Strategi TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Pengembangan Usaha Agribinis Perdesaan PUAP

25 serangkai kebijakan policy formulation method and technique. Strategi untuk seluruh pembangunan adalah mewujudkan keadilan dan kemakmuran , sedangkan kebijakan untuk membangun sektor adalah mengatasi berbagai hambatan dan kendala yang dihadapi Zahiri. 2008 Dalam mewujudkan tujuan pembangunan masyarakat terdapat paling sedikit empat jenis srategi : 1. Strategi pembangunan growth strategy 2. Strategi kesejahteraan welfare strategi 3. Strategi yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat responsive strategy 4. Strategi terpadu atau strategi yang menyeluruh integrated or holistic strategy. Raharjo Adisasmita, 2006 Pada dasarnya strategi pembangunan masyarakat adalah mirip dengan strategi pembangunan perdesaan. Azas atau karakteristik masyarakat adalah memiliki sifat semangat masyarakat bergotong royong dan saling tolong menolong, tidak bersifat individualitas, membangun secara bersama-sama, pelibatan anggota masyarakat atau peran serta masyarakat adalah besar. Demikian pula dengan masyarakat perdesaan, oleh karena itu strategi pembangunan masyarakat atau community development strategi mempunyai azas yang serupa dengan strategi pembangunan perdesaan. Apa bila dikaji lebih dalam dan lebih luas konsep community development dapat dikembangkan sebagai mekanisme perencanaan pembangunan yang bersifat bottom- up yang melibatkan peran serta masyarakat dalam berbagai kegiatan perencanaan dan pembangunan perkotaan. Kabinet Indonesia bersatu telah menetapkan program pembangunanya dengan menggunakan strategi tiga jalur Triple track strategy yang berazaskan pro- growh, pro-employment dan pro-poor. Operasional konsep strategi tiga jalur tersebut dirancang melalui: 1 peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 6,5 tahun melalui percepatan investasi dan ekspor; 2 pembenahan sektor riil untuk mampu menyerap tambahan angkat kerja dan menciptakan lapangan kerja baru, dan 3 revitaslisasi sektor pertanian dan perdesaan untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan Rivai, dkk. 2010. Strategi kebijaksanaan pembangunan perdesaan diarahkan kepada: 26 1. Pengembangan kelembagaan yang dapat mempercepat proses modernisasi perekonomian masyarakat perdesaan melalui pengembangan agribisnis, jaringan kerja produksi dan jaminan pemasaran. 2. Peningkatan investigasi dalam pengembangan sumber daya manusia yang dapat mendorong produktivitas, kewiraswastaan dan ketahanan social masyarakat perdesaan. 3. Peningkatan ketersediaan pelayanan prasarana dan sarana perdesaan untuk mendukung proses produksi, pengolahan, pemasaran dan pelayanan social masyarakat. 4. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengolahan lahan untuk menopang kegiatan usaha ekonomi masyarakat perdesaan secara berkelanjutan. 5. Peningkatan kemampuan organisasi pemerintah dan lembaga masyarakat perdesaan untuk mendukung pengembngan agribisnis dan pemberdayaan petani dan nelayan. 6. Penciptaan iklim social yang memberi kesempat masyarakat perdesaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, pengawasan, terhadap jalannya pemerintahan di perdesaan. Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan dalam mengembangkan usaha produktif petani dalam mendukung 4 empat sukses Kementerian Pertanian yaitu: 1 Swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2 Diversifikasi pangan; 3 Nilai tambah, Daya saing dan Ekspor, dan 4 Peningkatan kesejahteraan petani. Untuk pencapaian tujuan tersebut diatas, komponen utama dari pola dasar pengembangan PUAP adalah 1 Keberadaan Gapoktan; 2 Keberadaan Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani sebagai pendamping; 3 Pelatihan bagi petani, pengurus Gapoktan,dll; dan 4 penyaluran dana BLM kepada petani pemilik dan atau penggarap, buruh tani dan rumah tangga tani. Strategi dasar Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP adalah: 1 Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP; 2 Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin yang terjangkau; 3 Fasilitasi modal usaha bagi petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin; dan 4 Penguatan kelembagaan Gapoktan. 27 Strategi Operasional Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP adalah: 1. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP dilaksanakan melalui: a pelatihan bagi petugas pembina dan pendamping PUAP; b rekrutmen dan pelatihan bagi Penyuluh dan PMT; c pelatihan bagi pengurus Gapoktan; dan d pendampingan bagi petani oleh penyuluh dan PMT. 2. Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin yang terjangkau dilaksanakan melalui: identifikasi potensi desa, penentuan usaha agribisnis hulu, budidaya dan hilir unggulan; dan penyusunan dan pelaksanaan RUB berdasarkan usaha agribisnis unggulan. 3 Fasilitasi modal usaha bagi petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin kepada sumber permodalan dilaksanakan melalui: penyaluran BLM PUAP kepada pelaku agribisnis melalui Gapoktan, pembinaan teknis usaha agribisnis dan alih teknologi; dan fasilitasi pengembangan kemitraan dengan sumber permodalan lainnya. 4 Penguatan kelembagaan Gapoktan dilaksanakan melalui: pendampingan Gapoktan oleh Penyuluh Pendamping; pendampingan oleh PMT di setiap KabupatenKota; dan fasilitasi peningkatan kapasitas Gapoktan menjadi lembaga ekonomi yang dimilki dan dikelola petani.

2.5. Konsep keberlanjutan

Budimanta 2005 menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. Dalam proses pembangunan berkelanjutan terdapat proses perubahan yang terencana, yang didalamnya terdapat eksploitasi sumberdaya, arah investasi orientasi pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan yang kesemuanya ini dalam keadaan yang selaras, serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Selanjutnya pada era pembangunan berkelanjutan saat ini ada 3 tahapan yang dilalui oleh setiap Negara. Pada setiap tahap, tujuan pembangunan adalah 28 pertumbuhan ekonomi namun dengan dasar pertimbangan aspek-aspek yang semakin komprehensif dalam tiap tahapannya. Tahap pertama dasar pertimbangannya hanya pada keseimbangan ekologi. Tahap kedua dasar pertimbangannya harus telah memasukkan pula aspek keadilan sosial. Tahap ketiga, semestinya dasar pertimbangan dalam pembangunan mencakup pula aspek aspirasi politis dan sosial budaya dari masyarakat setempat Soegijoko, et all. 2005. Tahapan tersebut digambarkan sebagai evolusi konsep pembangunan berkelanjutan, seperti dalam Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Tahapan dalam konsep pembangunan berkelanjutan Pra-pembangunan berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Pertumbuhan produktivitas ekonomi Sebagai obyek utama pembangunan Produktivitas ekonomi dan keberlanjutan ekologi Harus di capai dan diseimbangkan dalam pembangunan Produktivitas ekonomi dan keberlanjutan ekologi Keadilan sosial Harus di capai dan diseimbangkan dalam pembangunan Produktivitas ekonomi dan keberlanjutan ekologi Keadilan social dan partisipasi politik dan semangat kebudayaan Harus di capai dan diseimbangkan dalam pembangunan Sumber : Soegijoko, et all dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21. 2005 Dalam konteks pembangunan pertanian yang berkelanjutan, konsep dasar pertanian berkelanjutan adalah mempertahankan ekosistem alami lahan pertanian yang sehat, bebas dari bahan-bahan kimia yang meracuni lingkungan. Pertanian berkelanjutan memutus ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimiawi dalam kegiatan pertania. Sehingga lingkungan pertanian yang sehat dan berkelanjutan dapat terus diupayakan. Anneahira. 2011. Guna mencapai hal tersebut diperlukan program yang diarahkan pada upaya memperpanjang siklus biologis dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping pertanian dan peternakan atau hasil ikutannya, dimana setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Program ini diharapkan mampu mengoptimalkan pemberdayaan masayarakat dan pemanfaatan lahan marginal di seluruh daerah kabupatenkota serta mampu mengantisipasi berbagai tantangan dalam pasar global dan otonomi daerah. Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator pembangunan berkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek ekonomi, ekologilingkungan, sosial, politik, dan budaya. Prof. Otto