55
Pengertian di atas menunjukkan bahwa setiap proses yang dilakukan pada rantai suplai dipersyaratkan untuk memberoleh manfaat benefit, sehingga proses
tersebut secara ekonomi disebut rasional. Selanjutnya bila mengacu kepada
pendapat Porter 1990, maka proses tersebut harus yang memberikan efisiensi terbesar yang dalam hal ini adalah biaya terendah yang sekaligus menjadi
keunggulan pemasok. Rantai permintaan wisata dimaknai sebagai:
“serangkaian kondisi dan dinamika yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap berbagai proses dan keputusan serta pola
perilaku mengkonsumsi sejumlah jasa wisata dan penunjangnya oleh para wisatawan”.
Wisatawan yang merupakan konsumen terhadap suplai jasa wisata tidak serta merta
mengambil keputusan untuk membeli atau tidak membeli setiap suplai jasa wisata yang ditawarkan oleh penyedia pemasok, namun melalui
berbagai faktor dan proses, di antaranya adalah faktor motif berwisata dan pembentukan persepsi dan penilaian terhadap suatu obyek wisata.
Bila para penyedia jasa wisata berupaya memaksimalkan keuntungan, maka para wisatawan
berupaya memaksimalkan kepuasan. Dengan demikian bila keduanya digabung, maka penyedia jasa wisata akan berusaha mencapai keuntungan maksimal dengan
memberikan kepuasan maksimal kepada wisatawan. Rantai para pihak wisata adalah:
“merupakan agregat dari seluruh kondisi dan dinamika yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap berbagai proses dan keputusan
dari elemen-elemen suplai maupun elemen-elemen permintaan dalam mewujudkan terbangun dan tercapainya manfaat bersama secara
berkelanjutan”. Rantai para pihak wisata pada dasarnya menunjukkan bagaimana setiap
elemen para pihak melakukan suatu tindakan yang teraktualisasikan dalam bentuk kinerja untuk memperoleh manfaat yang menjadi harapannya. Kinerja para para
pihak tersebut dipengaruhi oleh kinerja para pihak lain, baik dalam intra sejenis maupun inter antar jenis para pihak. Dengan demikian di antara para pihak juga
akan memiliki penilaian satu dengan lainnya sesuai dengan relasi yang terjadi di antara para pihak tersebut.
56
B. Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan di Destinasi Wisata DW Cibodas dan Kawasan Wisata KW Bogor-Puncak-Cianjur Bopunjur.
Destinasi Wisata Cibodas termasuk wilayah Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, sementara KW
Bopunjur termasuk wilayah Kecamatan Cisarua dan Megamendung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Berbagai data penelitian telah dikumpulkan secara
bertahap sejak Februari 2011 sampai dengan September 2011 bersamaan dengan berbagai kegiatan monitoring kegiatan ekowisata di Kawasan Bopunjur yang
dilakukan secara reguler melalui Program Ekowisata Direktorat Diploma IPB.
Gambar 11 Lokasi obyek wisata di DW Cibodas dan KW Bopunjur.
Obyek wisata yang diteliti meliputi 14 obyek wisata, di DW Cibodas sebanyak 3 tiga obyek wisata dan di KW Bopunjur meliputi 11 sebelas obyek
wisata. Obyek wisata yang diteliti merupakan obyek wisata alam dan sudah
57
memenuhi persyaratan keterwakilan populasi. Dalam hal ini di DW Cibodas
terdapat 5 lima obyek wisata alam, sedangkan populasi obyek wisata alam di KW Bopunjur tidak mencapai 100 unit. Dalam hal ini, hampir semua obyek
wisata alam yang diteliti merupakan tapak destinasi wisata yang sudah dikenal masyarakat dan menjadi tujuan utama wisatawan.
Tabel 5 Obyek Wisata yang Menjadi Kajian Penelitian
No Kawasan
KecamatanKabupaten Lokasi
1 Destinasi Wisata
Cibodas 2
Kawasan Wisata Bopunjur
Cipanas, Cianjur Kebun Raya KR Cibodas, Taman
Nasional TN
Gunung Gede Pangrango dan Taman Wisata TW
Mandalawangi Cisarua, Bogor
Taman Wisata Alam TWA Telaga Warna, Wisata Agro WA Gunung
Mas, Wana
Wisata WW
Curug Cilember, Taman Wisata TW Riung
Gunung, Taman Safari Indonesia TSI dan Melrimba Garden
Megamendung, Bogor WW Curug Panjang, WW Curug Naga,
Lembah Pertiwi, dan Cansebu Amazing Camp and Resort
C. Jenis dan Metode Pengambilan Data
Data penelitian meliputi data sekunder dan primer. Dalam penelitian ini data sekunder berperan sebagai penunjang yang berupa dokumentasi data tentang:
1 institusi atau perusahaan penyedia jasa wisata serta 2 kewilayahan dan kependudukan tempat secara administratif obyek wisata contoh berada Kawasan
Puncak–Cibodas, serta 3 kepariwisataan di Kawasan Puncak – Cibodas. Adapun data primer terdiri dari tiga kelompok data yang dimaknai sebagai
variabel esensial. Selanjutnya, dari setiap variabel esensial tersebut diperinci lebih lanjut dalam elemen dan indikator.
Teknik tertutup pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner pola tertutup close ended untuk memperoleh nilai yang tepat dari
setiap jawaban yang diberikan responden. Dalam hal ini, Avenzora 2006 menyatakan agar berbagai nilai yang tidak terucapkan unspeakable expression of
values dan subyektivitas berbagai nilai yang ada terhadap suatu elemen yang
dipersepsikan responden dengan mudah bisa ditelusuri dan dimengerti serta bisa dipercaya oleh responden, maka penentuan suatu nilai skor dalam sebuah