Karakteristik Umum Konsumen Indomie Analisis Gerombol

semua peubah tersebut dianggap penting, maka tidak ada yang direduksi. Untuk peubah rasa dan harga pada analisis faktor, serta atribut harga, isi dan kemasan pada analisis biplot dianggap penting, maka peubah dan atribut ini direvisi untuk kuesioner berikutnya. Pada kuesioner pra pengujian ditambahkan pertanyaan tentang perlu atau tidaknya penambahan peubah lain untuk analisis faktor selain yang telah tercantum dalam tabel peubah. Dalam hal ini, hampir sebagian besar responden menambahkan peubah masa kadaluarsa, kandungan gizi dan label halal, sehingga peubah ini dimasukkan dalam kuesioner berikutnya. Sebagai bukti, setelah dilakukan pengujian terhadap 100 responden, didapatkan kenaikan validitas, maka dinyatakan semua pernyataan, baik analisis faktor maupun analisis biplot signifikansi pada alpha 0,05 Lampiran 14, 15, 16, 17 dan 18. Seluruh nilai korelasi atau r-hasil setiap pernyataan lebih besar dari nilai r-tabel 0,195, artinya semua pernyataan dianggap sahih. Suatu alat ukur atau instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang baik, apabila alat ukur atau instrumen tersebut selalu memberikan hasil yang sama, meskipun digunakan berkali-kali baik oleh peneliti yang sama maupun berbeda Sudarmanto, 2005. Uji reliabilitas pada 31 kuesioner menunjukkan nilai alpha untuk analisis faktor 0,9161, analisis biplot Indomie 0,8114, analisis biplot Mie Sedaap 0,7854, analisis biplot Supermi 0,8118, analisis biplot Sarimi 0,8291, sehingga semua analisis dinyatakan reliabel.

4.4. Karakteristik Umum Konsumen Indomie

Berdasarkan 100 kuesioner yang telah terkumpul, didapatkan sejumlah karakteristik konsumen Indomie Tabel 5. Karakteristik konsumen Indomie tersebut dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin, asal fakultas, usia, semester tingkat perkuliahan di IPB, dan sumber pendapatan. Pemilihan konsumen Indomie dilakukan pada mahasiswa S1 IPB yang mengkonsumsi Indomie. Dalam penelitian ini konsumen Indomie yang berjenis kelamin laki-laki cukup mendominasi 53, dan perempuan berjumlah 47. Golongan usia terbesar konsumen Indomie dari mahasiswa S1 IPB adalah berusia 19 tahun, yaitu 30 dari total konsumen, dan paling sedikit adalah konsumen yang berusia 17 tahun, yaitu sebanyak 2. Dalam penelitian ini mahasiswa yang menjadi konsumen Indomie berasal dari berbagai tingkat perkuliahansemester. Jumlah konsumen tingkat perkuliahan paling banyak adalah mahasiswa semester 8 sebanyak 27 dan paling sedikit mahasiswa semester 10 sebanyak 4. Maka dapat dikatakan bahwa mayoritas dalam penelitian ini berasal dari mahasiswa semester 8. Dilihat dari status konsumen Indomie yang masih merupakan mahasiswa, maka pada umumnya biaya hidupnya masih menjadi tanggungan orang tua. Sebagian besar konsumen Indomie, yaitu 93 dibiayai orang tua. Sedangkan 6 konsumen Indomie menyatakan bahwa sumber pendapatan mereka berasal dari beasiswa bantuan lainnya. Tabel 5. Karakteristik umum konsumen Indomie. Responden Mahasiswa S1 IPB No Karakteristik Contoh Jumlah orang Persentase Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 53 47 53 47 1 Jumlah 100 100 Usia 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 18 tahun 17 tahun 30 25 24 13 6 2 30 25 24 13 6 2 2 Jumlah 100 100 Semester 8 2 4 6 10 27 23 23 23 4 23 23 23 27 4 3 Jumlah 100 100 Sumber Pendapatan Orang Tua Beasiswa bantuan lainnya Pendapatan Sendiri 93 6 1 93 6 1 4 Jumlah 100 100

4.5. Proses Keputusan Pembelian Indomie

Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul begitu saja, tetapi melalui beberapa tahap tertentu. Berdasarkan Kotler 2000 terdapat lima tahapan proses keputusan pembelian konsumen, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, dan perilaku pascapembelian. Oleh karena itu, perilaku konsumen dalam membeli Indomie pasti melalui tahapan proses keputusan pembelian tersebut.

4.5.1. Pengenalan Kebutuhan

Proses keputusan pembelian Indomie dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan akan produk tersebut. Kesadaran akan kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut membuat konsumen berusaha untuk mencari produk yang dapat mengatasi masalah yang mereka rasakan. Hal ini tentu akan memberi keuntungan bagi pihak produsen Indomie yaitu PT ISM Tbk, karena dapat mendeteksi kapan konsumen mengenali suatu kebutuhan dan mampu menawarkan alternatif solusi yang realistis. Tabel 6. Motivasi pembelian Indomie oleh mahasiswa IPB MotivasiAlasan Pembelian Jumlah Responden orang Persentase Praktis kecepatan penyajian Sedang lapar Ingin mencoba Rasa yang khas Harganya terjangkau Pengaruh keluarga Lainnya berhemat, suka mie 57 18 9 7 3 3 3 57 18 9 7 3 3 3 Jumlah 100 100 Kebutuhan akan Indomie dimulai dari mendeteksi motivasialasan konsumen melakukan pembelian Indomie, manfaat yang dicari dari pembelian tersebut, tingkat keterlibatan konsumen terhadap pembelian Indomie, dan waktu mengkonsumsi Indomie. Tabel 6 menunjukkan bahwa motivasi atau alasan utama yang mendasari konsumen dalam pembelian Indomie karena kepraktisankecepatan penyajian sebanyak 57. Hal ini sesuai dengan produk Indomie yang dalam penyajiannya sangat praktis dan kemudahan dalam mengkonsumsi. Selain itu Indomie dapat dikonsumsi setiap saat, dimana konsumen tidak mempunyai cukup waktu sehingga membutuhkan sesuatu yang cepat saji. Motivasi terkecil 3 adalah harga yang terjangkau, pengaruh keluarga, dan lainnya berhemat, suka mie. Motivasi harga per kemasan yang relatif murah secara tidak langsung merupakan suatu tindakan alternatif konsumen untuk menekan pengeluaran kebutuhan makan alasan keuangan. Adanya konsumen yang termotivasi karena pengaruh keluarga dapat dimaklumi karena biasanya anggota keluarga dapat saling melihat hasilnya dari pengalaman mereka dan biasanya komunikasi antar keluarga lebih sering dibandingkan dengan yang lain. Alasan berhemat dan pada dasarnya konsumen memang menyukai mie instan juga menjadi penyebab konsumen melakukan pembelian Indomie. Tabel 7. Manfaat pembelian Indomie oleh mahasiswa IPB Manfaat Pembelian Jumlah Responden orang Persentase Sebagai makanan selingan Sebagai makanan pengganti nasi Sebagai makanan cadangan ketika begadang Sebagai sarapan pagi 45 36 14 5 45 36 14 5 Jumlah 100 100 Pada Tabel 7 dapat dilihat data mengenai manfaat yang dicari oleh konsumen dalam pembelian Indomie. Manfaat yang paling mendominasi dari pembelian tersebut adalah sebagai makanan selingan dengan jumlah persentase 45. Konsumen beranggapan bahwa Indomie merupakan makanan yang dapat dikonsumsi sewaktu-waktu dan hanya sebagai pengganjal perut. Selain itu manfaat paling sedikit yang dirasakan oleh konsumen Indomie adalah sebagai sarapan pagi 5. Hal ini dapat disebabkan adanya faktor kebiasaan dari konsumen. Tabel 8. Tingkat keterlibatan konsumen Tingkat Keterlibatan Jumlah Responden orang Persentase Biasa Merasa ada yang kurang Merasa sangat kehilangan 96 3 1 96 3 1 Jumlah 100 100 Pada Tabel 8 dapat dilihat tingkat keterlibatan konsumen terhadap pembelian Indomie. Sebagian besar konsumen 96 biasa saja jika tidak mengkonsumsi Indomie. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen tidak terlalu loyal terhadap Indomie, buktinya merasa biasa tidak mengkonsumsi Indomie. Tabel 9. Waktu mengkonsumsi Indomie Waktu Mengkonsumsi Jumlah Responden orang Persentase Lainnya tidak tentu Malam hari Pagi hari Siang hari Setelah beraktivitas 53 26 13 6 2 53 26 13 6 2 Jumlah 100 100 Tabel 9 menjelaskan data mengenai waktu mengkonsumsi Indomie. Sebanyak 53 dari konsumen menyatakan bahwa waktu mengkonsumsi Indomie tidak tentu, tergantung kapan saja konsumen menginginkannya, serta 2 dari konsumen menjelaskan bahwa mengkonsumsi Indomie setelah beraktivitas, seperti setelah pulang kuliah, selesai berolah raga dan sebagainya.

4.5.2. Pencarian Informasi

Tahapan setelah pengenalan kebutuhan adalah pencarian informasi. Pencarian didefinisikan sebagai kegiatan termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan pencarian internal dan pengumpulan informasi dari lingkungan pencarian eksternal. Informasi tersebut diperoleh dari berbagai sumber dengan rincian disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Sumber informasi konsumen Indomie mahasiswa IPB Sumber Informasi Jumlah Responden orang Persentase Televisi Keluarga Teman Penjual 75 20 3 2 75 20 3 2 Jumlah 100 100 Berdasarkan hasil kuesioner yang ditampilkan pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa informasi diperoleh dari berbagai sumber. Umumnya, sebagian besar konsumen menyatakan bahwa informasi tentang Indomie diperoleh dari televisi, dengan jumlah 75. Televisi sebagai media elektronik memiliki jangkauan luas yang memberikan informasi kepada konsumen. Melalui televisi, konsumen dapat menerima informasi lebih jelas, karena adanya visualisasi yang diberikan. Konsumen yang menganggap pihak penjual sebagai sumber informasi adalah sebanyak 2. Tabel 11. Media yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian Indomie Media Jumlah Responden orang Persentase Televisi Keluarga Teman Penjual 66 19 12 3 66 19 12 3 Jumlah 100 100 Dari sekian banyak sumber informasi tersebut, maka media yang paling mempengaruhi konsumen untuk membeli Indomie adalah televisi 66. Televisi merupakan media audio visual yang dapat menyampaikan informasi atau pesan yang dapat menarik perhatian pemirsanya. Melalui televisi, pesan atau informasi tentang Indomie dalam sebuah iklan dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen. Namun, ada pula konsumen yang dipengaruhi oleh penjual 3. Penjual biasanya berpengaruh dalam memberikan informasi tentang produk Indomie pada saat konsumen berada di tempat penjualan. Tabel 12. Pengaruh iklan bagi konsumen dalam pembelian Indomie Sikap Jumlah Responden orang Persentase Membuat Anda tertarik untuk mencoba membeli Tidak berpengaruh 69 31 69 31 Jumlah 100 100 Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa pengaruh iklan secara dominan adalah membuat konsumen menjadi tertarik untuk mencobamembeli 69. Hal ini berarti bahwa dengan adanya iklan, maka akan sangat berpengaruh sekali dalam proses keputusan pembelian konsumen. Tabel 13. Fokus perhatian konsumen terhadap informasi Fokus Perhatian Jumlah Responden orang Persentase Rasa dan variasinya Kandungan gizi Harga Kemasan Lainnya tidak ada 86 7 5 1 1 86 7 5 1 1 Jumlah 100 100 Fokus perhatian konsumen pada tahap pencarian informasi ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan Indomie, seperti keterangan mengenai harga, rasa dan variasinya, kemasan, kandungan gizi dan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 13, keterangan mengenai rasa dan variasinya menjadi fokus perhatian utama 86. Bagi konsumen, rasa ini sangat menentukan apakah Indomie tersebut sesuai dengan selera konsumen.

4.5.3. Evaluasi Alternatif

Tahapan selanjutnya dalam pengambilan keputusan adalah evaluasi alternatif. Pada tahap ini konsumen menetapkan kriteria-kriteria yang relevan dengan keinginannya untuk membuat suatu keputusan yang dirasakan paling bermanfaat dalam memecahkan masalahnya. Kriteria ini dapat dijadikan pertimbangan awal konsumen dalam membeli Indomie Tabel 14. Tabel 14. Pertimbangan awal pembelian Indomie Pertimbangan Awal Jumlah Responden orang Persentase Rasa dan variasinya Harga Ukuran berat volume Praktis dalam penggunaan Lainnya masa kadaluarsa Kemasan 64 21 6 6 2 1 64 21 6 6 2 1 Jumlah 100 100 Faktor rasa dan variasinya merupakan hal utama yang dipertimbangkan oleh sebagian besar konsumen dalam memilih Indomie 64, karena menganggap rasa dan variasinya sangat menentukan selera konsumen. Rasa dapat menambah selera makan dan merasa nikmat dalam menyantap Indomie. Selain itu, sebanyak 1 dari konsumen menjelaskan bahwa yang menjadi pertimbangan awal dalam pembelian Indomie adalah kemasan. Kemasan ini berkaitan dengan kepraktisan dari Indomie tersebut. Kemasan Indomie dibuat dalam dua bentuk, yaitu kemasan plastik dan kemasan cup. Dengan adanya pilihan bentuk kemasan ini akan menjadi pertimbangan juga bagi konsumen. Tabel 15. Indikator mutu Indomie Indikator Mutu Jumlah Responden orang Persentase Komposisi pada label Rasa Merek terkenal Harga Kemasan 39 28 16 13 4 39 28 16 13 4 Jumlah 100 100 Indikator mutu Indomie dapat ditentukan oleh komposisi pada label, rasa, merek terkenal, harga dan kemasan. Pada Tabel 15 dapat diketahui bahwa yang menjadi indikator mutu Indomie yang utama atau dominan adalah komposisi pada label 39. Dengan adanya komposisi yang jelas pada kemasan Indomie, maka konsumen akan mengetahui jenis bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Indomie. Jika bahan pembuatan Indomie ini baik bagi kesehatan, artinya produk Indomie ini dapat dikatakan bermutu. Konsumen sebesar 4 menyatakan bahwa kemasan menunjukkan mutu dari Indomie, padahal secara teknologi proses, penggunaan kemasan hanya berfungsi untuk menambah daya tarik.

4.5.4. Keputusan Pembelian

Tahapan selanjutnya dalam pengambilan keputusan adalah proses pembelian. Pembelian dilakukan dengan memilih alternatif yang dinilai dapat memenuhi kebutuhan atau manfaat yang diharapkan. Tahap evaluasi membuat para konsumen menyusun daftar peringkat pilihannya. Produk yang dinilai dapat memecahkan masalah merupakan pilihan terbaik dari alternatif yang ada, sehingga akan dibeli oleh konsumen. Tabel 16. Alasan konsumen memilih Indomie Alasan Memilih Jumlah Responden orang Persentase Rasanya cocok Harganya terjangkau Mudah di dapat Merek terkenal Lainnya praktis Berat bersih 49 23 15 8 4 1 49 23 15 8 4 1 Jumlah 100 100 Alasan sebagian besar konsumen dalam membeli Indomie adalah karena rasanya yang cocok 49, karena mutu bumbu yang cukup dan baik telah membuat konsumen ingin tetap mengkonsumsi dan menikmati Indomie. Konsumen sebesar 23 berpendapat bahwa harganya yang terjangkau menjadi alasan konsumen memilih Indomie. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor keterbatasan daya beli konsumen mahasiswa. Tabel 17. Tempat pembelian Indomie Tempat Pembelian Jumlah Responden orang Persentase Supermarket atau swalayan Toko atau warung Lainnya kantin asrama 54 44 2 54 44 2 Jumlah 100 100 Berdasarkan hasil kuesioner mengenai tempat pembelian Indomie yang biasa dipilih oleh konsumen Tabel 17, maka dapat dilihat bahwa secara dominan dipilih supermarket atau swalayan 54, karena lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal konsumen, suasana yang nyaman, sekalian belanja bulanan dan tersedianya kelengkapan pilihan rasa Indomie. 2 dari konsumen memilih kantin asrama sebagai tempat pembelian Indomie, karena konsumen adalah mahasiswa IPB tingkat awal yang tinggal di asrama. Tabel 18. Cara memutuskan pembelian Indomie Cara Memutuskan Pembelian Jumlah Responden orang Persentase Tergantung situasi Mendadak Terencana 65 26 9 65 26 9 Jumlah 100 100 Ketersediaan dan kemudahan dalam mendapatkan Indomie menimbulkan stimuli atau rangsangan kepada konsumen untuk membeli Indomie. Hal tersebut akan berpengaruh pada cara memutuskan pembelian Tabel 18. 65 dari konsumen cenderung tergantung situasi dalam memutuskan pembelian Indomie, karena Indomie selain rasanya enak, praktis dalam mengkonsumsi dan mudah di dapat di tempat responden, maka responden akan terbiasa dan selalu membeli Indomie yang disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi. Indomie dibeli jika persediaan Indomie sudah habis. Konsumen membeli Indomie pada waktu-waktu yang tidak tertentu, misalnya pada saat lapar dan malas untuk membeli nasi, maka diputuskan untuk membeli Indomie. Tabel 19. Jumlah rataan Indomie yang dikonsumsi per minggu Jumlah Rataan Bungkus Jumlah Responden orang Persentase 1-3 4-7 7-10 88 11 1 88 11 1 Jumlah 100 100 Berdasarkan jumlah Indomie yang dikonsumsi per minggu Tabel 19, maka mayoritas konsumen mengkonsumsi 1-3 bungkus per minggu 88, diposisi kedua ada 11 konsumen yang mengkonsumsi 4-7 bungkus per minggu dan jumlah konsumen yang mengkonsumsi 7- 10 bungkus adalah 1. Berdasarkan gambaran tingkat konsumsi di atas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa mahasiswa khususnya yang indekos dan tinggal di asrama merupakan suatu pasar yang potensial bagi penjualan Indomie. Tabel 20. Tingkat kesukaan konsumen terhadap Indomie Jenis Rasa Jumlah Responden orang Persentase Indomie goreng Indomie rasa kari ayam Indomie rasa ayam bawang Indomie rasa soto mie Lainnya Indomie rasa baso sapi 44 23 18 14 1 44 23 18 14 1 Jumlah 100 100 Berdasarkan informasi yang disajikan pada Tabel 20, secara keseluruhan dapat diketahui bahwa Indomie goreng yang paling banyak disukai dan dikonsumsi oleh sebagian besar konsumen 44, lalu sebanyak 23 konsumen menyukai Indomie rasa kari ayam. Pemilihan rasa yang dianggap favorit oleh konsumen didasarkan beberapa alasan. Pada Tabel 21 disajikan beberapa alasan pemilihan rasa favorit tersebut. Tabel 21. Alasan memilih Indomie favorit Alasan Memilih Jumlah Responden orang Persentase Rasanya yang enak Mudah diperoleh Harga terjangkau 92 6 2 92 6 2 Jumlah 100 100 Secara keseluruhan alasan yang diutarakan sebagian besar konsumen adalah rasa yang enak 92, sebab dengan mutu bumbu yang cukup dan baik telah membuat konsumen ingin tetap mengkonsumsi dan menikmati Indomie. Tabel 22. Sikap konsumen jika ada merek lain melakukan promosi penjualan Sikap Konsumen Jumlah Responden orang Persentase Beralih ke merek lain Tidak beralih 61 39 61 39 Jumlah 100 100 Berdasarkan Tabel 22, dapat dilihat bahwa sikap konsumen jika ada merek lain yang melakukan promosi penjualan seperti diskon harga atau kupon berhadiah, maka 61 dari konsumen mengakui akan beralih ke merek tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa promosi penjualan cukup mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

4.5.5. Perilaku Pasca pembelian

Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengevaluasi apakah hasil yang diperoleh dari pembelian produk tersebut memuaskan atau tidak. Keyakinan dan sikap pada tahap ini akan mempengaruhi niat pembelian berikutnya di masa mendatang. Tabel 23. Sikap konsumen pasca pembelian Indomie Sikap Konsumen Jumlah Responden orang Persentase Biasa saja Puas Tidak puas 72 27 1 72 27 1 Jumlah 100 100 Pada Tabel 23 diperoleh 72 konsumen merasa biasa setelah mengkonsumsi Indomie. 1 dari konsumen mengatakan tidak puas, karena Indomie yang dibeli konsumen kurang memenuhi harapan. Tabel 24. Sikap loyalitas konsumen, jika Indomie tidak tersedia Sikap Konsumen Jumlah Responden orang Persentase Membeli mie instan lain yang tersedia Tidak jadi membeli Mencari ke tempat lain 82 11 7 82 11 7 Jumlah 100 100 Jika Indomie tidak tersedia Tabel 24, mayoritas konsumen Indomie 82 menyatakan akan membeli mie instan lain yang tersedia di tempat tersebut. Hal ini berarti loyalitas konsumen akan Indomie tidak baik. Tabel 25. Sikap loyalitas konsumen, jika Indomie mengalami kenaikan harga Sikap Konsumen Jumlah Responden orang Persentase Membeli merek mie instan lain yang lebih murah Akan tetap membeli Tidak jadi membeli 49 37 14 49 37 14 Jumlah 100 100 49 konsumen menunjukkan rendahnya loyalitas terhadap Indomie. Hal ini terbukti dengan keputusan konsumen untuk membeli merek mie instan lain yang lebih murah, jika terjadi kenaikan harga Indomie. Tabel 26. Pendapat konsumen mengenai penambahan variasi rasa Indomie Pendapat Konsumen Jumlah Responden orang Persentase Ya Tidak 56 44 56 44 Total 100 100 Pada Tabel 26 dapat dilihat bahwa sebagian besar 56 konsumen menyatakan bahwa perlu adanya penambahan dari variasi rasa Indomie. Berdasarkan pendapat konsumen, variasi rasa yang perlu ditambahkan sangat beragam, seperti rasa soto Makasar, rasa sup jamur, rasa rendang, rasa sop buntut, rasa rawon rasa barbeque, rasa cumi saus tiram, rasa tomyam pedas, dan lain-lain. Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelian Indomie yang dilakukan oleh konsumen pada pembelian awal akan melalui tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian. Namun tidak semua tahap harus dilalui konsumen dan tidak selalu urutannya sesuai pada setiap proses pembeliannya. Hal ini dapat terjadi pada pembelian yang bukan untuk pertama kali. Pada kondisi ini, tahap evaluasi pasca pembelian merupakan tahap yang paling penting untuk diperhatikan oleh produsen, karena dari evaluasi pasca pembelian akan diketahui tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen. Tahap proses pembelian Indomie pada konsumen mahasiswa S1 IPB secara ringkas dirangkum pada Gambar 10. Pengenalan Kebutuhan Motivasi alasan pembelian : Praktis kecepatan penyajian Manfaat pembelian : Sebagai makanan selingan Tingkat keterlibatan : Biasa Waktu mengkonsumsi : Tidak tentu Pencarian Informasi Sumber informasi : Televisi Media yang berpengaruh : Televisi Pengaruh iklan : Membuat ingin membeli Fokus perhatian : Rasa dan variasi Evaluasi Alternatif Pertimbangan awal : Rasa dan variasi Indikator kualitas : Komposisi pada label Keputusan Pembelian Alasan pemilihan : Rasanya cocok Tempat pembelian : Supermarket swalayan Cara memutuskan pembelian : Tergantung situasi Mengkonsumsi dalam seminggu : 1-3 bungkus Jenis rasa favorit : Indomie goreng Alasan pemilihan rasa favorit : Rasanya yang enak Sikap konsumen, jika merek lain : Beralih ke merek lain melakukan promosi penjualan Perilaku Pasca pembelian Tingkat kepuasan : Biasa saja Loyalitas konsumen jika Indomie : Membeli mie instan tidak tersedia lain yang tersedia Sikap loyalitas konsumen jika : Membeli mie instan harga Indomie naik lain yang lebih murah Pendapat konsumen mengenai : Perlu penambahan variasi rasa Indomie Gambar 10. Tahap-tahap proses keputusan pembelian Indomie mahasiswa IPB

4.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian

Indomie Analisis faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian Indomie. Metode ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara jumlah peubah-peubah yang saling bebas satu dengan lainnya, sehingga dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan peubah faktor yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal, tetapi tetap mencerminkan peubah aslinya, sehingga pada akhirnya dengan adanya pengelompokan antara peubah yang berkorelasi kuat dapat memudahkan produsen dalam merumuskan kebijakan strategi pemasaran yang efektif untuk pemasaran Indomie. Pada penelitian ini, peubah awal yang sudah dianalisis berjumlah 17 peubah, yaitu X 1 Rasa, X 2 Harga, X 3 Kepraktisancepat saji, X 4 Kemudahan memperoleh produk, X 5 Merek terkenal, X 6 Motivasi membeli, X 7 Pengaruh iklan, X 8 Promosi penjualan, X 9 Pendapatan, X 10 Jenis Mie Instan, X 11 Pengaruh keluarga, X 12 Ukuran berat, X 13 Pengaruh teman, X 14 Kemasan, X 15 Masa kadaluarsa, X 16 Kandungan gizi dan X 17 Label halal. Setelah dilakukan pengolahan data, maka didapatkan hasil seperti pada Lampiran 25. Pengolahan data ini bertujuan untuk menilai peubah mana yang dianggap layak untuk dimasukkan ke dalam analisis selanjutnya. Hasil pengolahan awal tersebut memperlihatkan angka Keiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy K-M-O MSA mencapai 0,755 dengan taraf nyata 0,000 dan nilai Khi Kuadrat pada uji Barlett sebesar 724,646. Oleh karena angka MSA sudah di atas 0,5 dan taraf nyatanya jauh di bawah 0,05 0,000 0,05, maka peubah dan contoh awal ini dapat dianalisis lebih lanjut. Dalam perhitungan Tabel Anti-Image Matrix Anti Image Correlation tidak didapatkan peubah yang memiliki nilai MSA angka korelasi yang bertanda “a” di bawah 0,5. Dengan demikian tidak ada peubah yang dikeluarkan, sehingga tidak perlu dilakukan pengujian ulang analisis faktor tersebut. Langkah berikutnya melakukan proses inti dari analisis faktor, yakni mengekstraksi sekumpulan peubah yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan dalam proses ekstraksi ini adalah Analisis Komponen Utama Principle Component Analysis. Setelah proses ekstraksi dilakukan, maka diperoleh nilai communalities. Communalities pada dasarnya jumlah keragaman dari suatu peubah mula-mula yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai communality sebuah peubah, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Tabel 27 menunjukkan nilai communality dari 17 peubah yang dianalisis berdasarkan urutan. Tabel 27. Nilai communality berdasarkan urutan No Peubah Nilai Communality 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Pengaruh teman Pengaruh keluarga Promosi penjualan Iklan Pendapatan Ukuran berat Kemasan Kandungan Gizi Masa Kadaluarsa Harga Merek terkenal Kemudahan memperoleh Kepraktisan cepat saji Jenis Mie Instan Rasa Label Halal Motivasi membeli 0,890 0,863 0,823 0,822 0,821 0,809 0,787 0,760 0,705 0,701 0,700 0,685 0,682 0,677 0,655 0,608 0,392 Dalam pengolahan ini terbentuk enam faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Indomie. Pembentukan faktor-faktor ini terdapat pada Tabel total variance explained di Lampiran 25. Pada tabel tersebut terlihat keenam faktor yang terbentuk ini memiliki angka eigenvalue di atas 1 dan dapat menjelaskan 72,822 dari total keragaman faktor yang terbentuk. Jika Tabel total variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka untuk menampilkan hal tersebut dengan grafik dapat dilihat pada Scree Plot, yaitu grafik yang menunjukkan dampak factoring terhadap angka eigenvalue. Terlihat bahwa dari faktor satu ke faktor dua garis dari sumbu Component Number = 1 ke 2, arah garis menurun dengan cukup tajam. Kemudian dari faktor 2 ke 3, garis masih menurun. Demikian pula dari faktor 3 ke 4, 4 ke 5, dan 5 ke 6 masih tetap menurun, akan tetapi dengan sudut lebih kecil. Namun, setelah faktor 6 angka eigenvalue nya sudah di bawah angka 1 dari sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meringkas ketujuh belas tersebut sangat tepat, jika dibentuk enam faktor. Analisis selanjutnya dilakukan pada Tabel Component Matrix yang menunjukkan distribusi dari 17 peubah pada enam faktor yang terbentuk. Seluruh peubah tersebut mengelompok pada enam faktor berdasarkan besarnya korelasi antara suatu peubah dengan faktor yang terbentuk. Hal ini ditunjukkan dari nilai loading factor yang dihasilkan oleh masing-masing peubah tersebut. Nilai loading factor tersebut dapat dilihat pada Tabel component matrix. Berdasarkan hasil dalam tabel itu, maka dilakukan perbandingan besar korelasi dari nilai loading factor peubah tersebut untuk menentukan sebuah peubah akan masuk ke dalam faktor yang mana. Dalam Tabel component matrix ini, masih ada beberapa peubah yang tidak terlihat perbedaan nyata pada nilai loading factor, sehingga sulit untuk menentukan peubah tersebut termasuk faktor yang mana. Hal ini terlihat dari nilai loading factor yang masih di bawah 0,5. Padahal syarat suatu peubah masuk ke dalam suatu faktor, nilai loading factor harus di atas 0,5. Untuk melihat perbedaan yang nyata pada nilai loading factor dari setiap peubah, maka harus dilakukan proses rotasi. Rotasi dalam penelitian ini adalah rotasi dengan metode Varimax, yang bertujuan untuk memperbesar nilai loading factor yang dulunya memang sudah besar dan memperkecil nilai loading factor yang dulunya memang sudah kecil, sehingga diperoleh distribusi loading factor yang lebih jelas dan nyata. Hasil dari rotasi Varimax ini tidak merubah jumlah faktor yang telah terbentuk, melainkan hanya merubah nilai loading factor saja. Berdasarkan hasil dari rotasi pada Tabel rotated component matrix Lampiran 25, setiap peubah yang terdapat pada faktor yang terbentuk tersebut harus memenuhi ketentuan cut off point, dimana nilai loading factor-nya harus lebih besar dari 0,55, agar peubah tersebut secara nyata termasuk ke dalam bagian dari suatu faktor. Dari 17 peubah yang ada pada Tabel rotated component matrix tersebut, terdapat tiga peubah yang tidak memenuhi ketentuan cut off point. Peubah itu adalah harga X 2 , motivasi membeli X 6 dan jenis mie instan X 10 . Akhirnya setelah dilakukan penyaringan dengan ketentuan tersebut, tersisa 14 peubah yang dapat dikelompokkan ke dalam keenam faktor yang telah terbentuk. Tabel 28. Hasil analisis faktor Faktor Eigenvalue Varian Peubah Asal Nilai Loading Factor Faktor Pertama Informasi pada Kemasan 5,357 31,510 X 15 = Masa kadaluarsa X 1 = Rasa X 17 = Label halal X 16 = Kandungan gizi 0,806 0,705 0,703 0,699 Faktor Kedua Keunggulan Produk 2,094 12,315 X 4 =Kemudahan memperoleh produk X 5 = Merek terkenal X 3 = Kepraktisan 0,761 0,729 0,715 Faktor Ketiga Bauran Pemasaran 1,500 8,826 X 14 = Kemasan X 7 = Pengaruh iklan X 8 = Promosi penjualan 0,793 0,736 0,647 Faktor Keempat Pengaruh Lingkungan 1,338 7,873 X 13 = Pengaruh teman X 11 = Pengaruh keluarga 0,916 0,881 Faktor Kelima Ekonomi Konsumen 1,085 6,384 X 9 = Pendapatan 0,879 Faktor Keenam Internal Produk 1,005 5,913 X 12 = Ukuran berat 0,779 Hasil analisis faktor adalah dari 17 peubah asli yang diteliti melalui Analisis Faktor dengan metode ekstraksi Principal Component Analysis tersisa 14 peubah yang dapat direduksi menjadi enam faktor. Hasil rinci dari analisis faktor dapat dilihat pada Tabel 28 yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan urutan faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi pembelian Indomie.

4.6.1. Faktor Pertama Informasi pada Kemasan

Pada faktor pertama terdapat nilai eigenvalue 5,357 dan ini merupakan nilai eigenvalue terbesar diantara keenam faktor lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor ini merupakan faktor yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian Indomie. Faktor ini dapat menerangkan keragaman data sebesar 31,510. Peubah-peubah yang menyusun faktor pertama ini adalah masa kadaluarsa, rasa, label halal dan kandungan gizi. Hal ini dapat diartikan bahwa ada sekelompok konsumen yang membeli Indomie dengan lebih dulu mempertimbangkan masa kadaluarsa yang tercantum pada kemasan, rasa yang bervariasi, adanya label halal dan kandungan gizi yang lengkap yang tertera pada kemasan. Melihat dari penjelasan tersebut, maka tidak salah jika faktor pertama ini dinamakan faktor Informasi pada Kemasan. Berdasarkan nilai loading factor yang terdapat dalam Tabel 28, dapat dilihat bahwa keempat peubah tersebut memiliki nilai loading yang cukup kuat semua angka positif dan memiliki korelasi yang positif antara peubah. Hal ini berarti bahwa jika tercantum masa kadaluarsa, maka rasa Indomie memiliki variasi yang banyak, kemudian adanya label halal pada kemasan, serta adanya petunjuk mengenai kandungan gizi dari Indomie yang lengkap, maka konsumen akan semakin terdorong untuk melakukan pembelian Indomie.

4.6.2. Faktor Kedua Keunggulan Produk

Faktor kedua dinamakan Keunggulan Produk, yang terdiri dari tiga peubah, yaitu kemudahan memperoleh produk, merek terkenal dan kepraktisan. Faktor ini memiliki nilai eigenvalue 2,094 dan mampu menerangkan keragaman data varian 12,315. Berdasarkan nilai loading pada Tabel 28 dan Lampiran 25 Tabel rotated component matrix dari tiga peubah tersebut yaitu kemudahan memperoleh produk 0,761, merek terkenal 0,729 dan kepraktisan 0,715, memiliki nilai loading cukup kuat semua angka positif dan memiliki korelasi positif antara variabel. Artinya dari ketiga peubah dalam faktor tersebut terdapat sekelompok konsumen yang membeli Indomie lebih disebabkan pada besarnya pengaruh kemudahan memperoleh produk, merek terkenal dan kepraktisancepat saji. Sedangkan peubah kemudahan memperoleh produk, merek terkenal dan kepraktisancepat saji mempunyai korelasi positif, artinya semakin mudah diperoleh dan semakin terkenal, serta semakin praktis dalam pengkonsumsiannya, maka akan semakin tertarik konsumen melakukan pembelian Indomie.

4.6.3. Faktor Ketiga Bauran Pemasaran

Faktor Bauran Pemasaran merupakan nama untuk faktor ketiga dan faktor ini terdiri dari tiga peubah, yaitu kemasan, pengaruh iklan dan promosi penjualan. Faktor ini memiliki nilai eigenvalue 1,500 dan mampu menerangkan keragaman data 8,826. Berdasarkan nilai loading pada Tabel 28 dan Lampiran 25 Tabel rotated component matrix dari tiga peubah tersebut yaitu kemasan 0,793, pengaruh iklan 0,736 dan promosi penjualan 0,647, memiliki nilai loading yang cukup kuat semua angka positif dan memiliki korelasi positif antara peubah. Artinya dari ketiga peubah dalam faktor tersebut terdapat sekelompok konsumen yang membeli Indomie lebih dikarenakan kemasan, pengaruh iklan dan promosi penjualan. Sedangkan peubah kemasan, pengaruh iklan dan promosi penjualan tersebut mempunyai korelasi positif, artinya semakin menarik kemasan dan semakin ditingkatkan frekuensi iklan, serta semakin gencar dilakukan promosi penjualan, maka akan semakin tertarik konsumen untuk melakukan pembelian Indomie.

4.6.4. Faktor Keempat Pengaruh Lingkungan

Faktor keempat ini terdiri dari dua peubah, yaitu pengaruh teman dan pengaruh keluarga. Kedua peubah ini memiliki eigenvalue 1,338 dan mampu menerangkan keragaman data 7,873. Faktor keempat ini dinamakan Faktor Pengaruh Lingkungan, karena menggambarkan peubah-peubah yang mempengaruhi konsumen dalam proses pembelian Indomie yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Kedua peubah tersebut memiliki korelasi kuat satu sama lain dalam satu faktor, sebab masing-masing peubah tersebut berkorelasi positif. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa apabila konsumen akan melakukan pembelian Indomie, maka harus mempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang didapatkan dari teman maupun keluarga sebagai orang-orang terdekat yang berada disekitarnya. Interpretasi dari korelasi positif diantara kedua peubah tersebut nilai loading factor pengaruh teman adalah 0,916 dan nilai loading factor pengaruh keluarga adalah 0,881 adalah jika pengaruh teman semakin kuat terhadap konsumen dan diikuti pula oleh pengaruh keluarga yang semakin kuat dalam memberikan informasi tentang produk Indomie, maka konsumen akan semakin terdorong untuk melakukan pembelian Indomie. Apabila dibandingkan nilai loading factor kedua peubah ini, maka dapat dilihat bahwa pengaruh teman 0,916 nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai loading factor pada peubah pengaruh keluarga 0,881. Hal ini menunjukkan lebih besarnya korelasi antara peubah pengaruh teman dengan faktor keempat ini. Kehidupan mahasiswa yang terkadang jauh dari keluarga, memang mengharuskan konsumen untuk bersosialisasi dengan orang lain teman. Oleh karena itu, secara langsung atau tidak langsung, teman dapat mempengaruhi pola berpikir dan perilaku konsumen, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa teman banyak memberikan saran mengenai produk Indomie yang pernah dibeli. Mungkin dengan adanya informasi yang konsumen peroleh dari teman, nantinya akan memudahkan untuk segera mengambil keputusan terhadap pembelian Indomie. Dalam hal ini, teman dan keluarga hanya berperan sebagai pemberi pengaruh, sedangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan keputusan akhir pembelian Indomie tetap tergantung pada konsumen itu sendiri.

4.6.5. Faktor Kelima Ekonomi Konsumen

Faktor kelima dinamakan Faktor Ekonomi Konsumen, karena berhubungan dengan dana yang harus dikeluarkan konsumen untuk membeli Indomie. Faktor ini hanya disusun oleh satu peubah, yaitu pendapatan. Faktor ini memiliki nilai eigenvalue 1,085 dan mampu menerangkan keragaman data 6,384. Arti dari peubah pendapatan ini dalam faktor kelima adalah jika konsumen ingin melakukan pembelian terhadap Indomie, maka akan mempertimbangkan pendapatan yang diperolehnya. Korelasi positif yang kuat dari peubah pendapatan nilai loading factor 0,879 dapat menginterpretasikan bahwa semakin besar pendapatan yang diperoleh atau dimiliki oleh konsumen, maka semakin mudah pula konsumen membeli Indomie tersebut. Penjelasan ini sangat menggambarkan konsumen dalam penelitian ini yang masih berstatus sebagai mahasiswa, dimana sebagian darinya belum mempunyai penghasilan sendiri. Oleh karena itu, pembelian Indomie yang akan dibeli harus didasarkan pada dana yang diperoleh dari orang tua.

4.6.6. Faktor Keenam Internal Produk

Faktor Internal Produk hanya terdiri dari satu peubah, yaitu ukuran berat. Faktor ini memiliki nilai eigenvalue 1,005 dan mampu menerangkan keragaman data 5,913. Berdasarkan nilai loading pada Tabel 28 dan Lampiran 25 Tabel rotated component matrix dari peubah ukuran berat 0,779 memiliki nilai loading cukup kuat positif dan memiliki korelasi positif antara peubah. Artinya terdapat sekelompok konsumen yang membeli Indomie lebih disebabkan pada besarnya ukuran beratnya. Sedangkan peubah ukuran berat mempunyai korelasi positif, artinya semakin berat ukuran, maka akan semakin tertarik konsumen untuk melakukan pembelian Indomie.

4.7. Analisis Gerombol

Hasil dari analisis faktor menyatakan bahwa dari 17 peubah asli yang diteliti dengan metode ekstraksi Principal Component Analysis tersisa 14 peubah yang dapat direduksi menjadi enam faktor. Dari enam faktor tersebut akan dikelompokkan lagi menjadi faktor yang lebih kecil. Untuk mengelompokkan peubah tersebut digunakan analisis gerombol secara hierarki. Hasil keluaran pertama dari analisis gerombol menyatakan bahwa semua data 100 telah diproses tanpa ada data yang hilang Lampiran 18. Cara pembuatan gerombol yang dimulai dari dua atau lebih peubah yang paling mirip membentuk satu gerombol, kemudian gerombol memasukkan lagi satu peubah yang paling mirip, dan proses ini dinamakan agglomerasi. Proses agglomerasi pada akhirnya akan menyatukan semua peubah menjadi satu gerombol. Hanya dalam prosesnya, dihasilkan beberapa gerombol dengan masing-masing anggotanya, tergantung jumlah gerombol yang dibentuk. Perincian jumlah gerombol dengan anggota yang terbentuk bisa dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Cluster membership Peubah 4 Gerombol 3 Gerombol 2 Gerombol Rasa Kepraktisan Mudah Diperoleh Merek Terkenal Pengaruh Iklan Promosi Penjulan Pendapatan Pengaruh Keluarga Ukuran Berat Pengaruh Teman Kemasan Masa Kadaluarsa Kandungan Gizi Label Halal 1 2 2 3 3 3 2 4 3 4 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 Berdasarkan cluster membership terlihat perincian anggota jumlah gerombol yang terbentuk, yaitu : a. Jika ditentukan 4 gerombol, maka dengan melihat kolom 4 Gerombol : 1 Anggota gerombol 1 adalah peubah rasa, masa kadaluarsa, kandungan gizi dan label halal. 2 Anggota gerombol 2 adalah peubah kepraktisan, mudah diperoleh, pendapatan. 3 Anggota gerombol 3 adalah peubah ukuran berat, merek terkenal, pengaruh iklan, promosi penjualan dan kemasan. 4 Anggota gerombol 4 adalah peubah pengaruh keluarga dan pengaruh teman. b. Jika ditentukan 3 gerombol, maka dengan melihat kolom 3 Gerombol : 1 Anggota gerombol 1 adalah peubah rasa, masa kadaluarsa, kandungan gizi dan label halal. 2 Anggota gerombol 2 adalah peubah kepraktisan, mudah diperoleh, pendapatan, ukuran berat, merek terkenal, pengaruh iklan, promosi penjualan dan kemasan. 3 Anggota gerombol 3 adalah peubah pengaruh keluarga dan pengaruh teman. c. Jika ditentukan 2 gerombol, maka dengan melihat kolom 2 Gerombol : 1 Anggota gerombol 1 adalah peubah rasa, masa kadaluarsa, kandungan gizi dan label halal. 2 Anggota gerombol 2 adalah peubah kepraktisan, mudah diperoleh, pendapatan, merek terkenal, pengaruh iklan, promosi penjualan, kemasan, pengaruh keluarga, ukuran berat dan pengaruh teman. Dari hasil di atas bisa dilihat bahwa peralihan dari 4 gerombol ke 3 gerombol dan peralihan dari 3 gerombol ke 2 gerombol yang terjadi adalah penggabungan peubah-peubah yang sudah ada, dan bukan mengacak peubah dari awal. Dalam proses keputusan pembelian Indomie ini akan diambil 4 gerombol karena dilihat dari kedekatan masing-masing peubah pada setiap gerombol yang terbentuk. Hasil rinci dari analisis gerombol dapat dilihat pada Tabel 30 yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan urutan gerombol yang terbentuk. Tabel 30. Hasil analisis gerombol Gerombol Peubah Gerombol Pertama Informasi pada Kemasan X 15 = Masa kadaluarsa X 1 = Rasa X 17 = Label halal X 16 = Kandungan gizi Gerombol Kedua Motivasi Pembelian X 4 = Kemudahan memperoleh produk X 3 = Kepraktisan X 9 = Pendapatan Gerombol Ketiga Bauran Pemasaran X 14 = Kemasan X 7 = Pengaruh iklan X 8 = Promosi penjualan X 5 = Merek terkenal X 12 = Ukuran berat Gerombol Keempat Pengaruh Lingkungan X 13 = Pengaruh teman X 11 = Pengaruh keluarga 1. Gerombol 1 Informasi pada Kemasan Gerombol ini dinamakan informasi pada kemasan. Anggota gerombol informasi pada kemasan adalah rasa, masa kadaluarsa, kandungan gizi dan label halal. Hal ini dapat diartikan bahwa konsumen membeli Indomie dengan mempertimbangkan informasi yang tercantum pada kemasan, seperti masa kadaluarsa, label halal, variasi rasa dan kandungan gizinya. 2. Gerombol 2 Motivasi Pembelian Gerombol ini dinamakan motivasi pembelian. Anggota gerombol motivasi pembelian adalah kepraktisan, mudah diperoleh, pendapatan. Hal ini dapat diartikan bahwa konsumen membeli Indomie lebih disebabkan pada besarnya pengaruh kemudahan memperoleh produk, kepraktisan dan pendapatan yang dimilikinya. 3. Gerombol 3 Bauran Pemasaran Gerombol ini dinamakan bauran pemasaran. Anggota gerombol bauran pemasaran adalah ukuran berat, merek terkenal, pengaruh iklan, promosi penjualan dan kemasan. Hal ini dapat diartikan bahwa konsumen membeli Indomie lebih dikarenakan ukuran berat, merek terkenal, pengaruh iklan, promosi penjualan dan kemasan. 4. Gerombol 4 Pengaruh Lingkungan Gerombol ini dinamakan pengaruh lingkungan. Anggota gerombol pengaruh lingkungan adalah pengaruh keluarga dan pengaruh teman. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila konsumen akan melakukan pembelian Indomie, maka akan mempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang didapatkan dari teman maupun keluarga sebagai orang-orang terdekat yang berada disekitarnya. Hasil dari cluster membership ini akan sama dengan proses Dendogram, dengan perbedaan dendogram adalah visualisasi proses clustering yang terjadi, sedangkan cluster membership langsung menunjukkan anggota gerombol yang ada. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 18.

4.8. Analisis Biplot