Strategi S – T Strength – Threats Strategi W – O Weakneseses - Opportunities Strategi W – T Weakneseses - Threats

kredit, kesempatan bermitra, pertumbuhan ekonomi, ketersediaan teknologi dan tingkat keuntungan usaha. Bentuk kegiatan memperkuat struktur agroindustri berbasis sagu melalui pengembangan industri hulu yang memproduksi bahan baku yang berkualitas telah dilakukan oleh pemerintah, melalui lembaga pembina dari dinas perdagangan dan perindustrian dengan ditetapkannya keputusan daerah yang tertuang didalam kebijakan pemerintah. Hal ini terkait dengan kualitas produk, membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana produksi untuk menciptakan keterkaitan kegiatan mulai dari hulu sampai hilir serta memberikan modal usaha pengembangan ekonomi kerakyatan PEK, peluang expor dijual ke daerah lain, potensi pasar, otonomi daerah, ketersediaan kredit, kesempatan bermitra, pertumbuhan ekonomi, ketersediaan teknologi dan tingkat keuntungan usaha, kegiatan pengembangan dari faktor-faktor strategis merupakan satu kesatuan sistem dari input proses sampai output.

2. Strategi S – T Strength – Threats

Strategi S – T berarti menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mmengatasi ancaman yang ada dengan cara melakukan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk agroindustri berbasis sagu. Penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk agroindustri berbasis sagu yang sudah ada atau mengembangkan yang baru . Hal ini dapat dilakukan karena tersedianya bahan baku agroindustri sagu, adanya lembaga pembina seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dan Investasi, dan adanya dukungan kebijakan pemerintah serta kualitas produk yang baik.

3. Strategi W – O Weakneseses - Opportunities

Strategi W – O adalah untuk meminimalkan kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang ada dengan cara melakukan strategi pengembangan dan pembinaan agroindustri berbasis sagu secara terpadu dan memperkuat jaringan informasi pasar guna memanfaat peluang perdagangan antar daerah. Pembinaan terpadu dalam pengembangan agroindustri berbasis sagu dalam rangka meminimalkan kelemahan keterampilan pelaku agroindustri yang terbatas serta koordinasi yang kurang terpadu dengan melakukan perbaikan menejemen usaha untuk menembus pangsa pasar dengan penguatan informasi pasar, memperbaiki kualitas produk melalui pemilihan komoditas yang akan dihasilkan.

4. Strategi W – T Weakneseses - Threats

Strategi W – T adalah untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki dalam menghadapi ancaman yang ada, dengan cara melakukan strategi pemberdayaan kelembagaan pelaku agroindustri berbasis sagu dan meningkatkan intensitas agroindustri perdesaan berbasis sagu melalui perluasan penguasaan faktor produksi dan pemberian pelatihan serta pemagangan guna meningkatkan kemampuan usaha. Pemberdayaan kelembagaan dan meningkatkan intensitas pelaku usaha agroindustri berbasis sagu diperlukan karena adanya ancaman masuknya produk dari daerah lain dan tuntutan konsumen terhadap mutu produk sehingga nantinya dengan adannya pembinaan dapat diharapkan produk lokal mampu bersaing. 6.2. Penentuan Alternatif Strategi Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM adalah salah satu alat untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor- faktor internal dan eksternal dari matriks EFI dan EFE. Dalam pengembangan agroindustri perdesaan berbasis sagu di Kabupaten Bengkalis, secara teoritis matriks QSPM menentukan daya tarik dari beberapa strategi berdasarkan faktor- faktor sukses kritis eksternal dan internal. Dari hasil analisis terhadap perhitungan peringkat strategi dengan menggunakan analisis QSPM dalam pengembangan agroindustri perdesaan berbasis sagu di Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Perhitungan Peringkat Strategi Pengembangan Agroindustri Perdesaan d i Kabupaten Bengkalis No Alternatif Strategi Skor Peringkat 1 . Memperkuat struktur agroindustri berbasis sagu melalui pengembangan industri hulu yang memproduksi bahan baku yang berkualitas. 5,760 V 2 . Melaksanakan kemitraan antara industri besarmenengah dengan agroindustri perdesaan dalam pengembangan agroindustri berbasis sagu. 5,730 VII 3 . Pembinaan dan pengembangan usaha agroindutri berbasis sagu secara terpadu. 5,802 IV 4 . Penetrasi pasar dan pengembangan produk agroindustri berbasis sagu. 5 ,955 I 5 . Memperkuat jaringan informasi pasar guna memanfaatkan peluang perdagangan antar daerah. 5 ,930 II 6 . Pemberdayaan kelembagaan pelaku agroindustri berbasis sagu. 5,755 VI 7 . Meningkatkan intensitas pembinaan agroindustri perdesaan berbasis sagu melalui perluasan penguasaan faktor produksi dan pemberian pelatihan serta pemagangan guna meningkatkan kemampuan usaha. 5,805 III Pada Tabel 22 terlihat bahwa dari hasil strategi penentuan peringkat dengan menggunakan analisis QSPM diperoleh urutan prioritas pengembangan agroindustri perdesaan unggulan berbasis sagu di Kabupaten Bengkalis adalah Penetrasi pasar dan pengembangan produk agroindustri berbasis sagu. terpilih sebagai urutan pertama dengan skor 5,955, sedangkan melaksanakan kemitraan antara industri besarmenengah dengan agroindustri perdesaan dalam pengembangan agroindustri berbasis sagu berada pada urutan terakhir dengan skor 5,730. Pembinaan dan pengembangan usaha agroindutri berbasis sagu secara terpadu merupakan hal yang sangat perlu untuk dilaksanakan melihat selama ini para pelaku agroindustri masih lemah, terutama agroindustri perdesaan yang berbasis sagu baik dalam hal keterampilan pelaku agroindustri, pelaksanaan pembinaan, koordinasi antar lembaga terkait, manajemen usaha, kemasan produk untuk itu diperlukan upaya-upaya yang nyata dari pemerintah daerah dalam memfasilitasi penguatan jaringan informasi pasar.

6.3. Ikhtisar