Variabel Sikap Siswa Selama Pembelajaran

Kemudian, langkah-langkah yang dilakukan pada pembelajaran ini yaitu, siswa, siswa diberikan contoh teks hasil wawancara dan karangan narasi oleh guru, guru menjelaskan materi yang berkaitan dengan pembelajaran, siswa dikelompokkan, setiap kelompok terdiri atas 5 anak, tiap kelompok dibagikan contoh teks hasil wawancara oleh guru, guru menugaskan kepada siswa berdiskusi untuk mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, siswa secara berkelompok membuat kerangka karangan narasi berdasarkan teks hasil wawancara yang telah dibagikan, setelah membuat kerangka karangan, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya berupa kerangka karangan dan kelompok yang lain memberi masukan sehingga hasilnya menjadi maksimal, selanjutnya mengembangkan kerangka karangan dengan dipandu oleh guru, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya lagi dan kelompok yang lain memberi masukan sehingga hasilnya menjadi maksimal, hasil akhir pekerjaan kelompok ditempelkan di papan tempel, siswa secara individu menyusun karangan narasi pada LK 1 dan 2 berdasarkan contoh teks hasil wawancara yang telah dibagikan oleh guru, setelah selesai siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Diharapkan metode pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining mampu memacu keaktifan siswa dan sekaligus mendidik karakter, dari awal sampai akhir proses pembelajaran.

3.3.3 Variabel Sikap Siswa Selama Pembelajaran

Sikap adalah suatu perasaan, pikiran, dan kecenderungan yang ada pada diri manusia yang menggerakkannya untuk berbuat dalam aktivitas sosial dengan perasaan tertentu, juga dalam menanggapi objek situasi atau kondisi di sekitarnya. Kcenderungan bertindak ini dipengaruhi oleh faktor-faktor kognisi, afeksi, dan konasi dari sikap seseorang. Dapat diketahui bahwa menilai sikap siswa sebagai salah satu kompetensi hasil belajar disetiap mata pelajaran khusunya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penilaian sikap siswa pada pembelajaran ini terdiri atas sikap jujur, disiplin, kerja keras, religius, kreatif, rasa ingin tahu, dan lainnya. Karena itu, agar penilaian sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dapat dilakukan dengan baik, maka perlu dipertimbangkan objek sikap yang akan dijadikan penilaian dari guru sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran. Dari beberapa nilai-nilai yang bersumber dari Permendiknas No 23 tahun 2006, peneliti memilih aspek sikap yang sesuai dengan pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, yaitu sikap jujur, sikap disiplin, sikap kerja keras, sikap kreatif, sikap rasa ingin tahu, dan sikap tanggung jawab. Selain itu, krisis karakter yang dialami bangsa Indonesia saat ini sudah berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Sifat tulus, luhur, mulia, jujur, kesopanan, dan tanggung jawab terkikis seketika tergantikan dengan rasa cemas, kekerasan, perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai, keyakinan, norma- norma, agama, adat istiadat yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Penerapan karakter di proses pembelajaran ini agar siswa tidak hanya menguasai materi saja. Diharapkan dengan diterapkannya karakter dapat memperbaiki perilaku siswa menjadi lebih baik. Selain itu, penerapan karakter disekolah sangat baik dan untuk menyiapkan generasi yang unggul. Indikator keberhasilan penilaian sikap yang diharapkan adalah siswa mampu memiliki sikap positif sesuai dengan aspek penilaian setelah mengikuti pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi menggunakan metode student facilitator and explaining berbasis karakter tersebut.

3.4 Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI DENGAN METODE PENCARIAN INFORMASI MELALUI MEDIA KARTUN BERCERITA PADA KELAS VII D SMP NEGERI 30 SEMARANG

0 29 199

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN HASIL Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Karangkonan

0 0 14

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTU MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN HASIL Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Karangkonang

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE COOPERATIVE SCRIPT (CS) BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 TANON KABUPATE

0 0 19

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI.

0 0 62

Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 210

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL KELAS VII SMP NEGERI 4 KERINCI JURNAL

0 0 15