Strategi S – O Strength – Opportunities

ini menunjukkan posisi internal sedang.Untuk sumbu-y pada matriks EFE berada pada posisi eksternal rata-rata. Dengan demikian posisi pengembangan agroindustri perdesaan Kabupaten Bengkalis berada pada sel V seperti terlihat pada Gambar 3. Pada Gambar 3, Posisi pengembangan agroindustri perdesaan berbasis sagu di Kabupten Bengkalis termasuk dalam divisi V dengan strategi umum penetrasi pasar dan peengembangan produk. Dalam posisi pertahankan dan pelihara strategi terbaik untuk dikelola adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui promosi yang intensif dan didukung oleh komunikasi yang lebih efektif, sedangkan strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau inovasi produk atau jasa yang sudah ada.

6.1.4. Matriks SWOT

Berikutnya setelah melakukan analisis EFI dan EFE Dalam pengembangan agroindustri perdesaan unggulan berbasis sagu di Kabupaten Bengkalis, maka tahap berikutnya memindahkan mariks EFIEFE ked alam matriks SWOT. Tujuannya adalah untuk memperoleh alternatif strategi S -O, W- O, S-T, W-T dalam rangka pengembangan agroindustri perdesaan berbasis sagu di Kabupaten Bengkalis. Dari Matriks SWOT tersebut dapat dilihat pada Tabel 21.

1. Strategi S – O Strength – Opportunities

Strategi S – O berarti menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan memafaatkan peluang yang ada diantaranya Dari hasil analisis yang dilakukan berupa 1 Memperkuat struktur agroindustri berbasis sagu melalui pengembangan industri hulu yang memproduksi bahan baku yang berkualitas 2 Melaksanakan kemitraan antara industri besarmenengah dengan agroindustri perdesaan dalam pengembangan agroindustri berbasis sagu. Tabel 21. Alternatif strategi pengembangan agroindustri perdesaan berbasis sagu di Kabupaten Bengkalis. Faktor Internal Faktor Eksternal KEKUATAN S 1. Ketersediaan bahan baku 2. Lembaga pembina 3. Kebijakan pemerintah 4. Kualitas produk 5. Sarana dan prasarana produksi 6. Kemampuan modal usaha KELEMAHAN W 1. Keterampilan pelaku Agroindustri 2. Pelaksanaan pembinaan 3. Koordinasi antar lembaga terkait 4. Manajemen usaha 5. Informasi pasar 6. Kemasan produk 7. Pemilihan komoditas yang dihasilkan PELUANG O 1. Peluang export dijual ke daerah lain 2. Potensi pasar 3. Otonomi daerah 4. Ketersediaan kredit 5. Kesempatan bermitra 6. Pertumbuhan ekonomi 7. Ketersediaan teknologi 8. Tingkat keuntungan usaha STRATEGI S-O 1. Memperkuat struktur agroindustri berbasis sagu melalui pengembangan industri hulu yang memproduksi bahan baku yang berkualitas S1, S2, S3, S4, S5, S6 dan O1, O2, O3, O4, O7 2. Melaksanakan kemitraan antara industri besarmenengah dengan agroindustri perdesaan dalam pengem-bangan agroindustri berbasis sagu S1, S2, S4, S5,S6 dan O1, O2, O5, O7 STRATEGI W-O 1. Pembinaan dan pengembangan usaha agroindutri berbasis sagu secara terpadu W1, W2, W4, W5, W6, W7 dan O1, O2, O3, O4, O5, O7, O8 2. Memperkuat jaringan informasi pasar guna memanfaatkan peluang perdagangan antar daerah W2, W3, W5,W6, W7 dan O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7 ANCAMAN T 1. Tingkat inflasi 2. Produk sejenis dari daerah lain 3. Keadaan politik dan keamanan 4. Tingkat suku bunga 5. Fluktuasi harga 6. Standarisasi produkselera konsumen STRATEGI S- T 1. Penetrasi pasar dan pengembangan produk agroindustri berbasis sagu S1, S2, S3, S4, dan T2, T5, T6 STRATEGI W- T 1. Pemberdayaan kelembagaan pelaku agroindustri berbasis sagu W1, W2, W4, W7, dan T2, T6 2. Meningkatkan intensitas pembinaan agroindustri perdesaan berbasis sagu melalui perluasan penguasaan faktor produksi dan pemberian pelatihan serta pemagangan guna meningkatkan kemampuan usaha W1, W2, W3, dan T1, T2, T3, T4, T5, T6 Memperkuat struktur agroindustri berbasis sagu melalui pengembangan industri hulu yang memproduksi bahan baku berkualitas dilakukan dengan memanfaatkan ketersediaan bahan baku, lembaga pembina, kebijakan pemerintah, kualitas produk, sarana dan prasarana produksi, kemampuan modal usaha, peluang expor dijual ke daerah lain, potensi pasar, otonomi daerah, ketersediaan kredit, kesempatan bermitra, pertumbuhan ekonomi, ketersediaan teknologi dan tingkat keuntungan usaha. Bentuk kegiatan memperkuat struktur agroindustri berbasis sagu melalui pengembangan industri hulu yang memproduksi bahan baku yang berkualitas telah dilakukan oleh pemerintah, melalui lembaga pembina dari dinas perdagangan dan perindustrian dengan ditetapkannya keputusan daerah yang tertuang didalam kebijakan pemerintah. Hal ini terkait dengan kualitas produk, membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana produksi untuk menciptakan keterkaitan kegiatan mulai dari hulu sampai hilir serta memberikan modal usaha pengembangan ekonomi kerakyatan PEK, peluang expor dijual ke daerah lain, potensi pasar, otonomi daerah, ketersediaan kredit, kesempatan bermitra, pertumbuhan ekonomi, ketersediaan teknologi dan tingkat keuntungan usaha, kegiatan pengembangan dari faktor-faktor strategis merupakan satu kesatuan sistem dari input proses sampai output.

2. Strategi S – T Strength – Threats