L, C L EKSPLORASI JAMUR PELAPUK PUTIH KELOMPOK Pleurotus DARI DAERAH BOGOR
Tabel 1.1 Beberapa genus jamur pleurotoid pada beberapa lokasi di Kabupaten dan Kota Bogor pada bulan Mei 2004
Jamur pleurotoid yang ditemukan No. Nama
tempat Ketinggian
dpl Schizophyllum
Pleurotus Panellus Lentinus
Crepidotus 1.
Kebun Raya Bogor 250 m dpl
√ - -
√ √
2. Hutan CIFOR
176 m dpl √ -
- -
√ 3.
Wilayah Ciomas 252 m dpl
√ - -
√ √
4. Haur Bentes, Jasinga
242 m dpl √ -
- √
√ 5.
Gunung Batu 226 m dpl
√ - -
√ - 6.
BIOTROP-Ciawi 392 m dpl
√ - -
√ - 7.
Muara -Tajur 398 m dpl
√ - -
√ - 8.
Ciawi 430 m dpl
- -
- √ -
9. Gunung Luhur
Cisarua 1702 mdpl
√ - -
√ √
10. Taman-Safari, Cisarua 920 m dpl
√ - -
√ - 11.
Ciampea 226 m dpl
√ - -
- √
12. Ciherang A
501 m dpl √
√ √ - √
13. Ciherang B
500 m dpl √
√ √ - -
14. Kampus IPB,
Darmaga 177 m dpl
√ - -
√ √
Deskripsi Umum Jamur Pleurotoid Selain Kelompok Pleurotus Yang Ditemukan di Daerah Bogor
Jamur pleurotoid selain kelompok Pleurotus di lapangan yang umum ditemukan di daerah Bogor adalah Schizophillum spp., Lentinus spp., Panellus
spp., dan Crepidotus spp., deskripsi umum disertai gambar di lapangan dapat dilihat pada Gambar 1.3, 1.4, 1.5 dan 1.6.
Schizophillum spp .
Pileus
seperti kipas. -
Permukaan
bagian tengah berlekuk depressed, di tengah sedikit berbulu canescent. -
Warna
: abu-abu grey-putih keruh off white. –
Diameter
1-4 cm. -
Konsistensi
lunak muda dan kenyal tua berdaging. -
Pinggiran
margin menggulung ke arah himenium inrolled, dinding ruang antar lamela menonjol keluar, lamela yang lebih tua
tumbuh memanjang yang diikuti oleh lamela yang baru, bila pileus meluas oleh pertumbuhan marjinal, ruang antar lamelanya secara berangsur-angsur melebar,
dan bila ruang telah mencapai luas tertentu pileus akan terbagi dua di tengah, disebabkan oleh pembentukan lamela yang baru di dalamnya.
Lamela
gills melanjut decurrent turun ke arah dasar tangkai, tidak seragam Buller 1909;
Alexopoulos et al. 1996. -
Spasi antar lamela
dekat close + 20-40 lamelatudung. -
Warna lamela
putih whitish–krem creamy. –
Anak lamela
Serie of lamellulae 3-5. -
Tangkai
stipe di sisi lateral, pendek, berbulu. -
Warna tangkai
pangkal-ujung krem-putih keruh off white. -Panjang +0,3 cm, diameter +0,5 cm. -Menempel pada substrat dengan rizomorf rhizomorph. -
Bau
odor tepung meal. -
Rasa
taste hambar mild. -
Edibilitas
, diketahui edibel ketika masih muda.
Jejak spora
putih.
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.3 Penampakan tubuh buah Schizophillum spp. di lapangan. A. Asal Gunung Batu. B. Asal Kampus IPB Darmaga. Skala : 1 cm.
Lentinus spp .
Pileus
seperti kipas, sepert payung. -
Permukaan
bagian tengah berlekuk, di tengah sedikit berbulu. -
Warna
: cokelat-krem, dengan bintik- bintik teratur berwarna abu-abu atau hitam. –
Diameter
3-8 cm. -
Konsistensi
lunak muda dan kenyal tua, berdaging putih, kenyal dan elastis. -
Pinggiran
menggulung ke arah himenium muda, lurus tua, rata.
Lamela
melanjut turun ke arah dasar tangkai, sempit tidak lebar. -
Spasi antar lamela
dekat-sangat rapat very crowded + 50-200 lamelatudung. -
Warna lamela
putih –krem. -
Anak lamela
3-5. -
Tangkai
di sisi, tidak di tengah eksentrik, padat, panjang, halus, berbulu. -
Warna tangkai
pangkal-ujung cokelat-putih keruh. - Panjang 1-4 cm, diameter +0,5-1,2 cm.
A B
-Menempel pada substrat dengan rhizomorph. -
Bau
tepung. -
Rasa
hambar. -
Edibilitas
, diketahui edibel ketika muda.
Jejak spora
putih.
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.4 Penampakan tubuh buah Lentinus spp. di lapangan. A. Asal Ciawi. B. Asal Hutan Gunung Luhur. C. Asal Kebun Raya Bogor. D. Asal
Gunung Batu. Skala : 1 cm.
Panellus spp.
Pileus
seperti kipas, seperti tiram. -
Permukaan
bagian tengah berlekuk, di tengah sedikit berbulu. -
Warna
: cokelat warna kulit ocker- abu-abu muda. –
Diameter
1-4 cm. -
Konsistensi
lunak muda dan kenyal tua berdaging putih-kuning pucat, kenyal dan elastis. -
Pinggiran
menggulung ke arah himenium, rata.
Lamela
melanjut turun ke arah dasar tangkai,. -
Spasi antar lamela
dekat-sangat rapat + 40-150 lamelatudung. -
Warna lamela
merah. -
Anak lamela
3-5. -
Tangkai
di sisi, tidak di tengah, padat, pendek, berbulu, berbatas jelas. -
Warna tangkai
pangkal-ujung lebih muda dari pileus krem-putih keruh. -Panjang +0,3-2 cm, diameter +0,5 cm.
A B
D C
-Menempel pada substrat dengan rizomorf. -
Bau
tepung. -
Rasa
sangat pahit. -
Edibilitas
, tidak diketahui edibel.
Jejak spora
putih.
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.5 Penampakan tubuh buah Panellus spp. di lapangan. A. Asal CiherangA. B. Asal CiherangB. Skala : 1 cm.
Crepidotus spp.
Pileus
seperti kipas, lonceng, ginjal dan tiram. -
Permukaan
bagian tengah berlekuk, basah-gelatinous, di tengah sedikit berbulu. -
Warna
: beige-putih keruh, ocker-abu cokelat. –
Diameter
1-4 cm. -
Konsistensi
lunak muda dan berdaging kenyal, tipis . -
Pinggiran
menggulung ke arah himenium, rata.
Lamela
melanjut turun ke arah dasar tangkai,. -
Spasi antar lamela
dekat + 20-40 lamelatudung. -
Warna lamela
putih–krem.
Anak lamela
3-5. -
Tangkai
di sisi, sangat pendek, tidak nampak. -
Warna tangkai
krem-putih keruh. -Panjang +0,3 cm, diameter +0,3 cm. -Menempel pada substrat dengan rizomorf. -
Bau
tepung. -
Rasa
tidak diketahui. -
Edibilitas
, tidak diketahui edibel.
Jejak spora
cokelat. A
B
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.6 Penampakan tubuh buah Crepidotus spp. di lapangan asal hutan Gunung Luhur Cisarua, Bogor. Skala : 1 cm.
Deskripsi Umum Jamur Kelompok Pleurotus Yang Ditemukan di Daerah Bogor
Sebanyak 24 isolat Jamur kelompok Pleurotus telah berhasil ditemukan di daerah Bogor. Ciri-ciri makroskopis dari kelompok Pleurotus yang ditemukan
secara ringkas dijelaskan pada Tabel 1.2 dan pemberian nama isolat menggunakan kode, Pleurotus EA1, Pleurotus EA2 dan seterusnya.
Gambar 1.7 memperlihatkan penampakan isolat-isolat Pleurotus EA1, Pleurotus
EA2, Pleurotus EA3, Pleurotus EA4, Pleurotus EA5. Penampakan tubuh buah Pleurotus EB6, Pleurotus EAB7, Pleurotus EA8, Pleurotus EA9, dan
Pleurotus EA10 disajikan pada Gambar 1.8. Penampakan tubuh buah Pleurotus
EA11, Pleurotus EA12, Pleurotus EAB13, Pleurotus EB14-2 dan Pleurotus EB15 disajikan pada Gambar 1.9. Penampakan tubuh buah Pleurotus EB21, Pleurotus
EB24, Pleurotus EB27 dan Pleurotus EB28 disajikan pada Gambar 1.10. Isolat- isolat kelompok Pleurotus mempunyai ciri-ciri makroskopis hampir sama kecuali
pada ukuran diameter tudung dan warna pileus segar ketika masih kecilmuda. Namun, Pleurotus EB9 mempunyai banyak perbedaan terutama warnanya yang
merah muda, Pleurotus EB16, Pleurotus EB17 dan Pleurotus EB18 mempunyai warna pileus merah muda dan jejak spora cokelat. Deskripsi isolat kelompok
Pleurotus secara makroskopis pada Pleurotus EA1, Pleurotus EB9 dan Pleurotus
EB16 diuraikan lebih rinci.
Tabel 1.2 Isolat kelompok Pleurotus yang ditemukan di daerah Ciherang Bogor
No. Kode
Keterangan Ciri-ciri tudung: bentuk, warna, diameter terkecil-
terbesar cm. Konsistensi. Pinggiran. Tekstur daging. Panjang dan diameter tangkai cm. Jejak spora
1. Pleurotus
EA1 Lokasi A
1
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih keruh, 1-1,2-2-3,5. Lunak, tipis. Bergelombang. Daging
tudung rapuh. 0,6-1, 0,9-1,0. Putih. 2.
Pleurotus EA2
Lokasi A Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih keruh,
1-1,7-2-2,3. Lunak, tebal. Bergelombang. Daging tudung kenyal. 0,6-1, 0,9-1,3. Putih.
3. Pleurotus
EA3 Lokasi A
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih keruh, 1-1,6-3-4,8. Lunak, tebal. Bergelombang. Daging
tudung kenyal. 0,6-1, 0,9-1,6. Putih. 4.
Pleurotus EA4
Lokasi A Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih
keruh, 1-1,4-2,5-3,2. Lunak, tebal. Rata. Daging tudung kenyal. 0,6-1,2, 0,6-1,6. Putih.
5. Pleurotus
EA5 Lokasi A
Seperti tiram, kipas, ginjal, seperti sendok sepatu. Cokelat muda-putih keruh, 1-1,6-3-4,3. Lunak,
tebal. Bergelombang. Daging tudung kenyal. 0,6-1,0,9-1,3. Putih.
6. Pleurotus
EA6 Lokasi A
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat-putih keruh, 1- 1,7-2,3-5,2. Keras, tebal. Rata. Daging tudung kenyal.
0,6-1, 0,9-1,9. Putih 7.
Pleurotus EB6
Lokasi B 2 Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat keabu-abuan-putih
keruh, 0,5-2,0-3-4,3. Lunak, tebal. Bergelombang. Daging tudung kenyal. 0,6-1,2,1,1-1,4. Putih.
8. Pleurotus
EAB7 Lokasi A
Seperti tiram, sendok, kipas, ginjal. Cokelat keabu- abuan -putih keruh, 0,7-1,2-1,6-2,8. Lunak, tebal.
Bergelombang. Daging tudung kenyal. 0,6-0,9, 0,6-1,3. Putih.
9. Pleurotus
EA8 Lokasi A
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih keruh, 1-1,3-3-4,5. Lunak, tebal. Bergelombang. Daging
tudung kenyal. 0,6-1, 0,9-1,7. Putih. 10.
Pleurotus EA9
Lokasi A Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih
keruh, 1-1,7-2,7-3,0. Lunak, tebal. Rata. Daging tudung kenyal. 0,6-1, 0,8-1,3. Putih.
11. Pleurotus
EB9 Lokasi B
Seperti tiram, kipas, ginjal. Merah muda pink-putih keruh, 1,4-2,8-3-4. Lunak, tebal. Bergelombang.
Daging tudung kenyal. 1,45-2, 0,38-1,2. Merah muda.
12. Pleurotus
EA10 Lokasi A
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat-putih keruh, 1- 1,7-2,7-4,0. Keras, tebal. Rata. Daging tudung kenyal.
0,6-0,8,0,8-1,6. Putih.
13. Pleurotus
EA11 Lokasi A
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat-putih keruh, 1- 1,7-2-2,8. Lunak, tebal. Rata. Daging tudung kenyal.
0,6-0,8, 0,8-1. Putih. 14.
Pleurotus EA12
Lokasi A Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih
keruh, 1-1,1-1,2-1,5. Lunak, tipis. Rata. Daging tudung rapuh. 0,6-0,7, 0,9-1,0. Putih.
Tabel 1.2 lanjutan
No. Kode
Keterangan Ciri-ciri tudung: bentuk, warna, diameter terkecil-
terbesar cm. Konsistensi. Pinggiran. Tekstur daging. Panjang dan diameter tangkai cm. Jejak spora
15. Pleurotus
EAB13 Lokasi A
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih keruh, 1-1,5-2-3,5. Lunak, tebal. Rata. Daging
tudung kenyal. 0,6-1, 0,9-1,3. Putih.
16. Pleurotus
EB14-2 Lokasi B
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih keruh, 1-1,6-3-6. Lunak, tebal. Rata. Daging
tudung kenyal. 0,6-1, 0,9-1,5. Putih. 17.
Pleurotus EB15
Lokasi B Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih
keruh, 1-1,2-2-4,5. Lunak, tebal. Rata. Daging tudung kenyal. 0,6-1, 0,9-1,3. Putih.
18. Pleurotus
EB16 Lokasi B
Seperti payung. Merah muda-putih keruh, 1-1,5- 2,2-2,3. Lunak, tipis. Rata. Daging tudung rapuh.
1,45-2, 0,4-0,6. Cokelat. 19.
Pleurotus EB17
Lokasi B Seperti payung. Merah muda-putih keruh, 1-1,5-
2,2-2,7. Lunak, tipis. Rata. Daging tudung rapuh. 1,5-1,7, 0,3-0,6. Cokelat.
20. Pleurotus
EB18 Lokasi B
Seperti payung. Putih keruh, 1-1,1-1,2-1,4. Lunak, tipis. Rata. Daging tudung rapuh. 1,5-2, 0,3-0,6.
Cokelat. 21.
Pleurotus EB21
Lokasi B Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat muda-putih
keruh, 1,5-1,7-2-4,5. Lunak, tebal. Rata. Daging tudung kenyal. 0,6-1,2, 0,8-1,4. Putih.
22. Pleurotus
EB24 Lokasi B
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat keabu-abuan-putih keruh, 1,4-2,4-2,5-3. Lunak, tebal. Bergelombang.
Daging tudung kenyal. 0,6-2,5, 1-1,8. Putih. 23.
Pleurotus EAD27
Lokasi A
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat keabu-abuan-putih keruh, 0,5-3,3. Lunak, tebal. Rata. Daging tudung
kenyal. 0,3-0,5, 1. Putih.
24. Pleurotus
EBB28 Lokasi B
Seperti tiram, kipas, ginjal. Cokelat keabu-abuan-putih keruh, 1,4-1,5-3-5,5. Lunak, tebal. Rata. Daging tudung
kenyal. 0,6-1, 0,9-1,5. Putih.
1
Areal pedesaan dan tempat penggergajian kayu di Ciherang A
2
Areal pedesaan dan tempat penggergajian kayu di Ciherang B
Yang berhasil membentuk tubuh buah seperti Pleurotus
Pleurotus EA1.
Pileus
seperti tiram, seperti kipas-ginjal. -
Permukaan
bagian tengah berlekuk, basah-gelatinous tapi tidak lengket ketika basah, di tengah sedikit berbulu. -
Warna
: cokelat muda pale brown-putih keruh. –
Diameter
terkecil 1-1,2 cm dan terbesar 2-3,5 cm. -
Konsistensi
lunak. -
Pinggiran
menggulung ke arah himenium inrolled muda lurus tua, bergelombang wavy–bergaris strite-slighly tua. -
Daging tudung
putih, tipis, rapuh tua. -
Lamela
melanjut turun ke arah dasar tangkai, menyempit
narrow. -
Spasi antar lamela
dekat–sangat rapat + 20-140 lamelatudung. -
Warna lamela
putih–krem creamy. -
Anak lamela
2-6. -
Tangkai
di sisi, tidak di tengah, padat, pendek, halus, berbulu. -
Warna tangkai
pangkal-ujung krem-putih keruh. -Panjang 0,6-1 cm, diameter 0,9-1,0 cm. -Menempel pada
substrat dengan rizomorf. -
Bau
tepung. -
Rasa
hambar. -
Edibilitas
, tidak diketahui.
Jejak spora
putih.
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.7 Penampakan tubuh buah isolat Pleurotus EA1 sampai EA6 di lapangan. A. Pleurotus EA1. B. Pleurotus EA2. C. Pleurotus EA3.
D. Pleurotus EA4. E. Pleurotus EA5. F. Pleurotus EA6. Skala : 1 cm.
A B
C D
1 cm 1 cm
1 cm
1 cm
E
1 cm
F
1 cm
Pleurotus EB9.
Pileus
seperti tiram, seperti kipas -ginjal. -
Permukaan
bagian tengah berlekuk, tidak ada ornamentasi glabrus. –
Warna
merah muda pink-putih keruh, kuning tua. -
Diameter
terkecil 1,4-2,8 cm dan terbesar 3-4 cm. -
Konsistensi
lunak dan berdaging. -
Pinggiran
menggulung ke arah himenium muda, lurus tua, bergelombang–bergaris tua. -
Daging tudung
putih, tebal, kenyal tua. -
Lamela
melanjut turun ke arah dasar tangkai. -
Spasi antar lamela
dekat–sangat rapat, +40-150 lamelatudung. –
Warna lamela
putih–krem. -
Anak lamela
2-7. -
Tangkai
di sisi, tidak di tengah, melancip ke bawah, padat, pendek-panjang, halus, tak ada ornamentasi. -
Warna
pangkal- ujung, krem-putih keruh. -
Panjang
1,45-2 cm. -
Diameter
0,38-1,2 cm. Menempel pada substrat dengan rizomorf. -
Bau
tepung. -
Rasa
hambar. –
Edibilitas,
dimakan oleh masyarakat sekitar Ciherang Kabupaten Bogor.
Jejak spora
putih-merah muda.
Habitat dan substrat
, beberapa–mengelompok atau serumpun caespitose pada serbuk gergajian kayu campuran seperti akasia, jeunjing, kayu
merah, karet dan sebagainya yang sudah lapuk di tempat penggergajian, Bogor.
Koleksi
–oleh Elis Nina Herliyana: -Indonesia, Jawa-Barat, desa Ciherang, Kabupaten Bogor, Mei 2004.
Pleurotus EB16.
Pileus
seperti payung. -
Permukaan
bagian tengah berlekuk, tidak ada ornamentasi glubrus. –
Warna
merah muda pink-putih keruh. -
Diameter
terkecil 1,0-1,5 cm dan terbesar 2,2-2,3 cm. -
Konsistensi
lunak dan berdaging. -
Pinggiran
menggulung ke arah himenium muda, lurus tua, bergelombang–bergaris tua. -
Daging tudung
putih, tipis, rapuh tua. -
Lamela
melanjut turun ke arah dasar tangkai. -
Spasi antar lamela
dekat–sangat rapat, +40-70 lamelatudung. –
Warna lamela
putih– krem. -
Anak lamela
2-4. -
Tangkai
di tengah, silinder, padat, panjang, halus, tak ada ornamentasi. -
Warna
pangkal-ujung, krem-putih keruh. -
Panjang
1,45-2 cm. -
Diameter
0,38-0,6 cm. Menempel pada substrat dengan rizomorf. -
Bau
tepung. -
Rasa
hambar. –
Edibilitas,
tidak dketahui.
Jejak spora
cokelat.
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.8 Penampakan tubuh buah isolat Pleurotus EB6 sampai EA10 di lapangan. A. Pleurotus EB6. B. Pleurotus EAB7. C. Pleurotus EA8.
D. Pleurotus EA9. E. Pleurotus EB9. F. Pleurotus EA10. Skala : 1 cm.
A B
C D
E F
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.9 Penampakan tubuh buah isolat Pleurotus EA11 sampai EB16 di lapangan. A. Pleurotus EA11. B. Pleurotus EA12. C. Pleurotus
EAB13. D. Pleurotus EB14-2. E. Pleurotus EB15. F. Pleurotus EB16. Skala : 1 cm.
C A
B
D
E F
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.10 Penampakan tubuh buah isolat Pleurotus EB17 sampai EBB28 di lapangan. A. Pleurotus EB17. B. Pleurotus EB18. C. Pleurotus
EB21. D. Pleurotus EB24. E. Pleurotus EAD27. F. Pleurotus EBB28. Skala : 1 cm.
Hasil Isolasi Kelompok Pleurotus Dari Basidiokarp
Hasil isolasi pada media menunjukkan jamur seperti kelompok Polypore yang berwarna kuning dan juga Schyzophyllum spp., sering menjadi penyebab
tidak berkembangnya jamur liar di dalam media buatan. Hal tersebut diduga karena miselium jamur seperti kelompok Polypore dan Schyzophyllum spp.
mempunyai laju pertumbuhan yang lebih cepat +1,0 cmhari dibanding jamur liar kelompok Pleurotus +0,1 cmhari Gambar 1.11.
A B
C D
E F
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.11 Kultur murni kelompok Pleurotus setelah inkubasi 10 hari pada media MEA. A. Isolat yang membentuk tubuh buah seperti
Pleurotus : 1. Pleurotus EB14-2. 2. Pleurotus EB24. 3. Pleurotus
EA4. 4. Pleurotus EB9. 5. Pleurotus EB6. 6. Pleurotus EAB7; B. Isolat yang membentuk tubuh buah seperti kelompok Polypore: 1.
Pleurotus EB15. 2. Pleurotus EA2. 3. Pleurotus EA3. 4. Pleurotus
EA5. 5. Pleurotus EA9. 6. Pleurotus EA8. Kemungkinan terjadinya mating di lapang antara kelompok Pleurotus
dengan kelompok Polypore cukup besar. Hal ini karena miselium yang mampu melakukan plasmogami dan pertukaran inti dengan jenis miselium lainnya yang
berbeda secara genetik namun bersifat kompatibel. Jamur yang telah melakukan mating
kawin di lapang mepunyai sifat dominan atau resesif, sehingga pada kondisi tertentu yang muncul adalah salah satu jenis induknya. Sebanyak 11 isolat
yaitu: Pleurotus EA2, Pleurotus EA3, Pleurotus EA5, Pleurotus EA8, Pleurotus EA9, Pleurotus EA11, Pleurotus EAB13, Pleurotus EB15, Pleurotus EB21,
Pleurotus EAD27 dan Pleurotus EBB28 menghasilkan tubuh buah seperti
kelompok Polypore. Karakter miseliumnya dalam kultur berbeda-beda dan dapat menjadi indikasi bahwa isolat berbeda secara genetik Gambar 1.11 bagian B.
Kesulitan dalam mengisolasi jamur liar di lapangan selain jamur yang memerlukan adaptasi dan belum diketahui media optimumnya, juga kemungkinan
disebabkan kontaminasi oleh jamur lain Gambar 1.12. Sebanyak 17 isolat dikulturkan dan ditumbuhkan pada media serbuk
gergajian kayu sengon untuk diamati pembentukan tubuh buahnya. Pemilihan ketujuh-belas isolat berdasarkan pada ukuran tubuh buah sedang – besar,
penampilan menarik untuk edible. Ketujuh-belas isolat tersebut adalah Pleurotus EA2, Pleurotus EA3, Pleurotus EA4, Pleurotus EA5, Pleurotus EB6, Pleurotus
EAB7, Pleurotus EA8, Pleurotus EA9, Pleurotus EB9, Pleurotus EA11,
B A
1 2 3
4 5
6
1 2
3 4
5 6
Pleurotus EAB13, Pleurotus EB14-2, Pleurotus EB15, Pleurotus EB21,
Pleurotus EB24, Pleurotus EAD27 dan Pleurotus EBB28.
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.12 A. Tubuh buah kelompok Pleurotus di lapangan bersamaan tumbuh dengan jamur kelompok polypore berwarna kuning tanda
panah putih. B. Pleurotus EA5 yang membentuk tubuh buah seperti kelompok polypore. Skala : 1 cm.
Sebanyak enam isolat dari 17 isolat tersebut berhasil membentuk tubuh buah yaitu Pleurotus EB9, Pleurotus EB14-2, Pleurotus EB24, Pleurotus EA4,
Pleurotus EAB7, dan Pleurotus EB6 Tabel 1.2 dan Gambar 1.13.
Sumber: Foto Elis Nina Herliyana
Gambar 1.13 Isolat kelompok Pleurotus yang berhasil membentuk tubuh buah seperti Pleurotus. A. Pleurotus EB14-2. B. Pleurotus EB24. C.
Pleurotus EA4. D. Pleurotus EAB7. E. Pleurotus EB6. F.
Pleurotus EB9.
A B
C
D E
F
A B
1 cm
Pembahasan
Jamur pleurotoid umumnya dibedakan berdasarkan stature types yang memudahkan dalam identifikasi jamur di lapangan. Kedua puluh empat isolat
kelompok Pleurotus yang ditemukan di lapang di areal Bogor mempunyai ciri-ciri penting jamur pleurotoid yaitu : a tidak mempunyai cincin, b tidak mempunyai
volva, c konsistensi tangkai padat, d attachment tangkai, pendek atau absen pinggir, kurang dari 2 cm, eksentrik atau lateral, e attachment lamela, melanjut
deccurent, f bentuk shape pileus tudung agak membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram dan g tipe pinggiran pileus inrolled muda
dan lurus straight tua dan bergelombang wavy–bergaris strite-slighly tua Largent 1973.
Bentuk pileus agak membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram merupakan karakter penting untuk membedakan kelompok Pleurotus ini.
Warna pileus umumnya adalah putih keruh- coklat, ada juga yang berwarna abu- abu, dan merah muda pink. Warna pileus merupakan penciri yang penting pada
tingkat spesifik dan intraspesifik, seperti dalam Methuen handbook of Color 1984 Kornerup dan Wanscher 1967 dalam Alexopoulos et al. 1996.
Lamela jamur kelompok Pleurotus berkembang dengan baik. Lamela menempel pada tangkai dengan cara melanjut. Spasi lamela dibedakan
berdasarkan jumlah lamela lengkap dan anak lamela. Jumlah lamela berkisar antara + 20-200 lamela per tudung, dengan spasi antar lamela dekat–sangat rapat
dan mempunyai anak lamela 2-7 seri. Pada umumnya, anak lamela terdapat pada Agaricales, walaupun seringkali tidak berkembang dengan sempurna
Alexopoulos et al. 1996. Lamela berwarna putih–krem sama dengan warna tepi lamela non-marginate. Lebar lamela kelompok Pleurotus antara agak lebar
sampai lebar 0,5-1,5 mm. Bentuk tangkai isolat-isolat yang ditemukan ada yang berbentuk silinder
atau mengecil ke bawah Pleurotus EA9. Letak attachment tangkai di pinggir, eksentrik atau lateral, dengan ukuran pendek atau absen kurang dari 2 cm. Besar
kecilnya ukuran tangkai tergantung pada setiap marga. Letak tangkai ini merupakan tipe stature terpenting bagi jamur pleurotoid Largent 1973. Sifat
permukaan tangkai, merupakan karakter penting untuk membedakan taksa. Hiasan
pada tangkai berhubungan erat dengan ada tidaknya karakter mikroskopik. Variasi hiasan yang pada umumnya berada di bagian bawah, tengah atau atas pada
tangkai seperti gundul glubrus, menyerbuk es, membeledu, berbulu sikat atau fibrilose Largent 1973. Pada isolat-isolat yang ditemukan, permukaan
tangkainya tidak mempunyai variasi pada tangkai, halus smooth dan juga ada yang berbulu. Warna tangkai dari pangkal sampai ke ujung adalah krem-off white.
Cara menempel pada substrat atau media tumbuh secara insititious, yaitu dengan rhizomorph
atau modifikasi miselium. Rizomorf biasanya tumbuh dekat tangkai, umumnya rizomorf tebal, berwarna gelap.
Marasmius crinis-equi,
M. nigrobrunneus Pat. Sacc., Micromphale brevipes Berk. Rav. Sing., dan
Crinipellis spp. membentuk hubungan rhizomorphs di bawah tajuk yang
merangkap dan mendekomposisi bagian serasah yang jatuh secara nyata Pegler 1983.
Menurut Brown 1981, spesies Crepidotus, yang mirip pleurotoid, tidak termasuk jamur pleurotoid, karena mempunyai jejak spora berwarna coklat.
Dalam penelitian ini pada beberapa tempat ditemukan Crepidotus, seperti di Kebun Raya Bogor, Kampus IPB Darmaga dan juga di sekitar Gunung Luhur
Cisarua. Jejak spora jamur kelompok Pleurotus dalam penelitian ini umumnya berwarna putih, namun setelah diamati lebih teliti ternyata jejak spora Pleurotus
EB9 berwarna putih-pink muda. Menurut Brown 1981, spesies pleurotoid mempunyai jejak spora yang umumnya putih tetapi Phyllotopsis nidulans
mempunyai jejak spora dengan warna light cinnamon reddish atau pinkish, P. longinquus
mempunyai spora berwarna dingy yellow-cream, H. tessellatus mempunyai jejak spora berwarna buff, Panellus serotinus mempunyai jejak spora
kuning dan spesies kompleks P. ostreatus mungkin mempunyai jejak spora yang berwarna
lilac-tinged . Basidiospora dari Hohenbuehelia,
Ossicaulis ,
Pleurocybella , Pleurotus, Panus, Phyllotopsis, dan Resupinatus adalah non-
amyloid , sedangkan basidiospora dari Cheimonophyllum dan Panellus adalah
amyloid .
Beberapa isolat Pleurotus juga biasa dimakan oleh masyarakat sekitar areal tersebut terutama yang tumbuh pada serbuk gergajian kayu campuran seperti
akasia, sengon, kayu merah dan karet. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa
jamur kelompok Pleurotus banyak tumbuh di areal konifer dan kayu daun lebar dan diketahui beberapa spesiesnya bersifat edible, diantaranya yang terkenal
adalah Pleurotus spp. Brown 1981; Largent 1973. Selain kelompok Pleurotus, jenis lain seperti Schizophyllum spp., Lentinus spp. juga biasa dimakan khususnya
yang masih muda, karena setelah tua akan menjadi kenyal atau liat. Media tumbuh jamur merupakan karakter penting untuk membedakan
beberapa marga. Jamur dapat tumbuh pada habitat spesifik, beberapa jenis dapat tumbuh pada beberapa macam media tumbuh, seperti daun, kayu atau tanah.
Jamur dapat tumbuh dimana-mana. Pada umumnya jamur tumbuh di tanah, kayu yang lapuk ataupun masih hidup, daun yang lapuk atau ranting secara
bergerombol gregarious, tersebar atau hidup sendiri solitary. Sebagai organisme heterotrof, jamur dapat mengambil bahan organik yang diperlukan
untuk pertumbuhannya dari organisme lain. Selama bahan-bahan organik tersedia di suatu tempat, jamur akan tumbuh dengan baik Alexopoulos et al. 1996.
Isolat-isolat jamur kelompok Pleurotus yang ditemukan di lapang umumnya ditemukan tubuh buah yang berkelompok, berkerumun, bersusun
seperti rak, jarang ditemukan secara tunggal. Habitatnya umumnya pada serbuk gergajian kayu campuran yang sudah lapuk di tempat penggergajian kayu, Bogor.
Kelompok Pleurotus bersama spesies-spesies lainnya Trechispora dan Leptosporomyces, Caripi, Deflexula, Fistulina, Polyporus,
dan Porodisculus merupakan jamur pendegradasi kayu dengan tubuh buah yang mudah rusak atau
busuk dalam beberapa jam dan mudah ditumbuhi oleh jamur lainnya ephemeral Watling dan Gregory 1989.
Jamur ephemeral memerlukan penanganan segera baik untuk koleksi kering maupun untuk diisolasi pada media buatan. Oleh karena itu, ketika
eksploitasi, pemotretan di lapangan habitat asli, kemudian pengukuran dan pencatatan karakter makroskopik dilakukan pada saat jamur dalam kondisi masih
segar. Jejak spora dilakukan sejak di lapangan segera setelah dicabut. Selama di perjalanan menuju Laboratorium di IPB, tubuh buah jamur tersebut disimpan
dalam kotak bertutup rapat, agar kelembaban tubuh buah tetap terjaga dan spora akan jatuh pada kertas berwarna tersebut. Biasanya dalam beberapa jam sampai
satu hari + 5 -24 jam jejak spora akan terlihat pada kertas berwarna gelap tersebut.
Isolat-isolat kelompok Pleurotus liar tersebut lebih sulit diisolasi dan mempunyai laju pertumbuhan miselium pada media agar yang lambat. Namun
pada kultivasi dengan media serbuk gergajian kayu, isolat-isolat tersebut dapat tumbuh relatif baik dan cepat. Pengambilan bahan untuk kultur berupa daging
buah, untuk memperoleh isolat yang sama dengan induk. Kesulitan lainnya dalam mengisolasi jamur kelompok Pleurotus liar di lapangan selain jamur yang
memerlukan adaptasi dan belum diketahui media optimumnya, juga kemungkinan disebabkan persaingan oleh jamur lain seperti jenis Polypore yang juga tumbuh di
lapangan. Di lapangan, jamur kelompok polypore hidup bersama-sama dengan jamur kelompok Pleurotus.
Simpulan
Beberapa jenis jamur pleurotoid yang ditemukan adalah Schizophillum spp., Lentinus spp., Panellus spp., Crepidotus spp.. Kelompok Pleurotus hanya
ditemukan dari satu daerah yaitu di areal kebun dan tempat penggergajian kayu di kecamatan Ciherang + 501 m dpl. Sekitar 24 isolat jamur pelapuk putih
pleurotoid kelompok Pleurotus telah diisolasi dan 17 isolat diantaranya dikultivasi pada media serbuk gergajian kayu sengon. Enam isolat kelompok Pleurotus
diantaranya dapat membentuk tubuh buah seperti Pleurotus pada media serbuk gergajian kayu sengon, yaitu Pleurotus EB9, Pleurotus EB14-2, Pleurotus EB24,
Pleurotus EA4, Pleurotus EAB7 dan Pleurotus EB6. Isolat jamur kelompok
Pleurotus dari lapangan relatif sulit diisolasi dan mempunyai laju pertumbuhan
miselium pada media agar yang lambat.