Analisis RC Rasio Uji T-statistik

38 Hipotesis awal yaitu menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Sementara itu hipotesis akhir adalah menunjukkan adanya perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : H : µ 1 = µ 2 atau µ D = µ 1 - µ 2 = 0 H 1 : µ 2 µ 1 atau µ D = µ 2 - µ 1 Dimana : µ 1 = Pendapatan usaha sebelum mendapatkan pinjaman µ 2 = Pendapatan usaha setelah mendapatkan pinjaman Kriteria Uji : Ho ditolak apabila t-hitung t-tabel, db = n-1, α = 0.05 Ho diterima apabila t-hitung t-tabel, db = n-1, α = 0.05 Penggunaan alpha sebesar 5 dalam uji statistik t-hitung sesuai dengan kebutuhan peneliti yang juga didasarkan pada pernyataan Usman, dkk 2008, bahwa dalam penelitian sosial, besarnya alpha yang digunakan dapat bernilai 1 atau 5. Penentuan besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan program SPSS 13 dan program Minitab 14. Hasil pengolahan data kemudian dianalisis secara tabulasi silang dan diinterpretasikan secara deskriptif.

3.4.3. Metode Perumusan Strategi dan Perancangan Program

Berdasarkan pada hasil analisis LQ, SSA, Rasio efektivitas dan analisis diskriptif maka dalam penyusunan strategi program pengembangan jagung di Kabupaten Karawang, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap masukan, tahap analisis, dan tahap keputusan. Setelah dilakukan penetapan strategi, selanjutnya menyusun perancangan program sesuai dengan visi-misi-tujuan Kabupaten Karawang. Kerangka formulasi strategi menurut David 2002 ditunjukkan pada Gambar 2. 39

1. TAHAP MASUKAN Input Stage

EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL EVALUASI FAKTOR INTERNAL EFE IFE

2. TAHAP ANALISIS Matching Stage

MATRIKS SWOT

3. TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN Decision Stage

MATRIKS PERENCANAAN STRATEGIS KUANTITATIF QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX Gambar 2. Kerangka Formulasi Strategi

3.4.3.1 Evaluasi Faktor Internal IFE – Internal Factor Evaluation

Evaluasi Faktor Internal IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal lembaga berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Matriks Internal Factor Evaluation IFE dapat dikembangkan sebagai berikut David, 2002 : 1 Tuliskan faktor-faktor sukses kritis seperti yang dikenali dalam proses audit- internal. Gunakan 10–20 faktor internal terpenting, termasuk kekuatan maupun kelemahan. Tuliskan kekuatan terlebih dahulu kemudian kelemahan. Usahakan sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio dan angka pembanding. 2 Berikan bobot dengan kisaran dari 0,0 tidak penting sampai 0,1 terpenting pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukan kepentingan relatif dari faktor itu untuk sukses dalam industri yang ditekuni lembaga. Tanpa mempedulikan apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar pada prestasi organisasi diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 0,1. 3 Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukan apakah faktor itu yang berpengaruh lemah peringkat=1 berpengaruh agak lemah peringkat=2, berpengaruh agak kuat peringkat=3 berpengaruh sangat kuat peringkat=4.