47 beban  sekitar  49  orang,  sehingga  memperlihatkan  perubahan  tingkat  beban
ketergantungan yang semakin baik.
4.3.  Aspek Sumber Daya Pertanian
Kabupaten Karawang merupakan daerah lumbung padi Jawa Barat dan salah satu daerah yang dapat memberikan kontribusi kebutuhan beras nasional yang setiap
tahunnya  rata-rata  mencapai  ±  728.000  ton  berastahun.  Potensi  tanaman  padi
dikabupaten Karawang adalah sebagai berikut :
a. Luas lahan sawah : 97.529 Ha − Sawah pengairan teknis : 85.513 Ha
− Sawah setengah teknis : 4.009 Ha − Sawah pengairan sederhana : 3.620 Ha
− Sawah tadah hujan : 3.952 Ha − Sawah irigasi desanon PU : 435 Ha
b. Luas pemanfaatan lahan sawah sebagai berikut : − Ditanami padi 2 kali satu tahun : 91.317 Ha
− Ditanami padi 3 kali satu tahun : 4.438 Ha − Ditanami padi 1 kali setahun : 1.717 Ha
− Sementara tidak diusahakan : 57 Ha Pada tahun 2009 produksi padi mencapai 1.362.356 ton GKP yang terdiri dari
produksi  padi  sawah  sebesar  1.352.396  ton  GKP  dan  produksi  padi  gogo  9.960  ton GKP.  Luas  panen  padi  sawah  mencapai  192.502  Ha  dengan  produktivitas  70,25
kwintal GKPHa dan luas panen padi gogo mencapai 3.168 Ha dengan produktivitas 31,44 kwintal GKPHa Salsabila. 2011.
Kabupaten  Karawang  mempunyai  sumber  alam  yang  cukup  banyak  dan dikenal  sebagai  Lumbung  Padi,  karena  areal  pertaniannya  yang  sangat  luas  dan
mempunyai  tambang  minyak  dan  gas  alam  yang  terletak  di  lepas  pantai  laut  Jawa off  shore  serta  hasil  perkebunan  lainnya.  Kabupaten  Karawang  selain  dikenal
daerah  pertaniannya  juga  dikenal  dengan  daerah  industri  yang  perkembangannya
cukup pesat Imigrasi. 2008.
Permasalahan  umum  yang  mengancam  Karawang  sebagai  lumbung  padi diantaranya  bencana  banjir,  serangan  organisme  pengganggu  tanaman,  dan  alih
48 fungsi lahan pertanian teknis akibat desakan industri. Selain itu dari sisi infrastruktur,
Karawang  memiliki  permasalahan  dalam  saluran  irigasi  baik  primer  maupun sekunder.
Sebagian  besar  petani  di  Karawang  masih  tergolong  buruh  tani  dan  petani gurem  mengusahakan  kurang  dari  0,5  hektar,  kemudian  tingkat  produktifitas  rata-
rata per hektarnya 5,94 ton hasil survei ubinan tahun 2008 maka nilai total produksi padi  yang  dihasilkan  para  petani  gurem  ini  hanya  sekitar  setengah  dari  Rp.
5.160.000,00  per  musim.  Atau  balas  jasa  petani  yang  diterima  per  bulan  rata-rata sekitar Rp. 860.000,00 hal ini jauh dibawah nilai UMK.
Tantangan  sektor  pertanian  semakin  berat  bagi  petani  di  tahun-tahun  yang akan datang, akibat kenaikan harga pupuk anorganik yang selama ini digunakan. Hal
ini  terkait  rencana  pemerintah  untuk  mengurangi  beban  APBN  dengan  menurunkan secara  bertahap  besaran  subsidi  pupuk.  Tantangan  ini,  jika  tidak  diantisipasi  dan
tanpa  adanya  program  yang  jelas  untuk  mengadvokasi  kebutuhan  dan  kepentingan petani  maka  akan  muncul  masalah  baru  dalam  pengembangan  ekonomi  di  sektor
pertanian.
4.4. Aspek Kelembagaan Petani
Kelembagaan  petani  di  Karawang  cukup  tersebar  merata  di  masing-masing Kecamatan. Sebagaimana kebijakan pemerintah Karawang yang memiliki komitmen
dalam  mewujudkan  perekonomian  masyarakat  yang  berdaya  saing,  berkualitas  dan rasional  yang  digerakan  oleh  sektor  pertanian.  Maka  kelembagaan  petani  ini
merupakan kepanjangan tangan pemerintah Karawang dalam mewujudkan komitmen tersebut.  Selain  itu  lembaga  ini  yang  merupakan  Gabungan  Kelompok  Tani
Gapoktan, memiliki akses untuk memperoleh program  ataupun dana stimulus dari pemerintah Karawang yang dapat dikembangkan membangun pertanian di daerahnya
seperti Program PUAP. Kelembagaan Gapoktan penerima dana PUAP di Kabupaten Karawang  per  30  Desember  2010  adalah  sebanyak  83  kelompok  dengan  total  aset
sebesar Rp 83.000.000.000,- Kementan. 2011.
4.5.  Karakteristik Petani Responden