Kerangka Teoritis Rantai Nilai

Akt v it as Pen duk ung g Ma rg in dan Penjualan Jasa menjadi satu dengan cara yang khas. Rantai generik digunakan untuk memperlihatkan bagaimana suatu rantai nilai yang mencerminkan aktivitas spesifik yang dilakukan. Semua aktivitas dalam rantai nilai digambarkan dalam Gambar 7. Infrastruktur Sumber Daya Manusia Pengembangan Teknologi Pembelian Input Proses Aktivitas Primer Gambar 8. Rantai Nilai Porter, 1990. Aktivitas nilai dibagi menjadi dua yaitu aktivitas utama primary activities dan aktivitas pendukung supporting activities. Porter 1990 menjelaskan bahwa aktivitas primer adalah aktivitas yang terlibat dalam penciptaan fisik produk dan penjualan kepada pembeli. Dibagi menjadi lima kategori generik yang diperlukan dalam bersaing di berbagi industri, yaitu : input, operasi, output, pemasaran dan penjualan, dan jasa. Kemudian Porter 1990 menjelaskan yang dimaksud dengan aktivitas pendukung adalah aktivitas yang mendukung aktifitas primer dan mendukung satu sama lainnya. Aktivitas pendukung ini dibagi menjadi empat bagian yang generik, yaitu: pembelian, pengembangan teknologi, manajemen sumberdaya manusia, dan infrastruktur perusahaan.

L. Rantai Nilai Pariwisata

Industri pariwisata sudah banyak dikaji oleh berbagai peneliti dalam perspektif jaringan distribusi. Mayoritas distribusi berorientasi terhadap pemasaran tetapi tidak melihat industri pariwisata dalam perspektif rantai nilai. Menurut Yilmaz dan Bititci 2006, pengembangan rantai nilai pariwisata dibangun berdasarkan pengembangan model rantai nilai Porter. Grangsjo 2003 dalam Yilmaz dan Bititci 2006 menekankankan pentingnya jaringan dan co-opetition para pesaing dapat saling bersaing dan sekaligus dapat bekerjasama satu sama lainnya dalam satu periode tertentu. Meskipun penelitiannya berorientasi pemasaran, namun dalam penelitiannya menunjukkan pentingnya kerjasama dalam jaringan pariwisata. Konsumen terlibat langsung dalam proses operasinya sampai tujuan terakhir dalam produk wisata. Perusahaan yang terlibat didalamnya saling ketergantungan satu sama lainnya dalam meningkatkan kepuasan konsumen yang berpengaruh terhadap bisnis di masa depan. Rantai nilai pariwisata dimulai dari pesanan konsumen. Konsumen dalam hal ini wisatawan memiliki berbagai alternatif pilihan produk pariwisata. Wisatawan menyusun rencana perjalanan dengan bantuan operator perjalanan wisata atau agen perjalanan berupa paket wisata. Dalam hal ini agen wisata memberikan penjelasan tentang paket wisata kepada calon wisatawan. Apabila calon wisatawan tidak menggunakan agen perjalanan disebut dengan individual travel dimana mereka bebas melakukan perjalanannya sendiri tanpa bantuan agen perjalanan. Agen wisata dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan dengan mengantarkan ke pelabuhan udara, pelabuhan laut, stasiun kereta, dan sebagainya. Selain itu menyediakan tempat penginapan hotel selama perjalanan dan kegiatan lainnya sampai tujuan. Tranportasi antara rumah dan tujuan wisata memegang peranan penting dalam rantai nilai pariwisata Damanik dan Weber, 2006. Pariwisata merupakan produk “end to end” yang tidak terputus dilakukan dengan konsep rantai nilai. Model rantai pariwisata dibangun melalui 4 empat tahapan yaitu: win order, pre delivery support, delivery dan post delivery support Gambar 8. Dalam tahapan win order pemesanan utama, konsumen membeli produk pariwisata ke agen perjalanan sebagai bagian dari keseluruhan perjalanan. Agen perjalan menyusun perjalanan yang diinginkan oleh konsumen. Artinya, pada tahapan ini, konsumen melakukan kontak awal dalam rantai nilai. Pengukuran kinerja yang dapat dilakukan pada tahap ini berasal dari perspektif konsumen seperti waktu dalam pembelian perjalanan, jumlah konsumen, jumlah