PERANCANGAN PROGRAM Strategi keberlanjutan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (Kasus Kabupaten Karawang)

80 mereka berada. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemerintah pusat adalah dengan memberikan bantuan unit kendaraan pengangkut roda-4 yang dapat digunakan sebagai moda transportasi pengangkutan produk Gapoktan. Penggunaan kendaraan roda-4 tersebut dirasa cukup relevan mengingat prasarana jalan sudah memadai dan adanya komitmen pemerintah untuk memberikan modal usaha kepada Gapoktan. Dengan pengangkutan yang lebih baik, maka Gapoktan dapat melakukan perluasan pasar ke wilayah-wilayah yang selama ini belum terbuka oleh jaringan pemasarannya. Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian, dapat mereplikasi program diversifikasi produk dan perluasan pemasaran ini kepada Gapoktan- Gapoktan penerima PUAP lainnya, yang memiliki karakteristik kekuatan dan peluang yang sama. Dengan demikian, tujuan PUAP untuk meningkatkan kemampuan usaha petani di desa yang selanjutnya menjadi lembaga usaha mandiri, dapat terealisasi secara cepat dan masif. 7.2 Pengembangan dan penguatan jaringan pemasaran yang telah tersedia dengan melakukan Program Penguatan Kelembagaan Pemasaran. Strategi pengembangan dan penguatan jaringan pemasaran sebagai suatu strategi S-O muncul karena adanya kekuatan internal Gapoktan dalam hal potensi pengembangan pasar yang tersedia dan jaringan yang luas, disamping pula peluang dukungan dana dan bantuan kerjasama dari berbagai pihak. Hal ini tentunya memberi peluang kepada Gapoktan untuk memperluas dan memperkuat jaringan pemasaran yang telah tersedia. Diantaranya adalah dengan memperkuat kelembagaan pemasaran melalui jaringan dengan memanfaatkan mitra usaha di luar lokasi Gapoktan yang bersedia memasarkan produk-produk yang dihasilkan. Pemerintah perlu memperhatikan kelembagaan pemasaran Gapoktan dengan memberikan berbagai pelatihan mengenai SCM Supply Chain Management sehingga para petani mampu memasarkan produk secara luas dan efisien dengan memanfaatkan berbagai jaringan usaha yang telah ada.Dengan memahami konsep SCM yang baik, Gapoktan akan mampu mengoptimalkan potensi luasnya jaringan yang dimiliki dalam rangka menekan biaya antar lini produksi. 81 Disamping memberikan pelatihan SCM, pemerintah juga tentunya perlu menginisasi pembentukan jejaring antar Gapoktan yang memiliki jenis usaha serupa dan berada di lokasi yang tidak terlalu berjauhan. Jaringan Gapoktan tersebut selanjutnya menjadi semacam “perusahaan” besar yang memproduksi suatu produk yang serupa, dan melakukan pemasarannya secara luas ke luar daerah, tidak hanya di luar desa, namun juga luar kabupaten. Biaya pemasaran yang tinggi dapat dipikul bersama diantara Gapoktan-Gapoktan yang telah membentuk jaringan tersebut dan menerapkan prinsip-prinsip SCM dengan baik. 7.3 Meningkatkan profesionalisme anggota Gapoktan dengan melakukan Program Pembinaan dan Pelatihan Gapoktan PUAP. Setiap strategi pengembangan usaha suatu bisnis, pada akhirnya akan kembali bertumpu pada kemampuan dan kapasitas SDM yang menanganinya. Hal itulah yang disadari dari adanya strategi W-O untuk meningkatkan profesionalisme anggota Gapoktan. Berdasarkan analisis di lapangan, anggota Gapoktan PUAP memiliki pendidikan yang rendah dan kurang mampu dalam mengelola keuangan dengan baik. Di sisi lain, terdapat peluang untuk memperbaiki keadaan tersebut mengingat perhatian pemerintah terhadap Gapoktan sebenarnya cukup besar, serta didukung dengan pembinaan intensif dari petugas lapangan. Namun tentu saja pembinaan tersebut perlu dilakukan secara terarah dan terpadu, dengan agenda dan tujuan yang jelas sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada Gapoktan. Berdasarkan analisis strategi W-O, pemerintah perlu mengembangkan program pembinaan dan pelatihan secara terpadu kepada Gapoktan PUAP. Program ini dimaksudkan karena adanya kelemahan kapasitas SDM dalam melakukan manajemen usaha. Untuk itu, disarankan agar agenda pembinaan dan pelatihan anggota Gapoktan tersebut fokus kepada manajemen usaha dan manajemen keuangan, disamping pula yang terkait dengan Supply Chain Management sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya. Selain memberikan pelatihan dan pembinaan secara terpadu, pemerintah yang dalam hal ini adalah Kementerian Pertanian, perlu juga memberikan kesempatan “magang” kepada anggota-anggota Gapoktan yang berprestasi, untuk belajar mengenai bisnis pertanian ke negara-negara asing. Kegiatan magang petani ini 82 sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh Kementerian Pertanian beberapa tahun lalu untuk para petani yang berprestasi, dengan memberikan kesempatan kepada mereka melaksanakan studi singkat di Jepang. Kegiatan semacam ini hendaknya diperluas dengan memberikan kesempatan kepada para anggota Gapoktan berprestasi, sehingga mereka dapat melihat langsung bagaimana bisnis pertanian yang sukses dijalankan, dan kemudian mereplikasi konsep-konsep yang telah dipelajari tersebut ke lokasi mereka masing-masing. 7.4 Meningkatkan kemampuan Gapoktan dalam pengelolaan keuangan dengan bermitra bersama swasta dengan melakukan Program Kemitraan Gapoktan dan Swasta. Dalam konsep pembangunan terpadu dan berkelanjutan, pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan secara sinergis antara pihak Government pemerintah, Academic akademisi, dan Business dunia usahaswasta. Untuk itu, sektor swasta merupakan sektor yang perlu dijadikan mitra dalam program dan kegiatan pembangunan pertanian, termasuk dalam hal ini adalah kegiatan penguatan permodalan petani melalui PUAP. Masih didasarkan pada analisis strategi W-O, kelemahan-kelemahan Gapoktan dalam pengeloaan keuangan dapat diselesaikan dengan memanfaatkan kepedulian pihak swasta yang berada di sekitar lokasi Gapoktan PUAP. 7.5 Setiap perusahaan swasta pada umumnya diwajibkan untuk menunjukkan komitmen dan kepeduliannya kepada masyarakat sekitar melalui program CSR Corporate Social Responsibility. Hal ini menjadi peluang bagi Gapoktan untuk meningkatkan kapasitas internal para anggotanya dengan memanfaatkan program-progam CSR tersebut. Pihak pemerintah dapat menjadi fasilitator untuk menghubungkan pola kemiraan yang tepat dan kuat antara pihak swasta dengan Gapoktan PUAP sehingga program- program CSR yang dilakukan tepat sasaran dan bermanfaat dalam menyelesaikan masalah-masalah di internal Gapoktan. Masalah yang muncul berdasarkan penelitian dan berpotensi untuk dapat diselesaikan melalui program-program CSR adalah dalam hal pengelolaan administrasi keuangan. Untuk itu, perusahaan-perusahaan swasta 83 yang berada di sekitar Gapoktan hendaknya dapat memberikan pembinaan singkat mengenai pengelolaan keuangan. Hal ini mengingat perusahan-perusahaan swasta umumnya memiliki kemampuan administrasi keuangan yang mapan. 7.6 Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen agar dapat bertahan terhadap produk impor dengan melakukan Program Pengolahan Pasca Panen dan Peningkatan Produkivitas. Konsekuensi dari era perdagangan global adalah semakin bebasnya arus barang dan jasa dari dan ke luar negeri, dalam hal ini termasuk pula barang dan jasaproduk pertanian yang berasal dari negara lain. Gapoktan PUAP yang memiliki kekuatan internal berupa keterampilan anggota, berdasarkan analisis strategi S-T, perlu terus meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen dan produk-produk lainnya yang dihasilkan, sehingga dapat bersaing dengan produk impor. Untuk meningkatkan kualitas produk, pemerintah harus terus memberikan fasilitasi alat dan mesin yang dapat meningkatkan kualitas dan daya tahan produk, seperti diantaranya cold storage, rice milling unit, dan sebagainya. Di sisi lain, untuk meningkatkan kuantitas produk, pemerintah dapat memberikan insentif pemberian bibitbenih unggul bagi Gapoktan berprestasi yang menunjukkan kinerja di atas rata-rata. Penggunaan bibitbenih unggul dipercaya sebagai faktor utama peningkatan produksi pertanian karena dapat meningkatkan produktivitas. Namun hingga saat ini, penggunaan varietas unggul masih sangat terbatas karena masih banyak petani yang belum menyadari manfaatnya, disamping kesulitan petani untuk mengakses bibitbenih unggul yang resmi dan telah teruji. 7.7 Meningkatkan kerja unit usaha simpan pinjam untuk meningkatkan kesejahteraan anggota Gapoktan dengan melakukan Program Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro . Salah satu tujuan pengembangan PUAP adalah agar di kemudian hari dapat menjadi Lembaga Keuangan Mikro yang mandiri. Untuk itulah dana PUAP digulirkan sebagai modal awal usaha simpan pinjam untuk para anggota. Analisis S- T menunjukkan adanya kekuatan internal Gapoktan yang sudah memiliki usaha simpan pinjam, namun di sisi lain terdapat ancaman dari keberadaan para rentenir 84 yang siap memberikan dana pinjaman kepada para petani dengan sistem yang cenderung merugikan petani dalam jangka panjang. Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dalam usaha pengembangan usaha simpan pinjam sehingga para petani tidak lagi bergantung kepada para rentenir yang ada. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan insentif khusus bagi Gapoktan PUAP yang memiliki kinerja simpan pinjam yang baik dan akuntabel. Untuk Gapoktan yang memiliki kinerja keuangan simpan pinjam yang lancar dan akuntabel, pemerintah dapat memberikan tambahan modal. Hal ini untuk mendorong Gapoktan melakukan pengelolaan dana simpan pinjam secara bertanggung jawab. Di samping itu, pemerintah juga dapat berperan dalam menghubungkan Gapoktan PUAP dengan institusi perbankan untuk melakukan kerjasama simpan pinjam dengan sistem berbagi keuntungan. Bank komersial yang memiliki program perkreditan yang lebih mapan dengan jumlah dana lebih besar, dapat bekerja sama dengan Gapoktan untuk menyediakan skim kredit yang tepat untuk para anggota. Peran pemerintah dalam hal ini adalah menghubungkan perbankan dengan Gapoktan, sekaligus sebagai penjamin bagi aktivitas simpan pinjam yang dilaksanakan oleh Gapoktan. Hasil keuntungan dari simpan pinjam tersebut dapat dibagi diantara perbankan dan Gapoktan. 7.8 Pemberian sanksihukuman bagi pengurus Gapoktan yang menyelewengkan dana PUAP dengan melakukan Program Peningkatan Akuntabilitas Gapoktan PUAP. Hasil analisis terhadap kelemahan dan ancaman W-T Gapoktan PUAP menunjukkan adanya kelemahan internal pengelolaan keuangan yang tidak transparan dari sebagian pengurus Gapoktan PUAP. Hal ini diperparah dengan adanya intervensi LSM yang mungkin ingin mendapatkan keuntungan secara tidak adil. Untuk itu pemerintah perlu meningkatkan kegiatan pembinaan dan audit investigatif untuk memastikan pengelolaan dana PUAP dilaksanakan secara tertib dan taat aturan. Disamping kegiatan audit, sebagai upaya preventif pemerintah dipandang perlu menerapkan sistem evaluasi dan monitoring yang selama ini belum 85 dilaksanakan untuk program PUAP. Kementerian Pertanian perlu menyusun peraturan setingkat Permentan, yang mengatur bahwa Gapoktan PUAP yang telah menerima bantuan harus memberikan laporan realisasi kegiatan dan keuangan secara berkala dalam jangka waktu tertentu, hingga Gapoktan diyakini dapat berdiri secara mandiri. Hal yang terjadi hingga hari ini adalah pengelolaan dana PUAP tidak terpantau secara berkala sehingga memungkinkan terjadinya berbagai penyimpangan penggunaan dana oleh pihak-pihak tertentu. Berdasarkan perancangan program menggunaan analisis QSPM, dapat disusun suatu program pengembangan usaha agribisnis di perdesaan agar berkelanjutan, sebagaimana terdapat pada Tabel 28 berikut. Tabel 28. Matriks Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Berkelanjutan P r io r it a s Strategi Program Kegiatan Anggaran Tahun Pelaksanaan Tim Pelaksana I II III IV 1 Meningkatkan Profesionalisme anggota Gapoktan Program Pembinaan dan Pelatihan Gapoktan PUAP 1. Pelaksanaan Pelatihan budidaya padi secara berkala terhadap anggota Gapoktan 50.000.000 BP4K 2. Meningkatkan Pola Pembinaan dengan pendekatan persuasif terhadap Gapoktan 30.000.000 PMT dan Penyuluh 3. Melakukan update keterampilan pasca pelatihan 40.000.000 BP4K 2 Pemberian sanksihukuman bagi pengurus Gapoktan yang menyelewengkan dana PUAP Program Peningkatan Akuntabilitas Gapoktan PUAP 1. Melakukan sosialisasi pedoman umumjuknis pengelolaan dana PUAP 10.000.000 Kementan 2. Meningkatkan peran kontrol dari masyarakat terhadap penggunaan dana PUAP oleh Gapoktan 10.000.000 Masyarakat dan LSM 3. Meningkatkan ketrampilan gapoktan dalam pembuatan sistem pelaporan yang baik dan transparan 20.000.000 Kementan 3 Meningkatkan kerja unit usaha simpan pinjam untuk meningkatkan kesejahteraan anggota Gapoktan Program Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro 1. Pembentukan unit simpan pinjam agribisnis khusus untuk Gapoktan 100.000.000 Gapoktan 2. Membangun Kerjasama dengan Lembaga Perbankan dan Lembaga Keuangkan lain untuk menunjang modal usaha gapoktan 15.000.000 PMT dan BP4K 3. Meningkatkan kesadaran gapoktan dalam menabung 10.000.000 Gapoktan 86 4 Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen agar dapat bertahan terhadap produk impor Program Pengolahan Pasca Panen 1. Melakukan pengembangan jaringan pemasaran 510.000.000 Gapoktan, PMT, BP4K 2. Mengembangkan teknologi pengolahan Hasil Produksi pertanian dengan baik 150.000.000 Kementan Program Peningkatan Produktivitas Produk pertanian Meningkatkan kepemilikan luas lahan dan produksi untuk mendorong produkitivitas pertanian 100.000.000 Gapoktan 5 Mengembangkan usaha tani dengan menambah jenis komoditas yang diusahakan dan perluasan pasar Program Deversifikasi Produk dan Perluasan Pemasaran 1. Melakukan pelatihan diversifikasi produk pertanian 200.000.000 Gapoktan, Penyuluh 2. Melakukan standarisasi produk pertanian 50.000.000 Kementan 6 Pengembangan dan penguatan jaringan pemasaran yang telah tersedia Program Penguatan Kelembagaan pemasaran 1. Melakukan berbagai pelatihan mengenai suplay chain management 30.000.000 Kementan 2. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya peran kelembagan petani dalam memfasilitasi pelaksanaan kegiatan PUAP di lapangan 40.000.000 BP4K 3. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar anggota Gapoktan 20.000.000 Gapoktan 7 Meningkatkan kemampuan Gapoktan dalam pengelolaan keuangan dengan bermitra bersama swasta Program Kemitraan Gapoktan dan Swasta Melakukan kerjasama dengan pihak lain BPR, Perusahan swasta dan Bank 50.000.000 Gapoktan, PMT, dan BP4K

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

87

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi keberlanjutan program pengembangan usaha agribisnis perdesaan PUAP di Kabupaten Karawang, maka prioritas strategi untuk mendukung keberhasilan program PUAP adalah kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan program PUAP. Strategi keberlanjutan program PUAP didasarkan pada : 1. Aspek tingkat kinerja dan kualitas kinerja Gapoktan di Kabupaten Karawang dinilai perlu ada peningkatan kinerja. Faktor yang perlu ditingkatkan kinerjanya terdiri dari : a. Keterlibatan anggota Gapoktan dalam pembuatan RUB; b. Ketersediaan dana PUAP; c. Pemahaman terhadap kesesuaian dana yang diterima dengan kebutuhan sehari-hari; d. Pemahaman akan jaminanangunan untuk pinjaman dana PUAP; e. Ketepatan pengambalian dana PUAP; f. Perguliran dana PUAP pada kelompok lain; g. Gapoktan mengadakan saprodi pertanian; h. Penggunaan teknologi dalam usaha tani; dan i. Gapoktan mengadakan kerjasama pengadaan saprodi. 2. Gapoktan penerima dana PUAP secara ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan Gapoktan Non PUAP karena Nilai RC lebih besar yaitu 22,2. 3. Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal, Kabupaten Karawang dalam strategi keberlanjutan program PUAP menekankan pada strategi menggunakan kelemahan internal yang ada dengan memanfaatkan peluang eksternal, Hasil analisis QSPM didapatkanstrategi yang menjadi prioritas adalah: a meningkatkan Profesionalisme anggota Gapoktan, b pemberian sanksi atau hukuman bagi pengurus Gapoktan yang menyelewengkan dana PUAP, dan c meningkatkan kerja unit usaha simpan pinjam untuk meningkatkan kesejahteraan anggota Gapoktan.

8.2 Saran