58
kuesioner adalah perlu untuk dituangkan dalam satu indikator tertentu. Dengan demikian, maka agregat dari indikator-indikator yang terpenuhi oleh suatu aspek
atau elemen, akan sekaligus menjadi nilai akhir final values dari elemen dan aspek yang dinilai. Berbagai indikator yang digunakan untuk menilai persepsi
responden dalam penilaian ini disajikan pada kuesioner terlampir Lampiran 1-4. Tabel 6 Data yang diambil dalam penelitian
No. Variabel
Esensial Elemen
Sumber Data Pengumpulan
Data 1
Suplai -
Sumberdaya wisata sumberdaya alam,
sumberdaya buatan, infrastrutur, fasilitas
- kinerja penyedia jasa
wisata -
Jenis produk wisata Responden pengelola,
pegawai 1 orang per bidang kerja di setiap obyek
wisata, sedangkan pengunjung dan masyarakat
adalah masing-masing 30 orang obyek wisata n=30
Kuesioner 2
Permintaan -
Karakteristik pengunjung -
Motivasi wisata -
Tujuan wisata -
Persepsi pengunjung 3
Stake- -
Pemerintah Responden pengunjung
aktual dengan n= 30 orang obyek wisata
tertutup
holders -
LSM -
Penyedia jasa wisata -
Penyedia penunjang jasa Responden 45 orang per
kawasan wisata wisata
D. Analisis Data
Pada dasarnya analisis data dilakukan dengan dua proses kunci, yaitu pemetaan skor score mapping dan analisis gap gap analysis. Data primer yang
dikumpulkan merupakan data nilai persepsi yang diberikan oleh responden terhadap aspek-aspek dan elemen-elemen rantai nilai wisata.
Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Pada penilaian kualitatif, menurut
Avenzora 2006, salah satu struktur nilai yang mudah dan umum digunakan adalah sisitem skoring. Namun demikian, dalam penggunaannya sangat sering
dijumpai kesalahan dan kelemahan berupa inkonsistensi struktur skor dan kelemahan penetapan indikator setiap satuan skor. Untuk mengeliminasi hal
tersebut, maka salah satu cara yang dapat dipakai adalah melengkapi Skala Likert menjadi sistem skoring yang terstruktur. Meskipun pada dasarnya Skala Likert
bergerak dari skor 1 sampai dengan 5, namun sesuai dengan karakter masyarakat
59
Indonesia, maka sebaiknya skala tersebut digubah menjadi 1 sampai dengan 7. Dalam hal ini masyarakat Indonesia mengenal berbagai tingkatan untuk
menyampaikan sesuatu, sehingga dikenal adanya tingkatan dalam berbahasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki rentang yang lebih
panjang dalam memberikan suatu pemaknaan, termasuk dalam memberikan penilaian.
Sejalan dengan data persepsi yang dikumpulkan pada penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan responden terhadap satu aspek dan elemen-
elemennya, sehingga nilai skor 1 diberikan untuk pernyataan “sangat tidak puas”, nilai 2 untuk pernyataan “tidak puas”, nilai 3 untuk pernyataan “agak tidak puas”,
nilai 4 untuk pernyataan “biasa saja”, nilai 5 untuk pernyataan “agak puas”, nilai 6 untuk pernyataan “puas” dan nilai 7 untuk pernyataan “sangat puas”. Pola
pemaknaan dari setiap nilai tersebut dapat digubah sesuai dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan nilai persepsi dari skor 1 sampai skor 7, maka pada
setiap kriteria untuk menilai suatu persepsi ditetapkan sejumlah indikator. Pada setiap kriteria ditetapkan 7 tujuh indikator dengan setiap indikator bermakna
dengan nilai skor 1, sehingga bila setiap indikator terpenuhi maka diperoleh nilai persepsi maksimal nilai skor 7 untuk kriteria bersangkutan pada elemen tertentu.
Nilai rata-rata untuk setiap aspek dan elemen yang dinilai merupakan nilai persepsi responden terhadap aspek dan elemen bersangkutan. Selanjutnya nilai
persepsi tersebut diberikan deskripsi untuk menjelaskan makna dari persepsi terhadap setiap aspek dan elemen-elemennya pada setiap mata rantai, baik rantai
suplai supply chain, rantai permintaan demand chain dan rantai para pihak. Berbagai skor persepsi yang terdata adalah
menunjukkan tata-nilai responden terhadap kondisi saat itu given condition dari setiap elemen yang
terdapat dalam suatu aspek yang sedang dievaluasi. Berapapun skor yang diberikan oleh responden terhadap suatu aspek yang sedang dievaluasi adalah
menggambarkan posisi dari tata nilai yang dimilikinya di dalam rentang skor yang