Kinerja Pengelolaan Usahatani Pemberdayaan

22 peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani Soetrisno, 2003 dalam Anomim, 2006. Program intensifikasi usahatani, khususnya padi sebagai makanan pokok, terutama diprioritaskan pada pemakaian benih varietas unggul, pupuk kimia, dan obat-obatan pemberantas hama dan penyakit. Kebijakan pemerintah saat itu secara jelas merekomendasikan penggunaan energi dari luar, serta didukung dengan pemberian subsidi harga pupuk dan obat-obatan, sehingga sangat terjangkau oleh petani-petani kecil. Penerapan program intensifikasi pertanian berbasis teknologi revolusi hijau telah mengubah pola bertani, di antaranya pola pemupukan, pola tanam dan pemakaian pestisida. Revolusi hijau dimotori oleh penggunaan varietas unggul responsif terhadap pupuk anorganik tetapi sering memerlukan pestisida untuk proteksi dari serangan hama penyakit, sehingga boros sumber daya dan tidak ramah lingkungan Praptono, 2010. Sejalan dengan format penumbuhan gapoktan menjadi kelembagaan tani di perdesaan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Permentan Nomor 273KptsOT.16042007, maka Gapoktan penerima BLM PUAP harus menunjukkan bahwa lembaga ini mampu mengelola dan mengembangkan usahataninya menjadi lembaga ekonomi ataupun lembaga keuangan mikro agribisnis. Kemudaian lembaga ini menjadi salah satu unit usaha dalam Gapoktan sehingga dapat mengelola dan melayani pembiayaan bagi petani anggota secara berkelanjutan. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKM-A merupakan lembaga keuangan mikro yang ditumbuhkan dari Gapoktan pelaksana PUAP dengan fungsi utamanya adalah untuk mengelola aset dasar dari dana PUAP dan dana keswadayaan angggota Kementerian Pertanian, 2010. Dana yang dikelola LKM-A dimanfaatkan secara maksimal untuk membiayai usaha agribisnis anggota. Pengukuran kinerja aspek managemen pengelolaan LKM-A pada Gapoktan merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui pola pengelolaan keuangan manajemen keuangan di tingkat Gapoktan PUAP oleh pengurus. Sesuai dengan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan, pencatatan keuangan bertujuan untuk: a Meningkatkan tata cara pengelolaan keuangan dan pelaksanaan teknis di lapangan; b Mengetahui tata cara penggunaan dana; c Dalam tahap awal dapat diketahui tingkat efesiensi atau adanya penyimpangan dalam penggunaan dana; d Memudahkan dalam pembuatan laporan 23 keuangan kepada pihak eksternal terutama mempersiapkan Gapoktan masuk pada jaringan Linkages program dari banklembaga keuangan; e Memudahkan badantim pengawas melakukan pemeriksaan dalam penggunaan uang organisasi. Pengukuran manajemen pengelolaan LKM-A dilakukan untuk beberapa pertimbangan yaitu: 1 Mengukur tingkat keberhasilan dari proses pendampingan terkait dengan pengelolaan keuangan dan peningkatan skala usaha. Proses pendampingan ini secara nyata ditunjukkan adanya peningkatan kemampuan pengurus Gapoktan dalam mengelola keuangan dan usaha kelompoknya. Setiap kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan usaha tersebut didasarkan pada ADART dan standar manajemen keuangan yang telah ditetapkan; 2 Mengukur proses pencatatan dan pelaporan keuangan terhadap proses pengembangan usaha, untuk menjamin akuntabilitas pengelolaan keuangan. 2.3. Tingkat Pendapatan Petani 2.3.1. Pengertian Pendapatan Petani Pendapatan merupakan keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja, buruh, atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan atau instansi atau pendapatan selama ia bekerja atau berusaha Nababan. 2009. Dari Definisi yang dipaparkan oleh Nababan, maka pengertian pendapatan petani adalah penerimaan yang didapatkan oleh petani, baik fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan di bidang pertanian. Pendapatan yang diterima petani merupakan hasil penjualan dari komoditi pertanian yang dijualnya sebagai usaha dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendapatan petani dapat bermacam-macam sumbernya yaitu sektor formal berupa gaji atau upah yang diterima dan sektor informal berupa penghasilan tambahan dagang, tukang, buruh dan lain-lain dan di sektor subsistem berupa hasil usaha sendiri. Pendapatan usahatani tergantung pada faktor produksi, yaitu 1 Penggunaan varietas unggul, 2 pemupukan yang seimbang, 3 pengolahan tanah, 4 pengairan yang baik, 5 pemberantasan hama dan penyakit, 6 penanganan pasca panen, 7 penggunaan lahan secara intensifikasi, 8 penggunaan peralatan dan mesin yang canggih dan modern, 9 peningkatan sumberdaya manusia, 10 penambahan modal usaha. Kesepuluh faktor produksi diatas menentukan tingkat kemiskinan petani serta usahatani Ginting. 2004. 24 2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani 2.3.2.1. Tenaga Kerja Berdasarkan publikasi ILO International Labour Organization penduduk dapat dikelompokkkan menjadi tenaga kerja angkatan kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berada pada usia kerja 15-64 tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok ketenaga kerjaan disebutkan bahwa:’’Tenaga kerja adalah setiap orang laki- laki atau perempuan yang sedang mencari pekerjaan, baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”.

2.3.2.2. Teknologi

Penggunaan teknologi dalam pertanian akan mempengaruhi berapa jumlah tenaga kerja yang di butuhkan, penggunaan teknologi akan meningkatkan kualitas hasil pertanian sehingga produksi hasil pertanian mengalami efisiensi dan memberikan keuntukan yang maksimal kepada petani.

2.3.2.3 Modal

Penggunaan sumber daya yang optimal terutama fasilitas modal sangat berpengaruh dalam memproduksi hasil pertanian karena semakin besar modal yang dimiliki oleh petani maka akan mengoptimalkan pembelian barang input dalam proses produksi.

2.4. Strategi

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip- prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif wikipedia. 2011. Strategi adalah cara yang dilakukan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai langkah-langkah pelaksanaan diperlukan perumusan