Pengembangan Agroindustri Pendekatan Wilayah Dalam Pengembangan Agroindustri

8

2.2. Pengembangan Agroindustri

Menurut Nasution 2002 Strategi dasar pengembangan agroindustri terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1 merubah pola pikir petani dari pola p ikir yang berorientas i pada produk keorientasi pasar, melalui kegiatan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, untuk mencetak tenaga profesional. 2 Membebas kan semua kendala struktur sehingga aktivitas agroindustri dapat mencapai tingkat yang optimal melalui pembangunan prasarana fisik, lembaga finansial yang terjangkau oleh para pekebun. Pengembangan agroindustri di Indonesia cukup berpeluang karena: 1 Didukung oleh besarnya p otensi sumberdaya yang dimiliki, 2 Tuntutan permintaandemand pasar yang dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, 3 Keanekaragaman produk pertanian merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan agroindustri dan 4 Tuntutan pasar dengan semakin meningkat permintaan terhadap bahan pangan olahan dan dengan adanya gejala negara maju mulai meninggalkan industri pengolahan. Merupakan peluang untuk mengembangkan agroindustri di Indonesia Wardoyo, 1992 di acu dalam Nasution, 2002 . Lebih lanjut dikatak an oleh Wardoyo 1990 salah satu yang perlu disadari dalam pengembangan agroindustri di Indonesia mempunyai ciri yang spesifik, akibat bervariasinya kualitas sumberdaya pola usahatani dan sistem lembaga yang dianut masyarakat setempat pengembangan agroindustri harus memperhatikan skala usaha, sehingga pada tingkat yang menguntungkan dan efisien dalam menghadapi kendala yang cukup beragam. Dalam stuasi seperti ini pendekatan 9 yang dilakukan untuk pengembangan agroindustri dapat ditempuh dengan tiga pola yaitu: pola usaha bes ar terintegrasi: pola kemitraan skala besar dengan petani kecil dan pola skala rumah tangga dilingkungan petani.

2.3. Pendekatan Wilayah Dalam Pengembangan Agroindustri

Menurut Hanafiah diacu dalam Nasution 2002 bahwa perkembangan beberapa konsep dalam pendekatan pembangunan wilayah perdesaan yang pernah dilakukan antara lain: 1. Pengembangan Kelompok Masyarakat Community Development Pengembangan kelompok masyarakat didefenisikan sebagai suatu proses, metoda, program, kelembagaan dan gerakan yang mencakup pengikutsertakan masyarakat dalam menanggulangi masalah yang dihadapi bersama, mendidik dan melatih masyarakat dalam proses mengatasi masalah secara bersama-sama serta mengaktifkan kelembanggan untuk alih teknologi kepada masyarakat. 2. Pembukaan Daerah Baru Pendekatan pembukaan daerah baru kurang mendapat perhatian karena terlalu mahal, meskipun dari sisi yang lain dapat memberikan hasil yang memuaskan. 3. Pembangunan Pertanian Pendekatan ini telah berhasil dalam meningkatkan produksi, tetapi membawa masalah lain seperti adanya polarisasi faktor produksi dan masalah kelembagaan. 4. Pengembangan Industri Perdesaan Pendekatan keempat ini keberhasilannya sangat diragukan karena tidak adanya kaitan yang jelas antara industri kecil dan industri besar. 10 5. Pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pengembangan Pendekatan ini mengacu pada struktur dan organisasi tata ruang suatu wilayah, maka terdapat suatu daerah pusat dan pole of growth dan wilayah pinggiran hinterland , yang mempunyai saling ketergantungan secara fungsional. Bagi pembangunan perdesaan peranan pusat -pusat pertumbuhan selain berfungsi sebagai pusat pelayanan, dan pemukiman, juga dapat dilihat sebagai unsur strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perdesaan. Pengembangan industri kecil termasuk agroindustri yang padat karya di kawasan perdesaan dan peningkatan peran serta masyarakat perdesaan dalam pengambilan keputusan serta pengembangan tatanan kelembagaan yang memadai merupakan unsur-unsur pokok dalam pembangunan desa secara terpadu.

2.4. Manajemen Strategis