6.1.1. Faktor Internal
Berdasarkan hasil studi perpustakaan, wawancara dengan para instansi terkait serta dari hasil kuesioner telah diperoleh beberapa faktor strategis internal
pada komoditas agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis berbasis sagu. Faktor - faktor strategis internal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor Kekuatan .
Faktor kekuatan merupakan bagian dari faktor strategis internal, faktor tersebut dianggap sebagai kekuat an yang sangat mempengaruhi
pengembangan komoditas agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis berbasis sagu untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin
dalam upaya pencapaian tujuan yang diharapkan, yang terdiri d ari :
1. Ketersediaan Bahan Baku.
Ketersediaan bahan baku dimaksud adalah luas panen dan produksi, merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan
agroindustri perdesaan berbasis sagu dan juga merupakan motivasi bagi petani agroindustri untuk komoditas bahan baku sagu.
Dalam pengembangan agroind ustri dilihat dari luas panen pada tahun 2001 seluas 62.450 ha, tahun 2002 seluas 62.458 ha, tahun 2003
seluas ha, tahun seluas 62.479 ha, tahun 2004 seluas 41.674 ha dan tahun 2005 seluas 67.780 dengan pertumbuhan 2,07 persen pertahun
sedangkan produksi tanaman perkebunan komoditas sagu pada tahun 2001 sebesar 328.940 ton, tahun 2002 sebesar 151.160 ton, tahun
2004 sebesar 53.416 ton dan tahun 2005 sebesar 339.769 ton dengan pertumbuhan 0,81 persen.
2. Lembaga Pembina
Tersedianya lembaga pembina seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Perindustrian Perdagangan dan Investasi, Koperasi
serta dinasinstansi terkait lainnya merupakan modal utama dalam usaha pengembangan agroindustri perdesaan. Keberadaan
lembaga pembina diharapkan menjadi fasilitator bagi pelaku usaha baik dibidang manajemen kualitas produksi serta pemasaran hasil.
3. Kebijakan Pemerintah
Salah satu kebijakan pemerintah Kabupaten Bengkalis,
pengembangan sektor ekonomi kerakyatan dalam mendukung misi Kabupaten Bengkalis menjadikan Bengkalis pusat perdagangan
Asia Tenggara pada tahun 2020. Dilihat dari Visi tersebut pemerintah Kabupaten Bengkalis telah
menempatkan agribisnis sebagai salah satu program strategis
pembangunan wilayahnya. Pada masa otonomi daerah dan telah banyak program-program yang dilaksanakan dalam rangka untuk
mendukung agribisnis dan agroindustri tersebut antara lain sarana dan prasarana jalan, jembatan dan bahkan pelabuhan yang bertaraf
internasional.
4. Kualitas Produk
Kualitas produk yang dihasilkan oleh pelaku agroindustri perdesaan saat ini cukup baik hal ini terlihat dari konsumsi
masyarakat kelas menengah saat ini cenderung menyukai produk
yang bebas kimia atau bahan pengawet, hal ini dapat terwujud setelah terlaksananya pembinaan.
5. Sarana dan Prasarana Produksi
Dalam memperlancar kegiatan agroindustri perdesaan sarana dan prasarana sangat penting, karena untuk mendapatkan sarana
produksi pelaku agroindustri dapat membelinya di pasar kecamatan atau kabupaten sedangkan toko yang menyediakan
sarana produksi tersebut lebih satu toko yang menjual kebutuhan agroindustri berupa minyak goreng, bumbu penyedap dan alat
pembungkus produk. Akses ke daerah atau ke lokasi usaha mudah dijangkau begitu juga dengan pengangkutan hasil terutama melalui
alat angkut kapal motor baik yang berkapasitas kecil 5- 500 GT.
6. Kemampuan Modal Usaha
Modal usaha agroindustri disamping dimiliki oleh pelaku usaha itu sendiri juga dibantu oleh pemerintah daerah melalui program
ekonomi kerakyatan untuk pengembangan usaha kecil dan menengah UKM bantuan diperoleh dari Dinas Koperasi dan
Usaha Kecil dan menengah serta dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
b. Kelemahan