Evaluasi Alternatif Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Lingkungan eceran akan mempengaruhi pencarian oleh konsumen, karena jarak antara pesaing dapat menentukan banyaknya toko yang menjadi tempat belanja konsumen selama pengambilan keputusan. Terakhir yang dapat mempengaruhi tahap ini adalah karakteristik konsumen yang meliputi pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan, sikap dan karakteristik demografi.

2.2.3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif didefinisikan sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen Engel, dkk, 1995. Prosedur yang harus dilakukan untuk membuat pilihan akhir disebut kaidah keputusan. Kaidah keputusan dapat bersifat sangat sederhana dan bersifat sangat kompleks yang membutuhkan pemrosesan cukup besar. Konsep dasar yang dapat membantu untuk memahami proses evaluasi alternatif adalah konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan, konsumen mencari manfaat, konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut Kotler, 2000. Pada tahap ini konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus : 1 menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif, 2 memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan, 3 menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan, serta 4 memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan terakhir. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Komponen dasar proses evaluasi alternatif Engel, dkk, 1995 Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Pertama, melihat bahwa konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Masing-masing konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Selanjutnya mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen dapat dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi sesuai tingkat alternatif tiap ciri. Pada akhirnya, konsumen akan tiba pada sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu. Menurut Sutisna dalam Parinduri 2004, setidaknya ada dua kriteria yang berhubungan secara hirarki dengan evaluasi berbagai alternatif merek. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli suatu produk benefit association dan kedua setelah dievaluasi berdasarkan manfaat, maka konsumen dapat mengevaluasi merek sesuai tingkat kepuasan yang diharapkan expected satisfaction. Dalam benefit association, konsumen menentukan prioritas manfaat yang paling diinginkan dan menghubungkan kriteria manfaat itu dengan karakteristik merek. Kriteria evaluasi merek berdasarkan expected satisfaction, berarti konsumen mengevaluasi berbagai alternatif Menentukan kriteria evaluasi Menentukan alternatif evaluasi Menilai Kinerja alternatif Menerapkan kaidah keputusan merek sesuai kemampuan merek produk untuk memenuhi harapan yang dibuat konsumen. Merek yang paling mampu memenuhi harapan tingkat kepentingan yang paling tinggi akan dipilih konsumen. Hasil akhir dari proses evaluasi alternatif pada keterlibatan tinggi adalah pembentukan sikap umum terhadap masing-masing alternatif. Pada situasi keterlibatan rendah, proses evaluasi alternatif hanya melibatkan pembentukan sedikit kepercayaan kepada alternatif pilihan. Sedangkan sikap muncul setelah terjadi perilaku. Jika konsumen mengambil keputusan mengikuti model eksperimensial, maka proses evaluasi alternatif berfokus kepada penciptaan sikap bukan kepada pembentukan kepercayaan. Sedangkan proses evaluasi alternatif pada model perilaku, konsumen tidak membandingkan pilihan alternatif sebelum melakukan pembelian.

2.2.4. Keputusan Pembelian