narasi. Siswa cenderung mementingkan panjang karangan daripada kualitas dari isi karangan tersebut sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai. Penelitian
dilaksanakan di kelas VII A dengan jumlah siswa 35 siswa yang terdiri atas 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Peneliti mengambil subjek tersebut
dengan alasan berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di MTs Negeri Kendal yang mengajar di kelas VII A,
saat ini kondisi kemampuan akademik relatif rendah, khususnya keterampilan menulis dan siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis narasi.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan tiga variabel yaitu 1 variabel keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, 2 variabel metode
student facilitator and explaining, dan 3 Variabel perilaku siswa selama pembelajaran.
3.3.1 Variabel Keterampilan Mengubah Teks Hasil Wawancara Menjadi
Narasi
Dalam penelitian ini, siswa akan disajikan teks hasil wawancara. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi teks hasil wawancara yang
diberikan untuk diubah menjadi narasi. Kompetensi menulis teks hasil wawancara menjadi narasi merupakan salah satu kompetensi dasar aspek menulis dalam
kurikulum 2006 yang harus dicapai siswa kelas VII SMP. Keterampilan menulis membutuhkan kesabaran ekstra sehingga banyak siswa yang kurang meminati
aspek menulis. Keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi yang dimaksud di sini adalah keterampilan siswa dalam mengolah sebuah teks
hasil wawancara menjadi karangan narasi dengan memperhatikan beberapa aspek seperti penggunaan kalimat langsung dan tak langsung. Selain itu, kesesuaian isi,
penggunaan kalimat langsung dan tak langsung, ejaan dan tanda baca, kohesi dan koherensi, pemilihan kata, urutan cerita, dan kerapian tulisan juga harus
diperhatikan oleh siswa dalam mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi. Dalam penelitian tindakan kelas ini, siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran
keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi paragraf narasi apabila telah mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu 80. Dalam hal ini peneliti mengambil
sampel keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi siswa kelas VII A MTs Negeri Kendal.
3.3.2 Variabel Penggunaan Metode Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Berbasis Karakter
Proses penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining untuk mengarahkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk saling bekerjasama dalam kelompok agar siswa dapat saling menyumbang saran dan membantu temannya
yang belum mengerti mengenai pembelajaran mengubah teks hasil wawancara menjadi paragraf narasi. Metode student facilitator and explaining dimaksudkan
agar dalam pembelajaran siswa dapat bekerja sama dengan teman. Guru di sini secara eksplisit memberikan pengarahan ketika proses menulis dan menunjukkan
penulisan-penulisan yang benar kepada siswa. Metode student facilitator and explaining digunakan untuk mencapai penulisan mengubah teks hasil wawancara
menjadi narasi sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Kemudian, langkah-langkah yang dilakukan pada pembelajaran ini yaitu, siswa, siswa diberikan contoh teks hasil wawancara dan karangan narasi oleh
guru, guru menjelaskan materi yang berkaitan dengan pembelajaran, siswa dikelompokkan, setiap kelompok terdiri atas 5 anak, tiap kelompok dibagikan
contoh teks hasil wawancara oleh guru, guru menugaskan kepada siswa berdiskusi untuk mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi, siswa secara berkelompok
membuat kerangka karangan narasi berdasarkan teks hasil wawancara yang telah dibagikan, setelah membuat kerangka karangan, setiap perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya berupa kerangka karangan dan kelompok yang lain memberi masukan sehingga hasilnya menjadi maksimal, selanjutnya
mengembangkan kerangka karangan dengan dipandu oleh guru, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya lagi dan kelompok yang lain memberi
masukan sehingga hasilnya menjadi maksimal, hasil akhir pekerjaan kelompok ditempelkan di papan tempel, siswa secara individu menyusun karangan narasi
pada LK 1 dan 2 berdasarkan contoh teks hasil wawancara yang telah dibagikan oleh guru, setelah selesai siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.
Diharapkan metode pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining mampu memacu keaktifan siswa dan sekaligus mendidik karakter, dari
awal sampai akhir proses pembelajaran.
3.3.3 Variabel Sikap Siswa Selama Pembelajaran