III. METODOLOGI KAJIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Saat ini, pemerintah Kabupaten Bengkalis sedang menggagas adanya pengembangan beberapa komoditas unggulan guna mendongkrak peningkatan
pendapatan petanimasyarakat sekaligus memacu perekonomian daerah. Komoditas y ang dikembangkan antara lain : Nenas, Kelapa Sawit, Karet dan Sagu.
Pola pengembangan yang akan dilaksanakan adalah dengan cara menopang agroindustri perdesaan d i Kabupaten Bengkalis. Kerangka pemikiran analisis
strategi pengembangan agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Analisis Strategi Pengembangan Agroindustri Perdesaan di Kabupaten Bengkalis
21 Untuk terlaksananya program diperlukan adanya suatu rencana strategis
sehingga program benar-benar berhasil baik dalam rangka pengembangan ekonomi lokaldaerah dalam peningkatan pendapatan pelaku agroindustri dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang mendalam yang akan dilaksanakan dalam bentuk “Kajian Pembangunan
Daerah” ini, dengan alur pikir sebagaimana tertera pada G ambar 1.
3.2. Tempat dan Waktu Kajian
Penelitian ini dilak ukan di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau yang meliputi 13 Kecamatan. Waktu pelaksanaan untuk pengumpulan data penelitian
dilakukan selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai dengan mai 2005. 3.3.
Metode Kajian 3.3.1. Sasaran Penelitian dan Teknik Sampling
Sasaran penelitian adalah pengumpulan data skunder yang menyangkut informasi mengenai sumber-sumber bahan baku agroindustri,
untuk dilakukan penilaian bobot keriteria berdasarkan pertimbangan para ahli. Penentuan responden ahli dilakukan dengan metode purposive
sampling sebanyak 7 orang. Begitu juga untuk penentuan kekuatan pengendali analisis SWOT dilakukan hal yang sama.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data skunder dilakukan dengan telaah pustaka dan data yang diperoleh dari instansi atau dinas terkait Dinas Pertanian Peternakan,
Dinas Perikanan, Dinas Kehutanan Perkebunan, Badan Pusat Statistik, Badan
22 Perencanaan Daerah, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa serta Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Investasi Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau.
3.3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data yang relevan seperti ditunjukkan pada Tabel 1, maka selanjutnya data tersebut diolah, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
untuk menentukan komoditas agroindustri dan menyusun strategi pengembangannya di Kabupaten Bengkalis sesuai dengan tujuan penelitian,
sebagai berikut: Tabel 1. Tujuan, Metode Analisis, Variabel, Jenis dan Sumber Data
Penelitian
No Tujuan
Metode Analisis
Variabel Jenis
Data Sumber Data
1 Mengidentifikasi
sumber-sumber bahan baku agroindustri
perdesaan yang dapat dikembangkan di
Kabupaten Bengkalis Teknik
Skoring - Luas
panen. - Produksi.
- Penilaian dari ahli.
- Sekunder. - Primer.
- Data dari instansi
terkait. - Wawancara
dengan responden
ahli.
2 Mengidentifikasi bahan
baku komoditas agroindustri perdesaan
yang dikembangkan di Kabupaten Bengkalis
Teknik Skoring
- Penilaian dari ahli.
- Primer. - Wawancara
dengan responden
ahli.
3 Mengetahui faktor-faktor
strategis internal dan eksternal yang mem-
pengaruhi pengembangan agro-
industri. IFE, EFE - Penilaian
dari ahli. - Primer.
- Wawancara dengan
responden ahli.
4 Merumuskan strategi
pengembangan agroindustri perdesaan.
IE, SWOT,
QSPM - Penilaian
dari ahli. - Primer.
- Wawancara dengan
responden ahli.
a. Metode Teknik Skoring
Teknik skoring digunakan untuk penentuan subsektor sumber bahan baku dan pemilihan bahan baku agroindustri di Kabupaten Bengkalis.
23 Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam teknik skoring adalah
sebagai berikut: 1. Mengumpulkan semua alternatif.
2. Ditentukan kriteria-kriteria penting dalam pengambilan keputusan. 3. Dilakukan penilaian terhadap semua kriteria.
4. Dilakukan penilaian terhadap semua alternatif masing-masing kriteria. 5. Dih itung nilai dari tiap alternatif.
6. Memberikan jenjang kepada alternatif berdasarkan pada nilai masing- masing, mulai dari urutan nilai alternatif terbesar sampai yang terkecil.
Adapun kriteria-kriteria yang digunakan meliputi: 1 Ketersediaan lahan, 2 Produktivitas lahan, 3 Keterampilan petani, 4 Teknologi;
5 Potensi pasar, 6 Aksesibilitas, 7 Aspek kelembagaan, 8 Kebijakan pemerintah, 9 Kondisi lingkunganalam, 10 Aspirasi motivasi petani,
11 Kemudahanketersediaan peralatan. Dari 11 kriteria tersebut kepada responden diminta untuk
memberikan skor dari 1 sampai 4 1 = tidak mendukung, 2 = kurang mendukung, 3 = mendukung, 4 = sangat mendukung. Dalam pen ilaian ini
semua responden diasumsikan memiliki kemampuan yang sama dalam hal pemberian skoring.
b. Evaluasi Faktor Ekternal EFE Langkah kerja dalam penentuan faktor eksternal dan pembobotan
yaitu : membuat daftar peluang dan ancaman kemudian memberikan bobot pada tiap peluang dan ancaman, dari tidak pentin g 0,0 sampai dengan
penting = 1,0 sehingga total bobot adalah 1, selanjutnya berikan rating 1–4
24 pada setiap peluang dan ancaman 1 = dibawah rata-rata, 2 = rata-rata,
3 = diatas rata-rata, 4 = sangat diatas rata -rata. Tahap selanjutnya kalikan bobot dengan rating sehingga menghasilkan weight score, jumlahkan weight
score untuk mendapatkan total weight score David, 2002. c. Evaluasi Faktor Internal EFI
Menurut David 2002, langkah penutup dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal adalah membuat matriks Evaluasi Faktor
Internal EFI seperti pada Tabel 4. Alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang
fungsional dari suatu usaha dan matriks ini juga memberikan dasar untu k menggali dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang ini. Penilaian
intuitif diperlukan dalam mengembangkan matriks EFI. Matriks EFI dapat dikembangkan dalam 5 langkah sebagai berikut:
1. Tuliskan faktor-faktor sukses kritis, gunakan 10 sampai 20 fakto r internal terpenting, termasuk kekuatan maupun kelemahan.
2. Berikan bobot dengan kisaran dari 0,0 tidak penting sampai 1,0 terpenting pada setiap faktor.
3. Berikan peringkat satu sampai empat setiap faktor untuk menunjukan apakah faktor itu mewakili kelemahan utama peringkat = 1, kelemahan
kecil peringkat = 2, kekuatan kecil peringkat = 3 dan kekuatan utama peringkat = 4.
4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot untuk setiap variabel.
25 5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan
total nilai yang dibobot. Berdasarkan analisis matriks faktor internal dan eksternal maka akan
dapat diketahui peluang dan ancaman yang harus direspon paling besar, serta kekuatan yang akan dioptimalkan dan kele mahan yang akan dieleminir.
Penentuan bobot setiap variabel internal dan eksternal dapat dilakukan dengan selang pembobotan mulai dari nilai 0,0 tidak penting sampai 1,0
sangat penting, Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1. Penentuan rating dilakukan terhadap semua faktor strategis baik
internal maupun eksternal, yang kemudian hasilnya dirata-ratakan mean. Selang penilaian adalah 1 sampai 4, untuk matriks EFE nilai
mengindikasikan seberapa efektif organisasi meresponden peluang dan ancaman, sedangkan untuk IFE mengindikasikan seberapa besar kekuatan
dan kelemahan mempengaruhi organisasi. d. Matriks Internal dan Ekternal IE
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci total nilai EFI yang diberi robot pada sumbu x dan total nilai EFE yang diberi robot pada sumbu
y. Pada sumbu x total nilai EFI yang diberi bobot dari 1 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai dari 2 sampai 2,99
menunjukkan posisi internal yang sedang, nilai dari 3 sampai 4 menunjukkan posisi internal yan g kuat. Pada sumbu y total nilai EFE yang
diberi bobot dari 1 sampai 1,99 menunjukkan posisi ekternal yang rendah, nilai dari 2 sampai 2,99 menunjukkan posisi ekternal yang sedang, nilai dari
3 sampai 4 menunjukkan posisi ekternal yang tinggi.
26 Menurut David 2006 Adapun Arti pada masing-masing divisi
adalah sebagai berikut: 1 untuk divisi yang masuk dalam sel I,II dan IV dapat digambarkan sebagai daerah tumbuh dan kembangkan. 2 divisi yang
masuk dalam sel III, V dan VII dapat dikelola dengan cara jaga dan pertahankan. 3 untuk divisi yang masuk dalam sel IV, VII dan IX adalah
tuai atau divestasi. Sedangkan keterkaitan antara matriks IE dan matriks SWOT adalah matriks IE merupakan faktor pengendali dalam melakukan
analisis SWOT.
Gambar 3. Matriks Internal dan Eksternal e. Analisis SWOT Strengh -Weaknes-Opportunities-Threats
Kegiatan selanjutnya adalah analisis Strengh-Weaknes-Opportunities- Threats SWOT. Dalam matriks SWOT alternatif formula strategi dilakukan
dengan melakukan perbandingan berpasangan. Perbandingan berpasangan adalah suatu teknik membandingkan suatu komponen dengan komponen
lain dalam suatu kategori yang sama. Matriks SWOT membantu dalam
27 melakukan perbandingan berpasangan, antara kekuatan, peluang, kelemahan
dan ancaman. Selanjutnya David 2006 mengatakan rerdasarkan matriks SWOT
seperti Tabel 2, dapat dikembangkan beberapa alternatif strategi sebagai berikut:
1. Strategi ST Strength – Threatss, yaitu dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk menghindari dan mengatasi ancaman dalam rangka
pengembangan agroindustri. Tabel. 2. Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Strenght S Weaknesses W
Oppurtunities O
Strategi S - O Strategi menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi W – O Strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memmanfaatkan peluang
Threats T Strategi S - T
Strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi W – T Strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : David, 2006 2. Strategi SO Strength–Opportunities, yaitu dengan menggunakan
kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam rangka pengembangan agroindustri.
3. Strategi WO Weaknesses–Opportunities, yaitu dengan menggunakan peluang dimiliki untuk mengatasi kelemahan dalam rangka
pengambangan agroindustri.
28 4. Strategi WT Weaknesses–Threatss, yaitu suatu upaya meminimumkan
kelemahan dan menghindari ancaman dalam rangka pengembangan agroindustri.
f. Quantitative Strategic Planning Matrikss QSPM QSPM merupakan alat yang memungkinkan untuk mengevaluasi
strategi alternatif secara objektif berdasarkan pada faktor-faktor kunci eksternal dan internal. Data yang ada dimasukkan dalam tabel yang telah
dipersiapkan dan selanjutnya dianalisis. Menurut David 2006 untuk menentukan strategi yang paling sesuai maka dilanjutkan dengan analisis.
Tabel Analisis Strategi dengan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Daftarkan peluangancaman kunci eksternal dan kekuatan kelemahan internal dalam kolom kiri QSPM.
Langkah 2 : Berikan nilaibobot untuk setiap faktor Identik dengan nilai yang diberikan pada matriks EFI dan EFE.
Langkah 3 : Memeriksa pencocokkan matriks dan mengidentifikasi strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk
ditetapkan. Langkah 4 : Menetapkan nilai daya tarik, yaitu 1 = tidak menarik, 2 = agak
menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = amat menarik. Langkah 5 : Menghitung total nilai daya tarik, yang merupakan hasil
perkalian bobot dengan nilai daya tarik dalam setiap baris. Semakin tinggi total nilai daya tarik semakin menarik strategi
tersebut.
29 Langkah 6 : Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Menunjukkan total
nilai daya tarik dalam setiap kolom strategi QSPM, jumlah ini menunjukkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap
set strategi. Semakin tinggi nilai daya tarik menunjukkan strategi itu semakin menarik.
3.4. Metode Perancangan Program