Proses Pemetaan Mapping pada Kebutuhan Fungsional Level 1 Proses Pemetaan Mapping pada Kebutuhan Fungsional Level 2

Pemetaan yang dimaksud adalah pemetaan berbentuk desain matriks. Ada dua kategori bentuk desain yang dihasilkan dalam desain : 1. Design matrix berbentuk diagonal Pada bentuk desain ini, kebutuhan fungsional berhubungan satu-satu dengan parameter desain yang memenuhinya. Kondisi ini disebut sebagai uncoupled design dan memenuhi aksioma independen pada axiomatic design. 2. Design matrix berbentuk triangular, Pada bentuk desain ini, maka kebebasan hubungan fungsi kebutuhan dapat dijamin jika dan hanya jika parameter desain ditentukan dalam urutan yang benar. Kondisi seperti ini dikatakan sebagai decoupled design.

5.3.2.1 Proses Pemetaan Mapping pada Kebutuhan Fungsional Level 1

Proses pemetaan dilakukan pada matriks desain. Matriks desain berbentuk matriks m x n dimana m = jumlah kebutuhan fungsional FR dan n = jumlah parameter desain DP. Matriks desain menggambarkan tingkat hubungan yang terjadi diantara FR dan DP. Hubungan ini digambarkan dengan simbol berikut ini: x : terdapat hubungan FR dengan DP o : tidak ada hubungan antara FR dengan DP FR 1 Densitas busa memiliki ketentuan sebagai berikut: 1. Memiliki hubungan dengan Tingkat densitas busa DP1 2. Memiliki hubungan dengan kesesuaian dimensi DP2 3. Tidak memiliki hubungan dengan kemudahan perawatan DP3 Universitas Sumatera Utara Matriks desainnya berbentuk matriks 1 x 3 yang dapat dilihat pada Tabel 5.40. Tabel 5.40 Desain Matriks 1 x 3 FR-DP 1 FRDP Tingkat Densitas Busa Kesesuaian Dimensi Kemudahan Perawatan Densitas Busa X X O Sumber : Pengolahan Data Pada pemetaan level 1 ini terdapat 3 kebutuhan fungsional FR yang akan dipetakan pada 3 parameter desain DP yang telah dijelaskan sebelumnya pada bagian dekomposisi. Matriks desain akan berbentuk matriks 3 x 3, dimana FR menjadi baris dan DP menjadi kolom. Hasil pemetaan yang lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.41 Tabel 5.41 Pemetaan FR-DP Level 1 FRDP 1 2 3 1 x x o 2 x x o 3 o o x Sumber : Pengolahan Data Tabel 5.41 menunjukkan bahwa hubungan desain termasuk ke dalam kategori coupled design. Kategori desain ini melanggar aksioma 1 independence axioms pada axiomatic design. Untuk mengatasinya, level matriks desain dikembangkan menjadi FRs dan DPs, maksudnya adalah mengembangkan desain matriks pada level 2 berdasarkan pada hasil tahapan dekomposisi sebelumnya. Universitas Sumatera Utara

5.3.2.2 Proses Pemetaan Mapping pada Kebutuhan Fungsional Level 2

Hasil dekomposisi menunjukkan bahwa terdapat 10 kebutuhan fungsional Frs yang akan dianalisis hubungannya dengan 10 parameter desain DPs pada desain matriks untuk melihat apakah desain akan dapat memenuhi independence axioms, langkah-langkah proses pemetaan adalah sebagai berikut: 1. Periksa ID Number untuk “densitas busa” ID Number-nya = 1 .1, jadi pada desain matriksnya, “densitas busa” akan dituliskan sebagai FR11. 2. Periksa ID Number untuk parameter desainnya tingkat densitas busa ID Number-nya = 1.1 , jadi pada desain matriksnya “tingkat densitas busa” akan dituliskan sebagai DP1.1. begitu seterusnya sampai FR 3.6 - DP 3.6 akan dituliskan ID Number-nya di dalam matriks desain. 3. Menentukan jumlah kolom dan jumlah baris pada matriks desain Jumlah kolom = Jumlah Parameter Desain DP = 10 Jumlah baris = Jumlah Kebutuhan Fungsional FR = 10 matriks desain berbentuk matriks 10 x 10 Pemetaan terhadap FR dan DP pada level 2 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.42. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.42 Proses Pemetaan Level 2 FR1-DP1, FR2-DP2 dan FR3-DP3 FRDP 1.1 1.2 2.1 2.2 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6