunakan sebagai
refleksi untuk melakukan siklus II. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian. Setiap tahapan dilaksanakan secara maksimal agar
penelitian dapat berjalan lancar dan tepat sasaran. Pada siklus ini dilakukan empat tahapan penelitian yaitu 1 perencanaan, 2 tindakan, 3 observasi, dan 4
refleksi.
3.1.1.1 Perencanaan Siklus I
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah- langkah yang dilakukan penelitian untuk memecahkan masalah. Masalah yang
dialami dalam pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi di MTs Negeri Kendal yaitu masih rendahnya keterampilan siswa
dalam mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi karena berbagai faktor, baik faktor siswa maupun dari luar diri siswa. Adapun faktor yang berasal dari
siswa, antara lain: motivasi siswa dalam menulis sangat minim, konsep atau bahan yang dimiliki siswa untuk dikembangkan jadi tulisan sangat terbatas, kemampuan
siswa menafsiran fakta untuk ditulis sangat rendah, kemampuan siswa menuangkan gagasan atau pikiran ke dalam bentuk kalimat-kalimat yang
mempunyai kesatuan yang logis dan padu serta diikat oleh struktur bahasa. Adapun faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain: sarana dan metode
atau strategi pembelajaran menulis belum efektif. Upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan mengubah metode pembelajaran agar minat siswa dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat.
Pada tahap perencanaan siklus I, dilakukan persiapan pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode student facilitator
and explaining. Langkah-langkah pembelajarannya yaitu 1 menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi
narasi menggunakan metode student facilitator and explaining berbasis karakter, 2 guru memberi pemahaman awal kepada siswa tentang cara mengubah teks
hasil wawancara menjadi narasi, 3 siswa diberitahu tema teks hasil wawancara yang akan diubah menjadi narasi, 4 siswa dibagi menjadi kelompok, masing-
masing kelompok beranggotakan 5 siswa pembagian kelompok dibentuk berdasarkan posisi lajur kursi siswa. Alternatif tindakan untuk tahap ini adalah
siswa dikelompokkan ditentukan oleh guru dengan mempertimbangkan berbagai hal, antara lain: karakter siswa, jenis kelamin, keakraban siswa untuk melakukan
diskusi secara bersama-sama, 5 siswa dibagi contoh teks hasil wawancara yang telah disiapkan oleh guru. Setiap kelompok mendapatkan 1 teks hasil wawancara
yang telah disiapkan oleh guru, 6 setelah setiap kelompok mendapatkan lembaran teks hasil wawancara, mereka bekerjasama membuat narasi dengan
mengembangkan teks hasil wawancara yang telah disediakan oleh guru, 7 setiap langkah pembuatan dipresentasikan kepada kelompok lain, agar mendapat
masukan dan koreksi dari kelompok lain. Lalu narasi tersebut diperbaiki disempurnakan, 8 setelah disempurnakan, semua karangan siswa dalam satu
kelompok ditempel pada karton manila, lalu dipajang di dinding, 9 setiap
kelompok mengunjungi, menilai, dan memilih karya yang dianggap terbaik sesuai dengan aturan, dan 10 pemberian penghargaan terhadap karya siswa yang
terbaik.
3.1.1.2 Tindakan Siklus I
Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan merupakan langkah inti dalam suatu pembelajaran yang
harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai sasaran. Tindakan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang
telah dirancang sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus
terdiri atas dua pertemuan. Masing-masing pertemuan terdiri atas tiga tahap pembelajaran yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
Pertemuan pertama, tahap pendahuluan yaitu 1 diawali dengan apersepsi yang diberikan oleh guru kepada siswa, 2 guru memberikan penjelasan tentang
tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa jika telah menguasai kompetensi mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi 3 motivasi pun tak lupa guru
sampaikan dengan menceritakan kisah kesuksesan penulis agar siswa bersemangat selama mengikuti pembelajaran.
Tahap inti merupakan tahapan pelaksanaan metode student facilitator and explaining. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada tahapan inti yaitu 1
siswa diberikan contoh teks hasil wawancara dan karangan narasi oleh guru, 2 guru menjelaskan persamaan dan perbedaan teks hasil wawancara dengan narasi,
3 guru menjelaskan bagaimana cara mengubah teks hasil wawancara menjadi
narasi, 4 siswa dikelompokkan, setiap kelompok terdiri atas 5 anak, 5 tiap kelompok dibagikan selembaran contoh teks hasil wawancara oleh guru, 6 guru
menugaskan kepada siswa untuk mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 7 siswa berdiskusi membahas mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi,
8 siswa secara berkelompok membuat kerangka karangan narasi berdasarkan teks hasil wawancara yang telah dibagikan, 9 setelah membuat kerangka
karangan, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya berupa kerangka karangan dan kelompok yang lain memberi masukan sehingga hasilnya
menjadi maksimal, 10 setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, selanjutnya mengembangkan kerangka karangan dengan dipandu oleh
guru, 11 setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya lagi dan kelompok yang lain memberi masukan sehingga hasilnya menjadi maksimal, 12
hasil akhir pekerjaan kelompok ditempelkan di papan tempel, 13 siswa dengan dibimbing guru mengoreksi hasil pekerjaan kelompok lain, 14 tiap kelompok
memperbaiki karangannya berdasarkan komentar yang telah diberikan oleh kelompok lain.
Tahapan tahapan terakhir pada pertemuan pertama yaitu penutup. Langkah- langkah pembelajaran pada bagian penutup yaitu 1 guru bersama siswa
menyimpulkan materi pembelajaran, 2 guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung, dan 3 guru memberi
penjelasan kepada siswa untuk persiapan apa saja yang dibutuhkan pada pertemuan yang akan datang.
Pertemuan kedua terdiri atas tiga tahap pula. Tahapan itu yaitu terdiri atas tiga tahap yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran harus
sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan agar mencapai tujuan pembelajaran.
Tahapan pertama pertemuan kedua yaitu pendahuluan. Tahapan ini terdiri atas beberapa langkah yaitu 1 guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran, 2 guru menjelaskan tentang tujuan dan manfaat pembelajaran, 3 guru memotivasi siswa agar semangat dalam belajar, 4 guru bertanya kepada
siswa tentang wawancara dan narasi untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari, dan 5 siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya jika ada materi yang belum dipahami. Tahap inti pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut 1 menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode student facilitator and explaining, 2
siswa dibagikan selembaran contoh teks hasil wawancara oleh guru, 3 guru membagikan LK 1 kerangka narasi dan LK 2 pengembangan karangan narasi,
4 siswa secara individu menyusun karangan narasi pada LK 1 dan 2 berdasarkan contoh teks hasil wawancara yang telah dibagikan oleh guru, 5 setelah selesai
siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka, dan 6 guru memberi penguatan dengan menanggapi pekerjaan siswa dan memberi penilaian.
Tahap terakhir pada pertemuan kedua yaitu penutup. Langkah-langkah pada tahapan ini yaitu 1 guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, dan
2 guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
3.1.1.3 Observasi Siklus I
Observasi merupakan kegiatan mengamati reaksi dan perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi atau pengamatan
dilaksanakan untuk mengumpulkan data tentang metode yang digunakan yaitu metode student facilitator and explaining selama proses pembelajaran
berlangsung. Pengambilan data dilakukan melalui tes dan nontes. Proses pengambilan data tes dilakukan untuk melihat kemampuan materi
yang diserap oleh siswa. Kegiatan yang dilakukan berupa data tes individu siswa dalam mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi serta peningkatan
keterampilan siswa setelah dilakukan pembelajaran. Proses pengambilan data nontes dilakukan oleh peneliti untuk melihat perilaku siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Beberapa aspek yang diamati adalah perilaku dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, respons siswa terhadap
metode yang digunakan dalam pembelajaran, keaktifan siswa di dalam kelas yang berupa menjawab pertanyaan dari guru maupun bertanya kepada guru tentang
materi yang belum dipahaminya. Berdasarkan data nontes dapat diketahui apakah metode yang digunakan peneliti dapat diterima dengan baik oleh siswa atau tidak.
Data nontes diperoleh melalui beberapa tahap. Tahapan untuk memperoleh data nontes yaitu 1 observasi siswa untuk mengetahui perilaku atau aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung, 2 jurnal penelitian untuk guru dan siswa dalam proses pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi
dengan metode student facilitator and explaining, 3 wawancara untuk mengetahui pendapat siswa yang dilakukan di luar pembelajaran kepada
perwakilan siswa yang memperoleh nilai rendah, sedang, dan tinggi, 4 dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa gambar dan
aktivitas selama pembelajaran berlangsung. Semua data tersebut dijelaskan dalam bentuk deskripsi secara lengkap.
3.1.1.4 Refleksi Siklus I
Peneliti melakukan refleksi dengan menganalisis hasil tes dan nontes setelah melakukan tindakan siklus I. Refleksi dilakukan sebagai upaya mengkaji segala
hal yang terjadi pada tahap tindakan siklus I. Hasil refleksi ini digunakan sebagai bahan masukan dalam menetapkan langkah selanjutnya. Refleksi pada siklus I
dijadikan masukan dalam menentukan langkah pada siklus II sehingga hasil yang didapatkan dapat maksimal. Masalah-masalah pada siklus I dapat dicari
pemecahannya, sedangkan
kelebihan-kelebihannya dipertahankan
dan ditingkatkan, sehingga akan diperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik pada
siklus II.
3.1.2 Proses Tindakan Siklus II
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas PTK dalam siklus II terdiri atas empat tahap seperti layaknya pada siklus I. Empat tahap tersebut yaitu tahap
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan tindak lanjut dan perbaikan dari siklus I. Hasil refleksi pada siklus I diperbaiki pada siklus II
sehingga hasilnya lebih maksimal.
3.1.2.1 Perencanaan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I, peneliti memperbaiki proses pembelajaran pada siklus II. Pada proses penelitian tindakan
kelas siklus II dilakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan pada perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Peneliti mempersiapkan hal-hal
yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan memperbaiki hasil refleksi pada siklus I.
Peneliti melakukan beberapa perbaikan pada beberapa aspek. Perbaikan yang dilakukan sebagai bentuk perencanaan pada siklus II meliputi 1 identifikasi
masalah yang timbul pada siklus I sehingga memerlukan perbaikan, yakni perbaikan cara penyampaian materi oleh guru, 2 menentukan langkah-langkah
perbaikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode student facilitator and explaining
dengan merevisi instrumen yang berupa data tes yaitu: tes individu mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi berupa lembar kerja, dan 3 menyiapkan
perangkat pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II.
3.1.2.2 Tindakan Siklus II
Tindakan pada siklus II merupakan hasil revisi tindakan yang dilakukan pada siklus I. Revisi tersebut dilakukan berdasarkan beberapa masukan setelah
melakukan tindakan pada siklus I. Masukan dari siswa menjadi salah satu pertimbangan peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Tindakan yang dilakukan pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan yang terbagi atas tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup.
Pertemuan pertama, tahap pendahuluan yaitu 1 diawali dengan apersepsi yang diberikan oleh guru kepada siswa, 2 guru memberikan penjelasan tentang
tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa jika telah menguasai kompetensi mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi 3 motivasi pun tak lupa guru
sampaikan dengan menceritakan kisah kesuksesan penulis agar siswa bersemangat selama mengikuti pembelajaran.
Tahap inti merupakan tahapan pelaksanaan metode student facilitator and explaining. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada tahapan inti yaitu 1
siswa diberikan contoh teks hasil wawancara dan karangan narasi oleh guru, 2 guru menjelaskan persamaan dan perbedaan teks hasil wawancara dengan narasi,
3 guru menjelaskan bagaimana cara mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 4 siswa dikelompokkan, setiap kelompok terdiri atas 5 anak, 5 tiap
kelompok dibagikan selembaran contoh teks hasil wawancara oleh guru, 6 guru menugaskan kepada siswa untuk mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi,
7 siswa berdiskusi membahas mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 8 siswa secara berkelompok membuat kerangka karangan narasi berdasarkan
teks hasil wawancara yang telah dibagikan, 9 setelah membuat kerangka karangan, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya berupa
kerangka karangan dan kelompok yang lain memberi masukan sehingga hasilnya menjadi maksimal, 10 setelah semua kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya, selanjutnya mengembangkan kerangka karangan dengan dipandu oleh
guru, 11 setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya lagi dan kelompok yang lain memberi masukan sehingga hasilnya menjadi maksimal, 12
hasil akhir pekerjaan kelompok ditempelkan di papan tempel, 13 siswa dengan dibimbing guru mengoreksi hasil pekerjaan kelompok lain, 14 tiap kelompok
memperbaiki karangannya berdasarkan komentar yang telah diberikan oleh kelompok lain.
Tahapan terakhir pada pertemuan pertama yaitu penutup. Langkah-langkah pembelajaran pada bagian penutup yaitu 1 guru bersama siswa menyimpulkan
materi pembelajaran, 2 guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung, dan 3 guru memberi penjelasan
kepada siswa untuk persiapan apa saja yang dibutuhkan pada pertemuan yang akan datang.
Pertemuan kedua terdiri atas tiga tahap pula. Tahapan itu yaitu terdiri atas tiga tahap yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran harus
sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan agar mencapai tujuan pembelajaran.
Tahapan pertama pertemuan kedua yaitu pendahuluan. Tahapan ini terdiri atas beberapa langkah yaitu 1 guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran, 2 guru menjelaskan tentang tujuan dan manfaat pembelajaran, 3 guru memotivasi siswa agar semangat dalam belajar, 4 guru bertanya kepada
siswa tentang wawancara dan narasi untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari, dan 5 siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
Tahap inti pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut 1 menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran mengubah teks hasil
wawancara menjadi narasi dengan metode student facilitator and explaining, 2 siswa dibagikan contoh teks hasil wawancara oleh guru, 3 guru membagikan LK
1 kerangka narasi dan LK 2 pengembangan karangan narasi, 4 siswa secara individu menyusun karangan narasi pada LK 1 dan 2 berdasarkan contoh teks
hasil wawancara yang telah dibagikan oleh guru, 5 setelah selesai, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dengan cara bermain tempat pensil
berjalan, dan 6 guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa selama pembelajaran berlangsung.
Tahap terakhir pada pertemuan kedua yaitu penutup. Langkah-langkah pada tahapan ini yaitu 1 guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, dan
2 guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
3.1.2.3 Observasi Siklus II
Pada siklus II peneliti juga melakukan observasi seperti pada siklus I. Observasi adalah kegiatan mengamati reaksi dan perilaku siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh seorang teman selama proses pembelajaran berlangsung. Teman membantu peneliti dalam
melakukan observasi. Pada tindakan siklus II ini masih dilakukan observasi untuk melihat peningkatan keterampilan siswa dalam mengubah teks hasil wawancara
menjadi narasi dan perubahan tingkah laku siswa setelah dilakukan tindakan
siklus II. Observasi siklus II juga masih sama dengan siklus I yaitu dilakukan melalui data tes dan nontes.
Selama proses observasi, data diperoleh melalui beberapa cara yaitu 1 tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi, dan tes
keterampilan siswa dalam mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 2 observasi untuk mengetahui sikap dan aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, 3 jurnal diberikan untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran, 4 wawancara untuk mengetahui
pendapat siswa yang dilakukan di luar pembelajaran kepada perwakilan siswa yang memperoleh nilai rendah, sedang, dan tinggi, 5 dokumentasi foto yang
digunakan sebagai laporan yang berupa gambar dan aktivitas selama pembelajaran berlangsung. Semua data tersebut dijelaskan dalam bentuk deskripsi secara
lengkap. Observasi pada siklus II dilakukan dengan cara melihat peningkatan hasil
tes dan melihat perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang meliputi keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas. Kegiatan wawancara juga
dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran terutama pada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, sedang, dan rendah.
3.1.2.4 Refleksi Siklus II
Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode student facilitator and explaining dan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan perbaikan tindakan pada siklus I. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes keterampilan mengubah teks hasil wawancara
menjadi narasi dan hasil nontes yang dilakukan pada siklus II. Hasil nontes berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto juga dilakukan untuk
mengetahui perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Refleksi pada siklus II dilakukan untuk merefleksi hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I dan II. Tujuan refleksi ini adalah untuk menentukan kemajuan-
kemajuan yang telah dicapai selama proses pembelajaran dan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Kemajuan yang
dicapai pada siklus II adalah peningkatan tes keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dan perubahan tingkah laku siswa dari negatif menjadi
positif.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi siswa kelas VII MTs Negeri Kendal. Peneliti
mengadakan penelitian dikelas VII A karena dalam kurikulum kelas VII terdapat kompetensi dasar mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi. Harapannya,
siswa MTs Negeri Kendal kelas VII A telah memiliki bekal yang cukup untuk melakukan proses menulis dan mengetahui bagaimana mengubah teks hasil
wawancara menjadi narasi dengan bahasa yang baik dan benar. Selain itu, diharapkan siswa memiliki minat dalam mengikuti pembelajaran menulis.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru bahasa Indonesia di MTs Negeri Kendal, tingkat keterampilan menulis khususnya menulis menjadi masih rendah.
Salah satunya adalah kompetensi dasar mengubah teks hasil wawancara menjadi
narasi. Siswa cenderung mementingkan panjang karangan daripada kualitas dari isi karangan tersebut sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai. Penelitian
dilaksanakan di kelas VII A dengan jumlah siswa 35 siswa yang terdiri atas 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Peneliti mengambil subjek tersebut
dengan alasan berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di MTs Negeri Kendal yang mengajar di kelas VII A,
saat ini kondisi kemampuan akademik relatif rendah, khususnya keterampilan menulis dan siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis narasi.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan tiga variabel yaitu 1 variabel keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 2 variabel metode
student facilitator and explaining, dan 3 Variabel perilaku siswa selama pembelajaran.
3.3.1 Variabel Keterampilan Mengubah Teks Hasil Wawancara Menjadi
Narasi
Dalam penelitian ini, siswa akan disajikan teks hasil wawancara. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi teks hasil wawancara yang
diberikan untuk diubah menjadi narasi. Kompetensi menulis teks hasil wawancara menjadi narasi merupakan salah satu kompetensi dasar aspek menulis dalam
kurikulum 2006 yang harus dicapai siswa kelas VII SMP. Keterampilan menulis membutuhkan kesabaran ekstra sehingga banyak siswa yang kurang meminati
aspek menulis. Keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi yang dimaksud di sini adalah keterampilan siswa dalam mengolah sebuah teks
hasil wawancara menjadi karangan narasi dengan memperhatikan beberapa aspek seperti penggunaan kalimat langsung dan tak langsung. Selain itu, kesesuaian isi,
penggunaan kalimat langsung dan tak langsung, ejaan dan tanda baca, kohesi dan koherensi, pemilihan kata, urutan cerita, dan kerapian tulisan juga harus
diperhatikan oleh siswa dalam mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi. Dalam penelitian tindakan kelas ini, siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran
keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi paragraf narasi apabila telah mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu 80. Dalam hal ini peneliti mengambil
sampel keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi siswa kelas VII A MTs Negeri Kendal.
3.3.2 Variabel Penggunaan Metode Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Berbasis Karakter
Proses penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining untuk mengarahkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk saling bekerjasama dalam kelompok agar siswa dapat saling menyumbang saran dan membantu temannya
yang belum mengerti mengenai pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi paragraf narasi. Metode student facilitator and explaining dimaksudkan
agar dalam pembelajaran siswa dapat bekerja sama dengan teman. Guru di sini secara eksplisit memberikan pengarahan ketika proses menulis dan menunjukkan
penulisan-penulisan yang benar kepada siswa. Metode student facilitator and explaining digunakan untuk mencapai penulisan mengubah teks hasil wawancara
menjadi narasi sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Kemudian, langkah-langkah yang dilakukan pada pembelajaran ini yaitu, siswa, siswa diberikan contoh teks hasil wawancara dan karangan narasi oleh
guru, guru menjelaskan materi yang berkaitan dengan pembelajaran, siswa dikelompokkan, setiap kelompok terdiri atas 5 anak, tiap kelompok dibagikan
contoh teks hasil wawancara oleh guru, guru menugaskan kepada siswa berdiskusi untuk mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, siswa secara berkelompok
membuat kerangka karangan narasi berdasarkan teks hasil wawancara yang telah dibagikan, setelah membuat kerangka karangan, setiap perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya berupa kerangka karangan dan kelompok yang lain memberi masukan sehingga hasilnya menjadi maksimal, selanjutnya
mengembangkan kerangka karangan dengan dipandu oleh guru, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya lagi dan kelompok yang lain memberi
masukan sehingga hasilnya menjadi maksimal, hasil akhir pekerjaan kelompok ditempelkan di papan tempel, siswa secara individu menyusun karangan narasi
pada LK 1 dan 2 berdasarkan contoh teks hasil wawancara yang telah dibagikan oleh guru, setelah selesai siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.
Diharapkan metode pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining mampu memacu keaktifan siswa dan sekaligus mendidik karakter, dari
awal sampai akhir proses pembelajaran.
3.3.3 Variabel Sikap Siswa Selama Pembelajaran
Sikap adalah suatu perasaan, pikiran, dan kecenderungan yang ada pada diri manusia yang menggerakkannya untuk berbuat dalam aktivitas sosial dengan
perasaan tertentu, juga dalam menanggapi objek situasi atau kondisi di sekitarnya.
Kcenderungan bertindak ini dipengaruhi oleh faktor-faktor kognisi, afeksi, dan konasi dari sikap seseorang. Dapat diketahui bahwa menilai sikap siswa sebagai
salah satu kompetensi hasil belajar disetiap mata pelajaran khusunya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penilaian sikap siswa pada pembelajaran ini terdiri
atas sikap jujur, disiplin, kerja keras, religius, kreatif, rasa ingin tahu, dan lainnya. Karena itu, agar penilaian sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran
keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dapat dilakukan dengan baik, maka perlu dipertimbangkan objek sikap yang akan dijadikan
penilaian dari guru sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran. Dari beberapa nilai-nilai yang bersumber dari Permendiknas No 23 tahun 2006, peneliti memilih
aspek sikap yang sesuai dengan pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, yaitu sikap jujur, sikap disiplin, sikap kerja keras,
sikap kreatif, sikap rasa ingin tahu, dan sikap tanggung jawab. Selain itu, krisis karakter yang dialami bangsa Indonesia saat ini sudah
berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Sifat tulus, luhur, mulia, jujur, kesopanan, dan tanggung jawab terkikis seketika tergantikan dengan rasa cemas,
kekerasan, perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai, keyakinan, norma- norma, agama, adat istiadat yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, bangsa
dan negara Indonesia. Penerapan karakter di proses pembelajaran ini agar siswa tidak hanya menguasai materi saja. Diharapkan dengan diterapkannya karakter
dapat memperbaiki perilaku siswa menjadi lebih baik. Selain itu, penerapan karakter disekolah sangat baik dan untuk menyiapkan generasi yang unggul.
Indikator keberhasilan penilaian sikap yang diharapkan adalah siswa mampu memiliki sikap positif sesuai dengan aspek penilaian setelah mengikuti
pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi menggunakan metode student facilitator and explaining berbasis karakter
tersebut.
3.4 Instrumen Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua bentuk instrumen yaitu instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes yang digunakan berupa
penugasan siswa secara individu untuk mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi. Instrumen nontes yang digunakan berupa observasi, jurnal siswa, jurnal
guru, wawancara, dan dokumentasi foto.
3.4.1 Intrumen Tes
Instrumen tes adalah instrumen yang berupa pemberian proyek yang berupa tes tertulis pada siswa untuk mengubah teks hasil wawancara menjadi
narasi. Siswa
ditugaskan membuat
kerangka karangan
narasi dan
memngembangkannya menjadi narasi yang utuh dari teks hasil wawancara yang telah peneliti bagikan. Pada instrumen tersebut menggunakan pedoman penilaian
keterampilan mengubah teks wawacara menjadi narasi. Standar kompetensi: mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
Kompetensi dasar: mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan memerhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung. Indikator : 1
mampu menentukan informasi pokok yang terdapat pada teks hasil wawancara.
2 mampu menentukan ciri-ciri karangan narasi, 3 mampu mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung, 4 mampu mengubah teks hasil
wawancara menjadi karangan narasi, dan 5 mampu menyunting karangan yang telah dibuat.
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian
No Aspek Penilaian
Skor Bobot
Bobot x skor
5 3
2 1
1. Kesesuaian isi narasi dengan teks
wawancara 8
40 2.
Penggunaan kalimat langsung dan tak langsung
5 25
3. Ejaan dan tanda baca
2 10
4. Kohesi dan koherensi
3 15
5. Pemilihan kata
5 25
6. Urutan cerita
7 35
7. Kerapian tulisan
5 25
Jumlah 35
175
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Karangan Narasi
No Aspek
Kategori Nilai Keterangan
1. Kesesuaian
isi a.
Isi narasi sesuai dengan teks wawancara,
tepat, bahasanya
bervariatif dan lengkap. b.
Isi narasi sesuai dengan teks wawancara, tapi kurang bervariatif.
c. Isi narasi cukup sesuai dengan teks
wawancara namun kurang lengkap dan kurang bervariatif
d. Isi narasi tidak sesuai dengan teks
wawancara, tidak bervariatif dan tidak lengkap.
5
4 3
2 Sangat baik
Baik Cukup
Kurang
2. Penggunaan
kalimat langsung dan
tak langsung a.
Penggunaan kalimat langsung dan tak
langsung tepat
dan penulisannya
benar dan
komunikatif. b.
Penggunaan kalimat langsung dan tak langsung tepat dan cukup
5
4 Sangat baik
Baik
bervariatif. c.
Penggunaan kalimat langsung dan tak langsung ada beberapa yang
salah, namun cukup bervariatif. d.
Penggunaan kalimat langsung dan tak langsung banyak yang salah
dan tidak bervariatif. 3
2 Cukup
Kurang
3. Ejaan
dan tanda baca
a. Penggunaan ejaan dan tanda baca
tepat semua. b.
Kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari tiga kesalahan
c. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca lebih dari tiga sampai delapan kesalahann
d. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca lebih dari delapan kesalahan
5 4
3
2 Sangat baik
Baik Cukup
Kurang
4. Kohesi dan
koherensi a.
Kohesi dan koherensi tepat sehingga mudah dipahami dan
bervariatif b.
Kohesi dan koherensi tepat namun kurang bervariatif
c. Kohesi dan koherensi cukup tepat
namun tidak bervariasi d.
Tidak ada kohesi dan koherensi. Sehingga sulit dipahami.
5
4 3
2 Sangat baik
Baik Cukup
Kurang
5. Pemilihan
kata diksi a.
Pemilihan kata tepat, sesuai, dan bervariasi.
b. Pemilihan kata tepat, sesuai, tetapi
tidak bervariasi. c.
Beberapa pemilihan cukup tepat tetapi bervariasi dan masih bisa
dipahami. d.
Pemilihan kata tidak tepat, tidak bervariasi sehingga sulit dipahami.
5 4
3
2 Sangat baik
Baik Cukup
Kurang
6. Urutan cerita a.
Urutan cerita tepat dan runtut. b.
Urutan cerita tepat dan cukup runtut.
c. Urutan cerita cukup tepat dan
cukup runtut d.
Cerita banyak yang salah dan tidak runtut.
5 4
3 2
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
7. Kerapian
tulisan a.
Tulisan rapi dan mudah dibaca. b.
Tulisan rapi namun ada beberapa coretan.
5 4
Sangat baik Baik
c. Tulisan kurang rapi dan banyak
coretan. d.
Tulisan tidak rapi dan sulit dibaca. 3
2 Cukup
Kurang
Perhitungan nilai adalah sebagai berikut:
Kategori Penilaian No
Skor Kategori Nilai
1 85
Sangat baik 2
75-85 Baik
3 65-74
Cukup 4
65 Kurang
3.4.2 Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, wawancara, jurnal dan dokumentasi.
3.4.2.1 Pedoman Observasi
Pedoman Instrumen nontes yang berupa lembar observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui perilaku siswa melalui pengamatan pada saat
pembelajaran sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan sikap positif dan sikap negatif. Aspek perilaku yang diamati dalam penelitian ini
meliputi 1 siswa memperhatikan penjelasan guru, 2 siswa mendengarkan pertanyaan pancingan dengan baik dan langsung bisa menjawab, 3 siswa terlihat
antusias dan saat berdiskusi dengan pasangan, 4 siswa terlihat aktif dan antusias
ketika praktik mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 5 respon siswa ketika mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode
pembelajaran student facilitator and explaining. a.
Lembar Observasi Proses
Tabel 3.3 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Keterampilan Mengubah Teks Hasil Wawancara Menjadi Narasi Menggunakan Metode
Student Facilitator and Explaining
N o
Respo nden
Aspek Kegiatan Keterangan Kegiatan
Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan
... 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan 1 : Siswa membaca
dan mengamati contoh teks hasil wawancara yang telah
dibagikan oleh guru. Kegiatan
2 :
Siswa mendengarkan
beberapa pertanyaan pancingan yang
dibacakan oleh guru agar lebih
teliti dalam
menganalisis isi
teks wawancara.
Kegiatan 3
: Siswa
dikelompokkan. Masing-
masing kelompok terdiri atas 5 anak.
Kegiatan 4
: Setiap
kelompok membuat
kerangka karangan narasi yang terdapat pada LK I.
Kegiatan 5
: Perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya berupa
kerangka karangan dan yang lain memberi masukan.
Kegiatan 6
: Setiap
kelompok mengembangkan kerangka karangan menjadi
narasi yang
utuh yang
terdapat pada LK 2. Langkah
7 :
Perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya
berupa karangan narasi dan yang
lain memberi masukan.
1 R1
2 R2
3 R3
Kegiatan 8
: siswa secara individu mengubah teks
hasil wawancara menjadi karangan narasi.
Berilah tanda ā pada setiap kegiatan yang telah diikuti oleh siswa Keterangan penskoran:
1. Skor 1 : BT belum tampak jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Skor 2 : MT mulai tampak jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh- sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Skor 3 : MB mulai berkembang jika menunjukkan ada usaha sungguh- sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Skor 4 : MK membudaya jika menunjukkan adanya usaha sungguh- sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Lembar Observasi Sikap
Tabel 3.4 Lembar Observasi Sikap Siswa dalam Pembelajaran
No Sikap
Nilai Aspek Pengamatan
Hasil Observasi Catatan
Baik Cukup Kurang
1 Jujur
Siswa selalu
mengerjakan tugas
sendiri, tidak plagiat. Siswa tidak berbohong
pada kegiatan membuat kerangka
narasi dan
mengembangkan menjadi karangan narasi
yang utuh
Siswa tidak menyontek ketika ulangan
2 Disiplin
Siswa masuk kelas tepat waktu
Siswa selalu
mengerjakan tugas
dengan baik
dan dikumpulkan tepat waktu
3 Kerja
keras Siswa
aktif mencatat
penjelasan guru Siswa
aktif bertanya
kepada guru maupun temannya ketika kurang
paham tentang materi yang diajarkan
Siswa bersungguh-
sungguh dalam
mengerjakan tugas Siswa
berusaha menyelesaikan
tugas dengan
sungguh- sungguh
4 Kreatif
Siswa menuangkan ide atau gagasan baru dalam
mengerjakan tugas
5 Rasa
ingin tahu Siswa
mendengarkan penjelasan guru dengan
penuh perhatian Siswa
aktif bertanya
kepada guru Siswa aktif menjawab
pertanyaan atau
memberikan tanggapan 6
Tanggung jawab
Siswa selalu
melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik
pada kegiatan
pembelajaran mengubah teks
hasil observasi
menjadi narasi Siswa
selalu menyelesaikan
tugas dengan
data atau
informasi yang dapat dipercaya
3.4.2.2 Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat dan motivasi siswa mengenai proses pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara
menjadi narasi dengan metode pembelajaran student facilitator and explaining. Pelaksanaan wawancara tidak dilakukan kepada semua siswa, tetapi hanya kepada
enam siswa yang terdiri dari, dua siswa yang nilainya berkategori kurang, dua siswa yang nilainya berkategori cukup, dan dua siswa yang nilainya berkategori
baik. Hal-hal yang ditanyakan kepada siswa di dalam wawancara yaitu: 1
pendapat siswa mengenai pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode pembelajaran student facilitator and
explaining, 2 pendapat siswa mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining yang digunakan dalam pembelajaran mengubah
teks hasil wawancara menjadi narasi, 3 pendapat siswa mengenai pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 4
kesulitan yang dialami siswa ketika diminta untuk mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode pembelajaran student facilitator and
explainig, 4 manfaat apa yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode pembelajaran
student facilitator and explaining, 5 kesan, pesan dan saran mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan.
3.4.2.3 Jurnal
Jurnal merupakan catatan yang dibuat baik oleh guru atau pun siswa. Pedoman jurnal yang dibuat adalah pedoman jurnal siswa dan guru. Jurnal guru
memuat segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, seperti minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining, respon dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran, tingkah laku siswa dalam mengikuti diskusi kelompok, dan fenomena-fenomena lain yang muncul dalam proses pembelajaran.
Jurnal digunakan untuk mendapat data kualitatif, yaitu berupa jurnal peneliti atau jurnal guru dan jurnal siswa yang diperoleh pada akhir pembelajaran. Jurnal
guru berisi antara lain 1 catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, 2 keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, 3 catatan
tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran, 4 tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran student facilitator and explaining,
dan 5 catatan kejadian-kejadian di dalam kelas, sedangkan jurnal siswa berisi 1 materi yang dipelajari, 2 perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran pada
hari ini, 3 kesulitan apa yang dialami siswa, dan 4 saran yang dapat siswa berikan untuk pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi
dengan metode student facilitator and explaining.
3.4.2.4 Dokumentasi
Alat yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini berupa kamera yang digunakan untuk foto kegiatan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Aspek yang diamati pada perekaman kamera meliputi 1 aktivitas guru memberikan penjelasan tujuan, manfaat, dan motivasi pembelajaran, 2
aktivitas siswa mengamati contoh teks hasil wawancara, 3 aktivitas guru memberikan penjelasan materi, 4 aktivitas siswa berdiskusi dengan kelompok,
5 aktivitas guru mengulang materi yang belum dipahami siswa, 6 aktivitas perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, 7 aktivitas siswa
mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi secara individu, 8 aktivitas siswa mempresentasikan hasil kerjanya secara individu, 9 aktivitas guru
mengubah tempa t duduk menjadi bentuk āuā, 10 aktivitas siswa aktif bertanya,
11 aktivitas siswa menempel hasil karya kelompok dan mengomentari. Masing- masing kegiatan dalam pembelajaran diambil satu dokumen, dan 12 aktivitas
siswa bermain tempat pensil berjalan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian kali ini dilakukan dengan dua teknik, yaitu tes dan nontes. Teknik tes dilakukan untuk mendapatkan nilai siswa,
sedangkan data nontes diperoleh dengan cara observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.
3.5.1 Teknik Tes
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes yang dilakukan sebanyak dua kali. Tes dilakukan pada siklus I dan siklus II. Teknik tes
diberikan guna mengetahui data keterampilan siswa dalam mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode student facilitator and explaining.
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes ini dilakukan secara individu. Evaluasi proses pembelajaran mengubah teks hasil
wawancara menjadi narasi menggunakan metode student facilitator and explaining ini digunakan tes uji hasil produk yaitu berupa karangan narasi. Hasil
tes penelitian setelah dianalisis untuk mengetahui kelemahan siswa, selanjutnya sebagai dasar perbaikan untuk melakukan siklus berikutnya.
3.5.2 Teknik Nontes
Teknik pengumpulan data nontes ini meliputi observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Teknik nontes digunakan untuk mengetahui sejauh mana
perubahan sikap siswa setelah diadakan proses pembelajaran menggunakan metode student facilitator and explaining.
3.5.2.1 Observasi
Teknik observasi ini digunakan untuk mengamati keadaan, respon, sikap, dan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Observasi dilakukan
oleh bantuan seorang teman selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.
Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan tanda check pada lembar obsevasi. Observasi digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai proses dan perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil dari observasi tersebut kemudian dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk uraian
kalimat sesuai dengan perilaku nyata yang ditunjukkan siswa.
Adapun tahap observasinya yaitu 1 mempersiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir sasaran amatan tentang keaktifan siswa dalam mendengarkankan
penjelasan guru, keaktifan siswa dalam mengerjakan tes, 2 melaksanakan observasi selama proses pembelajaran yaitu mulai dari penjelasan guru, proses
belajar-mengajar sampai dengan siswa mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, dan 3 mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang
telah dipersiapkan. Terdapat beberapa langkah pokok yang menjadi aspek observasi yaitu 1 siswa membaca dan mengamati contoh teks hasil wawancara
yang telah dibagikan oleh guru, 2 siswa mendengarkan beberapa pertanyaan pancingan yang dibacakan oleh guru agar lebih teliti dalam menganalisis isi teks
hasil wawancara, 3 siswa dikelompokkan, masing-masing kelompok terdiri atas 5 anak, 4 setiap kelompok membuat kerangka karangan narasi yang terdapat
pada LK 1, 5 perwakian kelompok mempresentasikan hasil kerjanya berupa kerangka karangan dan yang lain memberi masukan, 6 setiap kelompok
mengembangkan kerangka karangan menjadi narasi yang utuh yang terdapat pada LK 2, 7 perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya berupa
karangan narasi dan yang lain memberi masukan, dan 8 siswa secara individu mengubah teks hasil wawancara menjadi karangan narasi.
3.5.2.2 Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mengungkapkan data penyebab kesulitan dan hambatan dalam pembelajaran. Wawancara dilakukan pada para
siswa yang hasil tesnya berkategori baik, cukup, dan kurang. Masing-masing kategori diambil satu siswa. Diharapkan jawaban yang diberikan dapat mewakili
pendapat dari seluruh siswa kelas VIIA. Adapun cara yang ditempuh peneliti dalam pelaksanaan wawancara yaitu 1 mempersiapkan lembar wawancara yang
berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan pada siswa, 2 menentukan siswa yang nilai tesnya kurang, cukup, dan baik untuk kemudian diajak wawancara, 3
mencatat hasil wawancara dengan menulis tanggapan terhadap tiap butir pertanyaan, dan 4 peneliti meneliti jawaban siswa.
Pertanyaan untuk wawancara yaitu 1 apakah kamu suka mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 2 biasanya kamu mengubah teks hasil
waawancara menjadi narasi untuk apa, 3 apakah penjelasan guru mengenai materi pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi
sudah dipahami, 4 materi apa yang kurang kamu pahami dalam pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 5 apa kamu
tertarik mengikuti pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi tadi, 6 kesulitan apa yang kamu peroleh setelah mengikuti
pembelajaran tadi, 7 manfaat apa yang kamu peroleh setelah mengikuti pembelajaran tadi, 8 bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 9 adakah perbedaan sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran keterampilan mengubah
teks hasil wawancara menjadi narasi, dan 10 apa saran kamu terhadap pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi yang
akan datang.
3.5.2.3 Jurnal
Jurnal digunakan untuk mendapat data kualitatif, yaitu berupa jurnal peneliti atau jurnal guru dan jurnal siswa yang diperoleh pada akhir pembelajaran.
Sebelum melalui pembelajaran, siswa diberi tahu terlebih dahulu bahwa nanti pada akhir pembelajaran siswa akan diminta untuk mengisi jurnal kegiatan selama
mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru.
Siswa bebas menuliskan pendapatnya, kritik maupun saran terhadap pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode student facilitator
and explainig. Pertanyaan dalam jurrnal siswa yaitu 1 bagaimana perasaan Anda selama
mengikuti pembelajaran menulis narasi dari teks hasil wawancara pada hari ini, 2 apa kesulitan yang Anda alami dalam menulis narasi dari teks hasil
wawancara, 3 bagaimana tanggapan Anda mengenai metode student facilitator and explaining yang digunakan, 4 bagaimana kesan Anda terhadap gaya
mengajar yang dilakukan oleh guru, dan 5 saran apa yang Anda berikan untuk pembelajaran menulis narasi dari teks hasil wawancara melalui metode
pembelajaran student facilitator and explaining berbasis karakter. Selain itu, pertanyaan untuk jurnal guru yaitu 1 bagaimana persiapan siswa sebelum
mengikuti pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode student facilitator and explaining berbasis karakter, 2
bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode student facilitator
and explaining berbasis karakter, 3 bagaimana perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran, 4 bagaimana situasi kelas saat pembelajaran, dan 5 kejadian-
kejadian apa saja yang muncul pada saat pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan metode student facilitator and
explaining berbasis karakter. Sementara itu, guru juga mengisi jurnal guru yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, ketika pembelajaran sudah berakhir. Jurnal guru digunakan untuk mendeskripsikan atau mencatat fenomena-fenomena pada saat pembelajaran yaitu
respon siswa terhadap pembelajaran, serta keaktifan siswa.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik kuantitatif dan teknik kualitatif.
3.6.1 Teknik Kuantitatif
Teknik kuantatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari data tes keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi
narasi dengan metode pembelajaran student facilitator and explaining berbasis karakter, pada siklus I dan siklus II. Hasil tes ditulis secara persentase dengan
langkah-langkah berikut 1 merekap nilai yang diperoleh siswa, 2 menghitung nilai-nilai komulatif dari tugas-tugas siswa, 3 menghitung nilai rata-rata, dan 4
menghitung prosentase.
Presentase ditulis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : P : Nilai presentase kemampuan siswa
K : Nilai komulatif jumlah nilai dalam satu kelas N : Nilai maksimal soal tes
R : Jumlah responden dalam satu kelas Hasil perhitungan dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan yaitu
antara hasil siklus I dan siklus II. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai presentase peningkatan keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi
narasi dengan metode student facilitator and explaining.
3.6.2 Teknik Kualitatif
Data kualitatif ini diperoleh dari data nontes, yaitu data observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Adapun langkah-langkah penganalisian data
kualitatif adalah dengan menganalisis lembar observasi yang telah diisi saat pembelajaran dan mengklarifikasikannya dengan teman peneliti yang membantu
dalam penelitian. Data jurnal dianalisis dengan membaca seluruh jurnal siswa dan guru.
Data wawancara dianalisis dengan cara membaca lagi data wawancara. Hasil tersebut untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran, dan sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan keterampilan mengubah teks hasil
wawancara menjadi narasi menggunakan metode student facilitator and explaining serta untuk mengetahui perubahan perilaku siswa pada siklus I dan
siklus II. Selain itu, juga untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode student facilitator and explaining.
3.7 Indikator Keberhasilan
Siklus dalam penelitian ini akan berakhir apabila keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi yang diperoleh telah mencapai ketuntasan
klasikal yaitu, 80 siswa telah memperoleh nilai 80,00. Berarti siswa tersebut sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dan dapat melanjutkan
kemampuan dasar berikutnya.
189
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan