Hal yang senada juga diungkapkan oleh Keraf dalam Dalman 2014:110 bahwa ciri-ciri narasi, yaitu 1 menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, 2
dirangkai dalam urutan waktu, 3 berusaha menjawab pertanyaan apa yang terjadi?, 4 ada konfilk, narasi dibangun oleh sebuah alur cerita.
Ciri-ciri narasi adalah sebagai berikut 1 diceritakan dari sudut pandang tertentu, 2 membuat dan mendukung suatu sudut pandang, 3 diisi dengan detail
yang tepat, 4 menggunakan kata kerja yang jelas, 5 menggunakan konflik dan urutan cerita, dan 6 dapat menggunakan dialog.
Terdapat beberapa perbedaan antara narasi dengan jenis lainnya, ada beberapa ciri narasi yang dapat kita gunakan sebagai pembeda, yaitu 1
bersumber pada fakta atau sekadar fiksi, 2 berupa rangkaian peristiwa, dan 3 bersifat menceritakan.
Berdasarkan pendapat Kusmayadi 2008:35, Semi dalam Dalman, 2014:110, dan Keraf dalam Dalman, 2014:110 dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri narasi yaitu 1 berupa rangkaian peristiwa, 2 terdapat tokoh, 3 adanya latar, dan 4 menekankan susunan kronologis.
2.2.6 Unsur-unsur Narasi
Menurut Kusmayadi 2008:35 narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur berikut.
1 Tema adalah pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis.
2 Alur plot adalah jalinan cerita, bagaimana cerita itu disusun sehingga
peristiwa demi peristiwa dapat terjalin dengan baik.
3 Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh
dalam suatu narasi. 4
Suasana berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku.
5 Sudut pandang berhubungan dengan dari mana penulis memandang suatu
peristiwa. Dia boleh memandang dari sudut pandang orang pertama atau orang ketiga.
Selain itu, Keraf 2010:145 mengungkapkan bahwa struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya: perbuatan, penokohan,
latar, sudut pandang, dan alur. Alur merupakan kerangka dasar yang terpenting dalam suatu kisah. Alur mengatur bagaimana watak para tokoh digambarkan,
serta situasi dan perasaan tokoh yang terkait dalam satu kesatuan waktu. Keraf 2010:147 membatasi alur sebagai suatu interelasi fungsional antara unsur-unsur
narasi yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, pikiran, dan sudut pandang. Tindak-tanduk perbuatan sebagai satu kesatuan unsur dalam alur. Dalam narasi
setiap tindakan harus diungkapkan secara terperinci dalam komponen- komponennya sehingga pembaca seolah-olah merasakan sendiri kejadian itu.
Berdasarkan pendapat Kusmayadi 2008:35 dan Keraf 2010:145 dapat disimpulkan struktur utama pembentuk narasi yaitu terdiri atas perbuatan,
penokohan, latar, sudut pandang, dan alur cerita. Tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya mengambil suatu tempat. Tempat itulah yang dinamakan latar.
Latar dapat menjadi unsur utama maupun unsur tambahan dalam narasi. Selain itu, sudut pandang juga merupakan salah satu unsur penting. Tujuan sudut
pandang adalah sebagai pedoman atau tindak-tanduk karakter dalam sebuah pengisahan.
2.2.7 Jenis-jenis Narasi