57 Pengujian terhadap kuesioner penelitian ini dilakukan melalui uji validitas
dan uji reliabilitas. Pengujian dilakukan terhadap 30 petani responden di Kabupaten Karawang terhadap tingkat kinerja dan kualitas kinerja Gapoktan penerima dana
PUAP. Pengujian validitas bertujuan untuk menguji valid atau tidaknya suatu alat
ukur kuesioner. Evaluasi atas valid atau tidaknya alat ukur atau kuesioner didasarkan pada nilai r-hitung dibandingkan dengan r-tabel, atau lihat nilai
probabilitas p-value. Apabila nilai r-hitung r-tabel, maka alat ukur tersebut dapat dikatakan valid atau nilai p-value
α , yaitu 0,05 5. Analisis dilakukan dengan
menggunakan program Statistical Package for Social Science SPSS 16 for window. Hasil pengujian validitas untuk masing-masing hasil pengukuran tingkat
kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap seluruh pernyataan lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen yaitu sebesar 0,2960. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar pernyataan dalam kuesioner adalah signifikan dan dapat dinyatakan valid.dengan perkataan lain, sebagian besar petani responden dapat
mengerti maksud dari setiap pernyataan yang diajukan penulis dalam kuesioner. Namun demikian ada satu indikator dalam variabel tingkat kinerja Gapoktan yang
tidak valid yakni pada indikator mengenai pemasaran bersama dilakukan oleh Gapoktan.
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk menguji seberapa jauh konsistensi suatu alat ukur, sehingga dapat digunakan dalam pengujian antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya.. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
koefisien Alpha Cronbach. Kaplan dan Saccuzzo 1989, mengemukakan bahwa secara teoritis nilai koefisien alpha di atas 0,70 memberi kesimpulan bahwa alat
ukur reliabel. Hal ini berarti bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran dalam kuesioner cukup rendah sehingga penggunaannya dapat
diandalkan dan mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila penulis menyebarkan kuesioner secara berulang kali dalam waktu yang berlainan.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for window. Adapun hasil pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 16 berikut ini.
58 Tabel 16. Uji Reliabilitas pernyataan kuesioner
Variabel Indikator
Cronbachs Alpha Tingkat
Kinerja Kualitas
Kinerja A. Aspek
Organisasi Gapoktan memiliki struktur organisasi
0.873 0.730
Gapoktan memberikan uraian tugas pokok Gapoktan menyelenggarakan rapatpertemuan
pengurus Adanya peran penyuluh pendamping
Adanya peran PMT Keterlibatan dalam perencanaan kegiatan
Keterlibatan dalam pengambilan keputusan
B. Aspek Penyaluran
Dana PUAP Keterlibatan anggota Gapoktan dalam
pembuatan RUB 0.830
0.641 Ketersediaan dana PUAP
Kemudahan persyaratan penerima PUAP Sosialisasi program PUAP
Seleksi calon penerima PUAP
C. Aspek Pemanfaatan
Dana Program
PUAP Sebagai unit simpan pinjamLKM-A
0.896 0.758
Pemahaman terhadap kesesuaian dana yang diterima dengan kebutuhan usaha tani
Pemahaman akan jaminan agunan untuk pinjaman dana PUAP
D. Aspek Pengembalian
Dana PUAP Ketepatan pengembalian dana PUAP
0.783 0.860
Perguliran dana PUAP pada kelompok lain Peningkatan unit usaha
E. Aspek Usaha Tani
Gapoktan mengadakan saprodi pertanian 0.789
0.648 Penggunaan teknologi dalam usaha tani
Gapoktan mengadakan kerjasama keuangan Gapoktan mengadakan kerjasama pengadaan
saprodi Pemasaran bersama dilakukan oleh Gapoktan
Berdasarkan sajian data pada tabel 16 tersebut, sebagian besar indikator dalam pernyataan kuesioner memiliki nilai nilai Cronbachs Alpha lebih besar dari
0,7 yang berarti terjadinya kesalahan ukur dalam kuesioner yang diisi oleh petani responden yakni kelompok penerima dana PUAP di Kabupaten Karawang cenderung
rendah.
59
5.2. Metode Importance Performance Analysis IPA
Metode Importance Performance Analysis IPA pertama kali diperkenalkan oleh Martilla dan James 1977 dengan tujuan untuk mengukur hubungan antara
persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produkjasa yang dikenal pula dengan quadrat analysis. Metode IPA telah diterima secara umum dan dipergunakan
pada berbagai bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisa yang memudahkan usulan perbaikan kinerja Martinez, 2003.
Ada dua macam metode untuk menampilkan data IPA, yaitu: pertama
menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penanganan dengan tujuan untuk mengetahui secara umum
penyebaran data terletak pada kuadran berapa, kedua enempatkan garis perpotongan
kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penanganan dengan tujuan untuk mengetahui secara spesifik masing-
masing faktor terletak pada kuadran berapa Martinez, 2003. Grafik IPA hasil selengkapnya Kuesioner disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Pembagian kuadran IPA terhadap hasil pengukuran Tingkat Kinerja dan Kualitas kinerja Gapoktan
Kualitas Kinerja K
u al
it a
s K
in er
ja
60 Berdasarkan grafik IPA pada Gambar 9 di atas, maka indikator yang
berkaitan dengan tingkat kinerja dan kualitas kinerja Gapoktan yang berada di kabupaten Karawang dapat dikelompokkan dalam masing-masing kuadran sebagai
berikut: 1.
Kuadran A : Tingkatkan Kinerja Pada kuadran A terdapat sembilan variabel 39,13 yang dinilai sangat penting
namun tidak sesuai dengan keinginan anggotanya. Variabel-variabel tersebut diantaranya :
a. Keterlibatan anggota Gapoktan dalam pembuatan RUB B1,
b. Ketersediaan dana PUAP B2,
c. Pemahaman terhadap kesesuaian dana yang diterima dengan kebutuhan
sehari-hari C2, d.
Pemahaman akan jaminanangunan untuk pinjaman dana PUAP C3, e.
Ketepatan pengambalian dana PUAP D1, f.
Perguliran dana PUAP pada kelompok lain D2, g.
Gapoktan mengadakan saprodi pertanian E1, h.
Penggunaan teknologi dalam usaha tani E2, dan i.
Gapoktan mengadakan kerjasama pengadaan saprodi E4. Variabel yang terdapat dalam kuadran ini dianggap sebagai faktor yang sangat
penting naum kondisinya saat ini belum memuaskan responden, sehingga lembaga perlu meningkatkan kinerja pada berbagai sektor tersebut.
Pada aspek penyaluran dana PUAP, variabel keterlibatan anggota Gapoktan dalam pembuatan RUB dan ketersediaan dana PUAP merupakan variabel yang
dinilai belum optimal. Pada aspek pemanfaatan dana program PUAP, terdapat variabel yang dinilai tidak optimal yakni pemahaman terhadap kesesuaian dana
yang diterima dengan kebutuhan usaha tani dan pemahaman akan jaminanagunan untuk pinjaman dana PUAP. Pada aspek pengembalian dana
PUAP, variabel yang dinilai tidak optimal yakni ketepatan pengembalian dana PUAP dan peningkatan unit usaha. Sedangkan pada aspek usaha tani, variabel
yang dinilai tidak optimal adalah Gapoktan mengadakan saprodi pertanian, penggunaan teknologi dalam usaha tani, dan Gapoktan mengadakan kerjasama