Kadar Air Moisture Content

oven tanur pada suhu 105 +3 C, selama dua jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 20 menit. Pengeringan dilanjutkan selama satu jam, didinginkan kembali dan kemudian ditimbang kembali, pekerjaan ini diulang-ulang sampai tercapai bobot tetap standar Tappi T12 os-75. Kadar air dinyatakan dalam persen terhadap substrat kering udara dan kering tanur, dengan rumus berikut: Kadar air = Bobot awal-bobot kering oven x 100 bobot kering oven

2. Kadar Larut Dalam Air Dingin KDAD

Substrat kering udara sebanyak 2 gram yang telah ditentukan kadar airnya, dimasukkan ke dalam gelas piala 400 ml dan ditambahkan air destilata sebanyak 300 ml. Campuran tersebut dibiarkan mencernak digest selama 48 jam pada suhu kamar dengan seringkali diaduk. Campuran ini selanjutnya dipindahkan ke dalam sebuah cawan berpori, sambil dicuci dengan air destilata dingin, dan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C kira-kira selama 4 jam, lalu didinginkan di dalam sebuah eksikator dan ditimbang sampai bobot tetap. Perhitungan KDAD yaitu jumlah zat yang larut, dihitung sebagai persentase dari bobot substrat kering udara awal dan bobot kering oven akhir, dengan rumus berikut: Kelarutan KDAD= Bobot awal _ Bobot akhir oven X 100 Konversi dengan KA Bobot awal Konversi dengan KA rumus ini sama untuk perhitungan KDAP, KDNaOH1 dan KDEB 3. Kadar Larut Dalam Air Panas KDAP Sebanyak 2 gram substrat uji kering udara yang telah ditentukan kadar airnya, dicernakan dengan 100 ml air destilata dalam sebuah gelas piala 400 ml, labu merunjung 250 ml, yang diperlengkapi dengan pendingin tegak, dan dipanaskan dalam penangas air, yang permukaannya diatur tetap di atas larutan dalam labu merunjung. Setelah pemanasan selama tiga jam, isi labu dipindahkan ke dalam cawan berpori, dan dicuci dengan air panas, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C, didinginkan dalam sebuah eksikator dan ditimbang. Perhitungan KDAP yaitu jumlah zat yang larut dihitung sebagai persentase dari bobot substrat kering udara awal dan bobot kering oven akhir. 4. Kadar Larut Dalam NaOH 1 KDNaOH1 Cara ini dipergunakan untuk mengetahui daya tahan larut substrat terhadap alkali encer yang panas. Untuk menentukan kadar persen NaOH, larutan tersebut dititer dengan asam baku. Sebagai indikator, pertama-tama dipergunakan fenolftalein, kemudian titrasi dilanjutkan dengan indikator metil jingga. Perbedaan volumina asam, yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dengan indikator fenolftalein dan metil jingga, adalah banyaknya asam yang dibutuhkan untuk setengahnya jumlah Na 2 CO 3 yang terdapat dalam larutan tersebut. Dengan mengurangi perbedaan volumina asam ini, dari volumina asam yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi dengan indikator fenoftalein, maka diperoleh voluminan asam yang dibutuhkan untuk menetralisir NaOH. Selanjutnya dari volumina ini, dapat diketahui kadarkonsentrasi NaOH yang harus berada antara 0,9 dan 1,1. Dua contoh serbuk substrat yang telah diayak dengan ayakan dari 40 dan 60 mesh ditimbang, masing-masing banyaknya sama dengan 2 gram serbuk substrat kering oven. Tiap contoh dimasukkan ke dalam sebuah gelas piala 250 ml dan ditambahkan 100 ml NaOH 1. Setelah diaduk dengan baik, kedua contoh tersebut diletakkan dalam sebuah penangas air, dipanaskan perlahan-lahan setelah ditutup dengan gelas arloji selama 1 jam, selama pemanasan diaduk 3 kali, yaitu setelah 10, 15, dan 25 menit. Setelah pemanasan tersebut, isi gelas piala disaring secara pengisapan dengan cawan berpori, kemudian dicuci dengan air panas dan selanjutnya dengan 50 ml asam asetat 10 dan akhirnya dengan air panas secukupnya. Cawan dengan isi dikeringkan hingga bobotnya tetap dalam oven pada suhu 105±3°C, kemudian didinginkan dalam sebuah desikator dan ditimbang dalam sebuah botol timbang tertutup. Perhitungan KDNaOH1 adalah hasil-hasil dinyatakan dalam persen bobot substrat kering oven yang larut, dihitung dari kehilangan bobot substrat contoh kering oven.