6.1.2. Faktor eksternal
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden baik yang menggunakan daftar pertanyaan kuisioner maupun masukan langsung dari para
responden diperoleh beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi
pengembangan agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain :
a. Peluang
Faktor peluang merupakan bagian dari faktor eksternal, faktor ini dapat dianggap sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan dalam
pengembangan komoditas agroindustri perdesaan unggulan di Kabupaten Bengkalis. Peluang yang harus diambil dalam upaya tujuan
pengembangan agroindustri perdesaan unggulan sebagai berikut :
1. Peluang Ekspor D ijual ke Daerah Lain
Produk agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis selain dijual pada pasar lokal bahkan juga dijual ke daerah lain
seperti Pekanbaru, Dumai dan Siak. Untuk masa-masa yang akan datang peluang agroindustri perdesaan yang berbasis sagu masih
mempunyai prospek yang cukup baik mengingat kondisi geografis daerah sangat cocok untuk pengembangan sagu.
Disamp ing dijual ke daerah lain sep erti Cirebon dan Semarang juga terbuka peluang untuk dijual ke Indonesia Bagian
Timur Papua serta peluang untuk mengekspo r dalam bentuk sagu kering sebesar 53.838 ton pada Tahun 2005 dan 25.937 ton
sampai dengan bulan Juli Tahun 2006.
2. Potensi Pasar
Potensi pasar saat ini langsung dapat dimanfaatkan oleh pelaku agroindustri perdesaan ke pasar terdekat, seperti pasar-
pasar desa, kecamatan, kota Kabupaten dan kota-kota besar seperti Duri dan Selat Panjang. Dengan penjualan langsung
tersebut maka pola tengkulak dapat dihindari dan potensi daya serap pasar dapat diketehui oleh pengusaha agroindustri
perdesaan . Pasar kabupaten terutama pasar Selat Panjang merupakan
tempat transaksi terbesar di Kabupaten Bengkalis dan pedagang pengumpul agroindustri perdesaan d i pasar Selat Panjang untuk
dibawa ke daerah lain.
3. Otonomi Daerah
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, keputusan politik ini sangat besar artinya bagi pengembangan
daerah, begitu juga dalam pengembangan agroindustri predesaan karena dengan diberlakukannya Undang-Undang tersebut berarti
memberikan kebebasan bagi daerah untuk menentukan prioritas pembangunan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
4. Ketersediaan Kredit
Ketersediaan kredit atau lembaga permodalan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan komoditas agroindustri
perdesaan di Kabupaten Bengkalis, karena pada saat ini terdapat beberapa lembaga permodalan seperti Bank Riau, BRI, BNI, Bank
Mandiri dan Koperasi Simpan Pinjam lainnya. yang sangat layak sebagai lembaga penyedia modal usaha bagi yang membutuhkan
sehingga dapat dimanfaatkan dalam upaya mencari solusi dan alternatif pemecahan masalah kekurangan modal.
5. Kesempatan Bermitra
Pola kemitraan merupakan bentuk yang harus dilaksanakan dalam menciptakan kesempatan dan peluang kerja sama antara
pelaku agroindustri perdesaan dengan pemerintah dan pihak swasta secara terpadu. Peluang bermitra dengan pihak swasta atau
perusahaan besar cukup terbuka untuk dapat dimanfaatkan dan pemda harus memfasilitasi pelaku agroindustri perdesaan tersebut
baik dalam permodalan, pembinaan manajemen usaha, pengolahan hasil dan pemasaran produk.
6. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkalis pada tahun 2001 sebesar 7,14 persen pda tahun 2002 terjadi penurunan
sebesar 0,56 persen menjadi 6,68 persen, pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 1,45 persen, kemudian pada tahun
2004 sebesar 8,20 persen dan pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 0,74 persen menjadi 7,54 persen dengan rata-rata
pertumbuhan dari tahun 2001 sampai tahun 2005 sebesar 7,538 persen. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berngkalis
diharapkan menjadi peluang pengembangan agroindustri perdesaan.
7. Ketersediaan Teknologi
Ketersediaan teknologi unmtuk melakukan kegiatan agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis dapat dikatakan
cukup memadai, karena untuk mendapatkan teknologi pelaku usaha dapat membelinya di pasar kabupaten atau kecamatan.
Selama ini penerapan teknologi oleh pelaku agroindustri perdesaan masih banyak melihat dari penerapan oleh orang lain,
dengan adanya pengembangan teknologi oleh pemerintah maka teknologi adalah salah satu hal yang cukup penting dan
pemanfaatannya adalah suatu peluang dalam pengembangan agroindustri perdesaan .
8. Tingkat Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha oleh par a pelaku agroindustri perdesaan merupakan prioritas utama dalam agroindustri perdesaan. Hal ini
didukung oleh dekatnya lokasi usaha dengan bahan baku, pengolahannya dengan menggunakan teknologi yang sangat
sederhana TTG artinya biaya oprasional yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
b. Ancaman