Aspek Kelembagaan Petani Karakteristik Petani Responden
49 Responden yang dijadikan objek penelitian ini terbagi menjadi obyek yang
belum mendapatkan dana BLM PUAP dan responden yang telah mendapatkan dana BLM PUAP di dua desa yang berbeda. Deskripsi karakteristik petani responden
dilihat dari beberapa kriteria antara lain usia, tingkat pendidikan, luas kepemilikan lahan, lama pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga dan status usaha tani.
1. Usia Responden Berdasarkan kriteria usia, petani responden yang berusaha tani padi dibagi
menjadi empat kelompok angkatan kerja, yaitu kelompok usia 0-20 tahun, kelompok usia 21-40 tahun, kelompok usia 40-60 tahun, dan kelompok usia 61-80 tahun.
Sebaran petani responden dari masing-masing kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah.
Tabel 9. Sebaran Petani Responden Menurut Golongan Umur
Non PUAP PUAP
Usia Frekuensi
Frekuensi
21-40 tahun 10 33,3
7 23,3 40-60 tahun
20 66,7 17 56,7
61-80 tahun -
- 6
20
Total 30
100 30
100
Sumber : Data Primer, diolah Pada Tabel 9 dapat dijelaskan bahwa para responden yang melakukan kegiatan
usahatani baik yang mendapat maupun belum mendapat dana BLM PUAP sebagian besar berada pada rentang usia 21 – 40 tahun yakni pada kelompok Non PUAP
sebanyak 66,7 dan pada kelompok PUAP sebanyak 56,7. Namun faktor usia tidak membatasi petani untuk melakukan kegiatan usahatani, karena pada kelompok
penerima PUAP terdapat responden yang berusia lanjut dan tergolong bukan usia produktif yang masih mampu melakukan aktivitas usahatani yakni sebesar 20 pada
kisaran usia 61 – 80 tahun. Gambaran mengenai pembagian sebaran petani responden menurut golongan umur di kelompok Non PUAP dan PUAP dapat
dicermati pada Gambar 4.
50 2. Tingkat Pendidikan
Gambar 4. Pembagian Sebaran Petani Responden Menurut Golongan Umur Persepsi umum yang masih melekat di masyarakat adalah rendahnya tingkat
pendidikan petani padi. Tingkat pendidikan yang banyak ditempuh oleh petani yang menjadi responden umumnya setingkat sekolah dasar SD. Tingkat pendidikan yang
lebih tinggi dari SD masih sedikit ditempuh oleh responden, hanya sebagian kecil dai mereka yang mengeyam pendidikan setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SLTP ataupun Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. Gambaran umum tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 10
Tabel 10. Sebaran Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Non PUAP
PUAP Frekuensi
Frekuensi
Tidak Sekolah 1
3,3 1
3,3 SD
22 73,3 21
70 SLTP
3 10
7 23,3 SLTA
4 13,3 1
3,3
Total 30
100 30
100
Sumber : Data Primer, diolah Berdasarkan Tabel 10 di atas, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar
responden hanya menuntaskan pendidikan pada tingkat SD. Hal ini terlihat pada kelompok responden Non PUAP maupun PUAP yang masing memiliki persentase
73,3 dan 70,0 pada tingkat pendidikan SD sedangkan untuk tingkat SLTP dan SLTA tidak sebanyak responden yang lulusan SD. Responden yang tamatan SLTP
yakni sebesar 10,0 untuk kelompok Non PUAP dan sebesar 23,3 untuk kelompok PUAP sedangkan untuk tamatan SLTA kelompok Non PUAP memiliki
persentase lebih besar yakni 13,3 dibandingkan kelompok PUAP yakni hanya 3,3. Kedua kelompok responden tidak ada yang lulusan sarjana S1. Gambaran
51 mengenai pembagian sebaran petani responden menurut tingkat pendidikan di
kelompok Non PUAP dan PUAP dapat dicermati pada Gambar 5.
Gambar 5. Pembagian Sebaran Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan 3. Luas Kepemilikan Lahan
Lahan sawah yang dimiliki oleh seluruh petani responden penerima maupun yang belum menerima BLM-PUAP merupakan lahan milik pribadi. Hasil
penyebaran kuesioner menunjukkan adanya perbedaan dalam luas kepemilikan lahan responden. Kelompok responden Non PUAP sebagian besar kepemilikan lahannya
adalah 0,1 ha dan 0,1 – 1 ha yakni sebesar 66,7, sedangkan untuk kelompok PUAP sebagian besar kepemilikan lahannya adalah 0,1 – 1 ha dan 1 – 2 ha yakni
sebesar 86,7. Data selengkapnya mengenai luas kepemilikan lahan responden dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Sebaran Petani Responden Menurut Luas Kepemilikan Lahan
Luas Lahan Non PUAP
PUAP Frekuensi
Frekuensi
0.1 Ha 10 33,3
2 6,7
0.1-1Ha 10 33,3
13 43,3
1-2 Ha 7 23,3
13 43,3
2 Ha 3
10
2 6,7
Total 30
100 30 100
Sumber : Data Primer, diolah Pada Tabel 11 tersebut terlihat bahwa kelompok PUAP memiliki potensi
dalam memproduksi padi dikarenakan sebagian besar ada pada kisaran 0,1 – 2 Ha.
Tingkat pendidikan responden PUAP Tingkat pendidikan responden Non PUAP
52 Dengan luas lahan seperti itu maka diharapkan pendapatan petani akan semakin
menigkat. Gambaran mengenai pembagian sebaran petani responden menurut luas kepemilikan lahan di kelompok Non PUAP dan PUAP terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Pembagian Sebaran Petani Responden Menurut Luas Lahan 4. Lama Pengalaman Bertani
Berdasarkan hasil wawancara melalui kuesioner dengan para responden dapat disampaikan bahwa sebagian besar responden baik yang belum maupun yang telah
menerima BLM PUAP, sebagian petani responden berpengalaman bertani lebih dari 10 tahun dan hanya sebagian kecil saja yang pengalaman bertaninya masih muda
yakni kurang dari 10 tahun. Data selengkapnya mengenai lama pengalaman bertani responden dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Sebaran Petani Responden Menurut Lama Pengalaman Bertani
Lama Bertani Non PUAP
PUAP Frekuensi
Frekuensi
5 tahun 2
6,7 3 10,0
6-10 tahun 4 13,3
2 6,7
11-15 tahun 14 46,7
10 33,3 15 tahun
10 33,3 15 50,0
Total 30
100 30
100
Sumber : Data Primer, diolah
Pengalaman berusahatani padi yang dimiliki oleh menunjukkan lamanya petani dalam berusahatani padi, semakin lama pengalaman bertani yang dimiliki maka
Luas lahan responden Non PUAP Luas lahan responden PUAP
53 dapat dikatakan bahwa petani sudah menguasai teknik budidaya padi dalam kegiatan
usaha tani yang dijalankan. Pada tabel terlihat bahwa pada kisaran lama pengalaman bertani 11 – 15 tahun, kelompok non PUAP memiliki jumlah responden yang lebih
banyak yakni 46,7 dibandingkan dengan kelompok PUAP yaitu 33,3. Pada kisaran lama pengalaman bertani 15 Tahun, Kelompok PUAP lebih besar
dibandingkan yang Non PUAP yakni 50 berbanding 33,3. Gambaran mengenai pembagian sebaran petani responden menurut luas kepemilikan lahan di kelompok
Non PUAP dan PUAP dapat dicermati pada Gambar 7.
Gambar 7. Pembagian Sebaran Petani Responden Menurut Lama Bertani Pendampingan terhadap petani berupa pembinaan, pelatihan, dan konsultasi
oleh petugas penyuluh lapangan masih diperlukan untuk membantu para petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya serta dapat membantu mengatasi
permasalahan di lapangan apabila tidak dapat diatasi sendiri oleh petani. Peran pendampingan juga bertujuan membantu petani dalam menyerap informasidan
teknologi pertanian terbaru khususnya pada padi. 5. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga dapat mengukur tingkat kemampuan petani dalam menghidupi keluarganya secara layak dari hasil usahataninya. Dengan luas
kepemilikan usaha tani yang biasanya relatif tetap maka besarnya tanggungan keluarga menjadi faktor yang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga
petani tersebut. Sebaran jumlah tanggungan keluarga petani responden di kelompok
Lama bertani responden Non Lama bertani responden PUAP
54 yang belum dan telah menerima dana BLM-PUAP dapat dilihat pada Tabel 13
berkut. Tabel 13. Sebaran Petani Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga
Tanggungan Keluarga Non PUAP
PUAP Frekuensi
Frekuensi
1-2 orang 8 26,7
7 23,3 3-4 orang
19 63,3 15 50,0
4 orang 3 10,0
8 26,7
Total 30
100 30
100
Sumber : data primer, diolah Berdasarkan Tabel 13 di atas, terlihat bahwa sebagian besar jumlah tanggungan
keluarga di kedua kelompok tersebut berada di kisaran jumlah 3 – 4 orang yakni sebesar 63,3 untuk Kelompok Non PUAP dan 53,3 untuk PUAP. . Gambaran
mengenai pembagian sebaran petani responden menurut jumlah tanggungan keluarga di kelompok Non PUAP dan PUAP dapat dicermati pada Gambar 8.
Gambar 8. Pembagian Sebaran Petani Responden Menurut Tanggungan Keluarga 6. Status Usaha Tani
Aspek ini menjadi bahan tambahan terhadap tingkat penghasilan petani responden dari aspek usaha selain usahatani yakni usaha menanam padi. Aspek yang
diuraikan antara lain komoditas tanaman pangan, komoditas hortikultura, industri rumah tangga dan usaha bakulan. Data berikut menunjukkan semua responden
Tanggungan keluaga responden Non PUAP Tanggungan keluaga responden PUAP
55 menghasilkan komoditas tanaman pangan dan tidak melakukan kegiatan usaha tani
lainnya. Besarnya sebaran masing-masing aspek status usaha tani disajikan pada Tabel 14 berikut ini
Tabel 14. Sebaran Petani Responden Menurut Status Usaha Tani Status Usaha Tani
Non PUAP PUAP
Frekuensi Frekuensi
Komoditas tanaman pangan 30 100,0
30 100,0 Komoditas hortikultura
0,0 0,0
Industri rumah tangga 0,0
0,0 Usaha bakulan
0,0 0,0
Total 30
100 30
100 Sumber : Data Primer, diolah.