Analisis Biplot HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.

4. Gerombol 4 Pengaruh Lingkungan Gerombol ini dinamakan pengaruh lingkungan. Anggota gerombol pengaruh lingkungan adalah pengaruh keluarga dan pengaruh teman. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila konsumen akan melakukan pembelian Indomie, maka akan mempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang didapatkan dari teman maupun keluarga sebagai orang-orang terdekat yang berada disekitarnya. Hasil dari cluster membership ini akan sama dengan proses Dendogram, dengan perbedaan dendogram adalah visualisasi proses clustering yang terjadi, sedangkan cluster membership langsung menunjukkan anggota gerombol yang ada. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 18.

4.8. Analisis Biplot

Gambaran mengenai persepsi konsumen terhadap produk Indomie dibandingkan dengan produk pesaingnya, yaitu merek Mie Sedaap, Supermi, dan Sarimi dilakukan dengan mengidentifikasikan persepsi konsumen terhadap ketiga merek tersebut. Analisis biplot adalah salah satu cara untuk memetakan kedudukan relatif suatu merek produk dan atributnya terhadap merek lainnya berdasarkan persepsi yang diterima oleh konsumen dalam suatu diagram dua dimensi. Hasil interpretasi biplot dapat memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang menjadi keunggulan dan kekurangan, serta kedudukan relatif suatu merek terhadap pesaingnya. Persepsi konsumen terhadap empat merek mie instan, yaitu Indomie, Mie Sedaap, Supermi dan Sarimi, merupakan mie instan yang berada di empat peringkat tertinggi di Top of Mind Brand Awareness, dengan menilai atribut- atribut harga, isi, aroma, tekstur, rasa, cita rasa, kemasan, ketersediaan dan merek terkenal. Komponen Utama Pertama 84,106 1,5 1,0 ,5 0,0 -,5 -1,0 -1,5 K o m p onen U tam a K edua 1 4, 424 1,5 1,0 ,5 0,0 -,5 -1,0 Merek Terkenal Ketersediaan Kemasan Cita Rasa Rasa Tekstur Aroma Isi Harga SARIMI SUP ERMI MIE SEDAAP INDOMIE Gambar 11. Pemetaan persepsi Indomie menurut mahasiswa dengan merek pesaing Dari Gambar 11 yang merupakan hasil pengolahan dari analisis biplot terhadap atribut Indomie, Mie Sedaap, Supermi dan Sarimi, dapat diamati posisi relatif antara merek mie instan dengan atribut yang menyertainya. Besarnya keragaman data yang dapat diterangkan oleh dua sumbu utama dalam analisis biplot adalah 98,53 sumbu pertama menerangkan keragaman data 84,106 dan sumbu kedua menerangkan 14,424. Hal ini diartikan dapat memberikan infomasi 98,53 dari keseluruhan informasi pada tabel, karena nilai ini cukup besar ≥ 75, maka pendekatan biplot dapat digunakan untuk memberikan penyajian visual bagi matriks data mie instan. Berdasarkan Gambar 11 dapat diinterpretasikan bahwa Indomie merupakan merek mie instan yang diposisikan oleh konsumen sebagai mie instan yang memiliki cita rasa beragam. Posisi Indomie pun berada pada arah yang berlawanan dengan posisi arah vektor yang mewakili isi dan harga. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Indomie memperoleh persepsi isi dengan jumlah berat yang sedikit bagi konsumen dan harga relatif lebih mahal. Selanjutnya Mie Sedaap diposisikan oleh konsumen sebagai mie instan yang memiliki keunggulan pada atribut tekstur, rasa, kemasan, ketersediaan, aroma dan merek terkenal. Artinya konsumen memposisikan Mie Sedaap sebagai mie instan yang memiliki tingkat kekenyalan tekstur tinggi, rasa gurih, kemasan menarik, ketersediaan Mie Sedaap yang tinggi, dimana konsumen dapat dengan mudah memperolehnya, aroma yang membuat konsumen lebih berselera dan merek terkenal. Sedangkan Supermi diposisikan oleh konsumen sebagai mie instan yang memiliki harga relatif murah dan memiliki jumlah berat isi cukup di mata konsumen. Sarimi dipersepsikan oleh konsumen sebagai mie instan yang tidak memiliki keunggulan. Peta persaingan mie instan dapat dilihat berdasarkan kedekatan antar obyek. Mie Sedaap nampaknya merupakan market leader bagi konsumen mahasiswa IPB, karena hampir memiliki keunggulan di semua atribut. Kedekatan antara peubah, dapat dilihat dari sudut yang dibentuk oleh vektor- vektor peubah. Dapat dilihat bahwa tekstur berkorelasi positif dengan rasa. Maka dapat dikatakan jika tingkat kekenyalan mie instan tekstur tinggi, rasanya akan semakin gurih. Peubah kemasan berkorelasi positif dengan ketersediaan. Artinya dengan kemasan lebih menarik, konsumen akan lebih tertarik, sehingga permintaan akan naik dan pasokan dari produsen meningkat, yang mana mengakibatkan ketersediaan mie instan tersebut semakin banyak. Aroma berkorelasi positif dengan merek terkenal. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa suatu merek mie instan terkenal karena mie tersebut memiliki aroma yang membuat konsumen berselera. Peubah cita rasa dan harga berkolerasi negatif karena sudut yang dibentuk adalah tumpul berlawanan arah, artinya mie instan yang memiliki cita rasa yang beragam akan ada kemungkinan memiliki harga relatif mahal. Isi dan cita rasa juga berkorelasi negatif, artinya mie instan yang memiliki cita rasa yang beragam akan ada kemungkinan memiliki isi relatif sedikit. Besarnya keragaman pada masing-masing atribut diwakili oleh panjang vektor yang mewakili atribut tertentu. Dari grafik biplot yang dihasilkan, dapat diamati bahwa pada umumnya atribut-atribut pada mie instan memiliki keragaman yang relatif sama, hal ini dapat diamati terhadap panjang dari vektor-vektor yang relatif sama.

4.9. Implikasi Strategi Bauran Pemasaran