menurut Suprijono 2009:129 metode student facilitator and explaining mempunyai arti metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep
maupun bagan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan prestasi belajar siswa. Perbedaan metode student facilitator and explaining dengan metode diskusi
terletak pada cara pertukaran pikiran antar siswa. Dalam metode student facilitator and explaining siswa dapat menerangkan dengan bagan atau peta
konsep. Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode student facilitator and explaining menjadikan siswa sebagai fasilitator dan
diajak berpikir secara kreatif sehingga menghasilkan pertukaran informasi yang lebih mendalam dan lebih menarik serta menimbulkan rasa percaya diri pada
siswa. Kegiatan yang terjadi pada metode ini memberikan kebebasan siswa baik
untuk mengemukakan ide atau gagasan mereka maupun menanggapi pendapat siswa lainnya. Sehingga menuntut adanya komunikasi antarsiswa agar proses
pembelajaran menjadi optimal. Selain itu, tanggung jawab terhadap ide atau pendapat yang mereka sampaikan sangat diperlukan.
2.2.13 Kelebihan dan Kekurangan Metode Student Facilitator and
Explaining
Dalam pelaksanaannya, setiap metode yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan dan kekurangan begitu juga dengan metode student facilitator and
explaining memiliki kedua hal tersebut. Adapun menurut Prasetya dalam Andari 2013:13 kelebihan dan kekurangan dari model ini sebagai berikut.
a. Kelebihan
1 Dapat mendorong tumbuh dan kembangnya potensi berpikir kritis siswa
secara optimal. 2
Melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan. 3
Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.
4 Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.
5 Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat
secara objektif, rasional guna menentukan suatu kebenaran dalam kerjasama anggota kelompok.
6 Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara
terbuka. 7
Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah.
8 Melatih kepemimpinan siswa.
9 Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi,
pendapat dan pengalaman antar mereka. b. Kekurangan
1 Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan yang lainnya.
2 Peserta didik yang malas mungkin akan menyerahkan bagian pekerjaanya
kepada siswa yang pintar. 3
Penilaian individu sulit karena tersembunyi dibalik kelompoknya. 4
Metode student facilitator and explaining memerlukan persiapan yang rumit dibanding dengan model lain, misalnya model ceramah.
5 Apabila terjadi persaingan yang negatif hasil pekerjaan akan memburuk.
6 Peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam
kelompoknya, dan memungkinkan akan memperngaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut gagal.
2.2.14 Langkah-langkah Metode Student Facilitator and Explaining
Suprijono 2009:128 mengungkapkan langkah-langkah yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan metode student facilitator and
explaining sebagai berikut. a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b.
Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi. c.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan atau peta konsep.
d. Guru menyimpukan ide atau pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup.
Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa metode student facilitator and explaining mempunyai tahapan atau langkah-langkah seperti
berikut. 1
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai atau kompetensi dasar. 2
Guru mendemonstrasikanmenyajikan garis-garis besar materi pembelajaran. 3
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui baganpeta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran.
4 Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
5 Guru menerangkan materi yang disajikan saat itu.
6 Penutup.
7 Evaluasi.
Selain itu, peran siswa sebagai facilitator and explaining dan penjelas dalam metode ini yaitu merencanakan bagaimana cara mereka mengajari materi yang
sedang dipelajari kepada satu sama lain dan menyampaikan secara lisan melalui bagan kepada anggota kelompok lainnya. Selain itu, menggambarkan bagaimana
cara menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa memberikan jawabannya, memberikan umpan balik yang spesifik mengenai pekerjaan siswa lain, dan
menyelesaikan tugas dengan meminta siswa lain untuk mendemonstrasikan cara menyelesaikan tugas tersebut.
Sedangkan peran guru yaitu sebagai manager, guru memonitoring disiplin kelas dan hubungan interpesonal, dan memonitoring ketepatan penggunaan waktu
dalam menyelesaikan tugas. Selain itu sebagai mediator, guru memandu menjembatani mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas dengan
permasalahan yang nyata dikemukakan di lapangan. Dengan kata lain, guru memberikan pengarahan kepada kelompok dengan menyatakan tujuan dari tugas
atau materi yang diberikan, mendorong dan memastikan siswa untuk berpartisipasi. Membuat siswa mendapatkan giliran adalah salah satu cara untuk
menarik partisipasi seluruh anggota kelompok. Selain itu, memberikan kesempatan untuk menyampaikan umpan balik positif kepada semua anggota.
2.2.15 Konsep Pendidikan Berbasis Karakter