Wisata bukan kebutuhan pokok bagi manusia.

bentuk dan daya tarik wisata, aksesibilitas dan fasilitas serta pelayanan yang tersedia pada suatu daerah tujuan wisata yang dapat memberikan kepuasan kebutuhan dan keinginan wisatawan selama mereka berkunjung. Sessa 1984 mengkategorikan penawaran jasa pariwisata sebagai berikut: 1. Jenis sumberdaya, yang terdiri dari sumberdaya alam dan buatan manusia; 2. Fasilitas umum dan infrastruktur pariwisata, yang meliputi transportasi dan infrastruktur telekomunikasi; 3. Fasilitas bagi pengunjung, termasuk akomodasi, makanan dan minuman serta apartemen kondominium; 4. Fasilitas hiburan dan olahraga, yang memberikan fokus untuk kegiatan wisatawan; 5. Layanan pariwisata, termasuk agen-agen perjalanan, kantor pariwisata, usaha penyewaan mobil, pemandu wisata dan juru bahasa. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penawaran jasa wisata tidak hanya berupa layanan untuk menikmati suatu obyak wisata sebagaimana yang dikenal oleh masyarakat awam, namun meliputi seperangkat layanan yang kompleks yang bahkan dapat disebut sebagai suatu industri. Daerah asal Transportasi tujuan wisatawan Produk wisata Wisatawan Permintaan Akomodasi Paket produk Pemasok Pelayanan Pemerintah LSM Operator Pelayanan Pemandu wisata Gambar5 Komponen penawaran wisata Gunn dan Var. Gunn dan Var 2002 menunjukkan bahwa komponen penawaran wisata dapat diklasifikasikan menurut empat elemen-elemen berikut alam, sumberdaya manusia, teknologi dan budaya: 1. Sumberdaya alam dan lingkungan merupakan ukuran fundamental penawaran dengan munculnya kesadaran lingkungan dan konservasi alam, sehingga tercapai sustainabilitas dalam pemanfaatan sumberdaya alam, termasuk untuk pariwisata. Penawaran wisata dalam hal ini mencakup elemen-elemen seperti fisiografi daerah, bentuk lahan, flora, fauna, fenomena alam, kualitas air dan kualitas udara. Pada dasarnya, ketersediaan sumberdaya tersebut sangat penting untuk keberhasilan dan kesinambungan pariwisata sebagai industri spasial. 2. Sumberdaya buatan, seperti infrastruktur mencakup semua tanah dan pembangunan konstruksi permukaan, seperti sistem pasokan air, sistem pembuangan limbah pembuangan, saluran listrik, jalan, jaringan komunikasi dan banyak fasilitas komersial dan rekreasi lainnya. Yang sangat dibutuhkan oleh pariwisata adalah infrastruktur untuk serta fasilitas yang terutama untuk mendukung kegiatan pengunjung, yaitu bandara, taman, hotel, tempat hiburan, tempat parkir, dan lainnya. 3. Transportasi adalah komponen penting penawaran wisata, karena tanpa hal ini wisatawan tidak bisa mencapai tujuan wisata. Pesawat terbang, kereta api, bus, dan moda transportasi lain adalah bagian dari kategori ini. 4. Perhotelan dan sumberdaya budaya merupakan bagian integral untuk menawarkan pariwisata. Orang-orang dan kekayaan budaya daerah setempat merupakan hal yang memungkinkan suatu tempat sebagai destinasi wisata. Kesopanan, keramahan, perhatian yang tulus dan kemauan untuk melayani dengan lebih baik, mau berkenalan dengan pengunjung adalah faktor penting dalam penawaran wisata.

H. Para Pihak pada Bisnis Ekowisata

Freeman 1984 mendefinisikan para pihak stakeholder dari sudut pandang konteks manajemen dan organisasi sebagai setiap individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan atau yang dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Clarkson 1995 berpendapat bahwa para pihak adalah pihak yang membawa resiko, mereka memiliki sumberdaya keuangan yang digunakan dalam usaha sehingga sangat berisiko kehilangan sumber daya keuangan tersebut. Savage et al., 1991 mendefinisikan para pihak sebagai kelompok atau individu yang memiliki kepentingan dalam tindakan dari suatu organisasi dan kemampuan untuk mempengaruhinya. Adapun Carroll 1993 memaknai para pihak sebagai kelompok-kelompok atau individu dengan organisasi yang berinteraksi atau memiliki saling ketergantungan dan setiap individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan, keputusan, kebijakan, praktek atau tujuan organisasi. Dengan demikian, para pihak memenuhi syarat jika memiliki kekuatan baik untuk mempengaruhi perusahaan atau saham dalam kinerja perusahaan. Berdasarkan analisis ini, dapat dikatakan bahwa stakeholder memiliki potensi untuk membantu atau merusak perusahaan. Mitchell et al., 1997 mengemukakan bahwa kekuasaan dan legitimasi adalah atribut inti dari sebuah tipologi identifikasi para pihak. Dalam hal ini kekuasaan didefinisikan sebagai kemampuan pihak yang telah atau dapat mendapatkan akses untuk memaksakan kehendak dalam hubungan yang terjadi. Adapun legitimasi adalah persepsi umum atau asumsi bahwa tindakan dari suatu entitas yang diinginkan, tepat, atau sesuai dalam beberapa sistem sosial dibangun dari norma-norma, nilai-nilai, keyakinan, dan definisi. Kedua atribut tersebut diperlakukan sebagai variabel. Dengan kata lain, kekuasaannya dapat diperoleh dan hilang, dan legitimasi dapat hadir atau tidak ada. Mitchell et al., 1997 menambahkan urgensi para pihak dalam istilah manajerial adalah persepsi positif yang terkait dengan kepemilikan tiga macam atribut, yaitu kekuasaan, legitimasi, dan urgensi. Para pihak yang dianggap memiliki tiga atribut adalah cenderung lebih menonjol daripada mereka yang dimiliki satu atau dua dari atribut. Studi lain tentang identifikasi para pihak mengidentifikasikan kekuasaan sebagai atribut pemangku kepentingan inti Frooman, 1999. Para pihak kunci didefinisikan sebagai mereka yang menguasai sumberdaya penting untuk kelangsungan hidup organisasi. Atribut inti yang digunakan dalam definisi Frooman adalah kekuatan. Dalam hal ini Frooman berpendapat bahwa sifat hubungan antara para pihak dan perusahaan adalah