Penentuan Kadar Lignin Potensi Ligninolitik Jamur Pelapuk Kayu Kelompok Pleurotus

lemak-lemak, malam-malam, resin-resin dan minyak-minyak; 3 Ekstraksi dengan air panas, guna memisahkan gula-gula yang larut, gum-gumn dan garam-garam. Contoh uji substrat dikeringkan dan dicerna dengan asam sulfat 72, dan setelah beberapa waktu, hidrolisis disempurnakan dengan pemasakan larutannya yang telah diencerkan hingga konsentrasi asam sulfat 3. Hasil residu ditetapkan sebagai lignin. Ekstraksi dengan alkohol diperlukan untuk analisis jenis-jenis kayu yang tinggi kadar taninnya. Bila kadar tanin tidak diketahui, ekstraksi sebaiknya dilakukan. Contoh uji substrat 40 mesh kering udara yang telah ditentukan kadar airnya dalam cawan penyaring ditimbang dalam duplo sekitar 1 gram. Kemudian cawan penyaring yang berisi substrat dimasukkan ke dalam tabung ekstraksi Soxhlet , cawan ditutup dengan kawat kasakertas saring. Ekstraksi dilakukan dengan etanol 95 selama empat jam, kecuali bila diketahui bahwa substrat tidak seberapa banyak kadar taninnya katechol. Kemudian substrat diekstraksi dengan alkohol-benzena. Setelah ekstraksi, pelarut dikeluarkan sebanyak mungkin dengan pengisapan, dan dicuci dengan 50 ml ethanol guna mengeluarkan benzena, dan akhirnya kelebihan alkohol dikeluarkan dengan pengisapan. Contoh uji substrat setelah ekstraksi dengan alkohol-benzena dipindahkan dengan teliti dalam sebuah piala 1000 ml dan dicernakan dengan 400 ml air panas di atas penangas air suhu 100°C selama 8 jam. Kemudian substrat disaring dengan cawan penyaring, dicuci dengan 100 ml air panas dan akhirnya dicuci dengan 50 ml alkohol guna memudahkan pengeluaran substrat dari cawan penyaring. Substrat dikeringkan dalam udara, kemudian dipindahkan dengan teliti ke dalam gelas piala kecil dan ditutup dengan gelas arloji. Substrat ditambahkan 15 ml 72 H 2 SO 4 dingin 12-15°C dengan perlahan-lahan dan sambil diaduk. Substrat supaya tercampur dengan sempurna diaduk sekurang-kurangnya selama 1 menit, kemudian didiamkan selama 2 jam dengan seringkali diaduk dan suhu tetap dijaga antara 18-20°C bagian luar gelas piala didinginkan guna mencapai suhu ini. Substrat dicuci dalam sebuah piala erlenmeyer dari 1 liter dan diencerkan hingga mencapai konsentrasi asam 3 dengan 560 ml air destilata dan dididihkan di bawah pendingin tegak selama 4 jam, diusahakan agar volume tetap dengan cara menambahkan air panas sewaktu-waktu. Setelah bahan-bahan yang tidak larut mengendap, substrat disaring dengan kertas saring, kemudian dicuci dengan air panas hingga bebas dari asam, dan dikeringkan dalam oven suhu 105°C, selanjutnya didinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap. Kadar lignin dihitung dalam persen, dari kayu kering oven -yang tidak diekstraksi. Bila diperlukan koreksi abu, maka lignin dipindahkan dalam cawan porselen dan abu ditetapkan menurut TAPPI standard T 211 m. Rumus perhitungan kadar lignin sebagai berikut: Kadar Lignin= Bobot akhir oven X 100 Bobot awal Konversi dengan KA rumus ini sama untuk perhitungan kadar selulosa dan holoselulosa

7. Penentuan Kadar Holoselulosa

Holoselulosa merupakan fraksi polisakarida total dari jaringan dinding sel. Warnanya putih hampir putih dan merupakan zat yang tertinggal setelah kayu bebas dari zat ekstraksi dan telah didelignifikasi. Bagian yang berwarna putih tersebut semua atau hampir semuanya terdiri atas fraksi selulosa dan hemiselulosa. Metode yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah menurut van Beekman dan Ritter TAPPI – Standard T 9 m3. Mula-mula 2 gram substrat yang kadar airnya telah ditentukan sebelumnya dalam cawan penyaring dalam duplo ditimbang dengan teliti. Substrat diekstraksi dalam Soxhlet selama 4 jam dengan larutan alkohol 95, kemudian dengan alkohol-benzena 33:67. Residu substrat dicuci dengan alkohol untuk mengeluarkan benzena dan kemudian diekstraksi dengan 400 cc air panas dalam sebuah labu erlenmeyer selama tiga jam, di atas sebuah penangas air, kemudian disaring dan dicuci dengan air panas dan selanjutnya dengan air dingin dan kelebihan air dibuang dengan cara pengisapan. Klorinasi dilakukan dengan cara menghisap Cl 2 melalui sebuah corong dan cawan yang berisi substrat, sambil didinginkan dalam es. Klorinasi dilakukan selama tiga menit, substrat diaduk kemudian klorinasi dilanjutkan selama dua menit 3 + 2 = 5 menit. Alkohol ditambahkan untuk melarutkan kelebihan Cl dan HCl, kemudian setelah 1 menit dikeluarkan dengan pengisapan. Setelah vakum dihentikan dan air pendingin dikeluarkan, alkohol monoethanol aminu panas ditambahkan sampai serbuk tergenang sambil diaduk dan setelah 2 menit dikeluarkan dengan pengisapan. Pelarutan diulangi sekali lagi. Pelarutan yang masih tertinggal dicuci 2 kali dengan alkohol 95 dan 2 kali dengan air dingin dan yang terakhir ini dikeluarkan dengan pengisapan. Klorinasi selama tiga menit dan pencucian diulangi berkali-kali hingga residu substrat menjadi putih, dan air pencuci tidak lagi berwarna. Pelarut alkohol monoethanol amine yang terakhir dicuci dua kali dengan alkohol dan dua kali dengan air dingin, dan sekali dengan alkohol hingga residu memberi reaksi netral dengan lakmus. Akhirnya substrat dicuci dengan eter untuk memudahkan pengeringan. Holoselulosa dikeringkan di udara agar sisa eter dapat menguap dan akhirnya dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 2,5 jam. Kadar holoselulosa dihitung berdasarkan substrat kering oven, yang bebas dari ekstraksi. Waktu yang diperlukan untuk melakukan percobaan ini adalah sekitar tiga jam. Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL. Pengolahan data analisis ragam menggunakan SAS9 dan analisis kelompok menggunakan aplikasi SPSS13. Hasil dan Pembahasan Degradasi Media Serbuk Gergajian Kayu Sengon Hasil penelitian menunjukkan kelarutan ekstraktif substrat baik KDAD, KDAP, KDNaOH1 dan KDEB cenderungan meningkat setelah diinokulasi oleh masing-masing isolat kelompok Pleurotus baik pada fase vegetatif maupun reproduktif. KDNaOH1 yang meningkat mengindikasikan adanya sejumlah polisakarida yang juga degradasi oleh jamur Standar TAPPI T 212 om-88. Kelarutan zat ekstraktif tampak menurun seiring masa inkubasi Tabel 4.1.