Latar Belakang Masalah The Use of Puppets as Media in Teaching Transactional and Interpersonal Conversation An Action Research at the Eight graders of SMP Negeri 1 Slawi in the Academic Year of 2010 / 2011.
                                                                                Proses  belajar  dan  hasil  belajar  para  siswa  bukan  saja  ditentukan  oleh sekolah,  pola,  struktur,  dan  isi  kurikulumnya,  akan  tetapi  sebagian  besar
ditentukan  oleh  guru  yang  mengajar  mereka  dan  mereka  Hamalik,  2003:36. Guru  yang  kompeten  akan  lebih  mampu  menciptakan  lingkungan  belajar  yang
efektif,  menyenangkan,  dan  lebih  mampu  mengelola  kelasnya  sehingga  proses belajar para siswa dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Suatu  proses  belajar  mengajar  akan  dapat  berjalan  lancar,  efektif,  dan efisien apabila ada interaksi positif antara berbagai komponen yang terkandung di
dalam sistem pengajaran. Komponen dalam sistem pengajaran  antara lain adalah tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga kependidikan
atau  guru,  kurikulum,  strategi  pembelajaran,  media  pengajaran  dan  evaluasi pengajaran  Hamalik,  2003:77.  Sistem  pendidikan  nasional  menjelaskan  bahwa
bahwa tujuan pendidikan akan berhasil apabila setiap komponen yang terdapat di dalam  sistem  pendidikan  seluruhnya  berfungsi  sesuai  fungsinya  dan
memperhatikan seluruh komponen yang terkait. Proses  pendidikan  terjadi  jika  komponen-komponen  yang  ada  di  dalam
sistem  bergerak  dan  saling  terkait.  Bergeraknya  masing-masing  komponen belumlah dipandang cukup, sebab masih harus ada saling hubungan yang bersifat
fungsional dan merupakan satu kesatuan dalam mencapai suatu tujuan. Salah satu komponen  saja  yang  terdapat  di  elemen  tersebut  tidak  berfungsi  atau  kurang
berfungsi,  maka  kemungkinan  besar  sistem  tersebut  tidak  atau  kurang  berhasil dalam mencapai tujuan. Setiap komponen yang terdapat dalam sistem pendidikan
nasional  seluruhnya  harus  dapat  berfungsi  sesuai  dengan  perannya  dan memperhatikan seluruh komponen yang terkait.
Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi yaitu proses dan hasil. Dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta
didik  secara  aktif,  baik  fisik,  mental  maupun  sosial  dalam  pembelajaran.  Selain itu,  dapat  dilihat  dari  gairah  dan  semangat  mengajarnya  serta  percaya  diri.
Sedangkan  dari  segi  hasil,  guru  dikatakan  berhasil  apabila  pembelajaran  yang diberikannya  mampu  mengubah  perilaku  sebagian  peserta  didik  kearah
penguasaan  kompetensi  dasar  yang  lebih  baik.  Pemenuhan  tuntutan  tersebut memerlukan berbagai kompetensi pembelajaran.
Seorang  siswa  diharapkan  untuk  selalu  belajar  dalam  rangka meningkatkan  prestasi  belajarnya.  Prestasi  belajar  merupakan  salah  satu  tujuan
yang  ingin  dicapai  ketika  seorang  siswa  belajar.  Prestasi  belajar  merupakan ukuran tingkat keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu. Prestasi belajar
seseorang dapat dilihat berdasarkan skor yang diperolehnya dalam menyelesaikan soal-soal  ujian  terkait  dengan  bahan  yang  sedang  dipelajarinya.  Setiap  kegiatan
pembelajaran  tentunya  mengharapkan  hasil  belajar  yang  maksimal.  Prestasi belajar  merupakan  hal  yang  tidak  dapat  dipisahkan  dari  kegiatan  belajar,  karena
kegiatan  belajar  merupakan  proses,  sedangkan  prestasi  merupakan  hasil  dari proses belajar.
Tiap  siswa  memiliki  potensi  untuk  berprestasi  yang  berbeda-beda  yang datang  dari  dalam  maupun  dari  luar  dirinya.  Ada  siswa  yang  prestasi  belajarnya
tinggi, dan ada pula siswa yang prestasi belajarnya rendah. Terhambatnya potensi
untuk  berprestasi  dapat  dikarenakan  konsentrasi  belajarnya  terganggu,  waktu belajar  yang kurang, dan tidak teratur serta kegiatan-kegiatan siswa  yang kurang
mendukung  bagi  perkembangan  potensi  berprestasinya.  Ketika  berada  di  rumah, para  siswa  berada  dalam  tanggung  jawab  orang  tua,  tetapi  di  sekolah  tanggung
jawab  itu  diambil  oleh  guru.  Sementara  itu,  masyarakat  menaruh  harapan  yang besar  agar  anak-anak  mengalami  perubahan-perubahan  positif-konstruktif  akibat
mereka berinteraksi dengan guru. Mata  pelajaran  ekonomi-akuntansi  dalam  pendidikan  memiliki  tujuan
khusus yaitu membuat anak didik untuk bisa mendalami serta menguasai tentang ekonomi  dan  memahamkan  tentang  kegiatan  ekonomiperekonomian  Indonesia
dalam  kehidupan  sehari-hari.  Mata  pelajaran  ekonomi-akuntansi juga  merupakan salah satu mata pelajaran yang dalam proses belajarnya dituntut kompetensi dasar
guru yang memadai. Mata pelajaran ekonomi-akuntansi mempelajari teori beserta praktek  akuntansi  dimana  setiap  proses  tahap  yang  satu  dengan  yang  lain  saling
terkait  sehingga  membutuhkan  penguasaan  teori  yang  matang  dan  pelaksanaan praktek yang teliti.
Nasution  dalam  Silvana  2009:16  menjelaskan  bahwa  prestasi  belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat.
Menurut  Tu’u  2004:75  presatsi  belajar  adalah  penguasaan  pengetahuan  dan ketrampilan  yang  dikembangkan  oleh  mata  pelajaran,  lazimnya  ditunjukkan
dengan  nilai  tes  atau  angka  nilai  yang  diberikan  oleh  guru.  Prestasi  belajar dikatakan  sempurna  apabila  memenuhi  tiga  aspek  yakni  :  kognitif,  afektif,  dan
psikomotorik.  Berdasarkan  pengertian  di  atas,  maka  dapat  dijelaskan  bahwa
prestasi  belajar  merupakan  tingkat  kemampuan  yang  dimiliki  siswa  dalam menerima,  menolak,  dan  menilai  informasi-informasi  yang  dipeoroleh  dalam
proses  belajar  mengajar.  Prestasi  belajar  seseorang  sesuai  dengan  tingkat keberhasilan  seseorang  dalam  mempelajari  materi  pelajaran  yang  dinyatakan
dalam  bentuk  nilai  di  setiap  mata  pelajaran  setelah  mengalami  proses  belajar mengajar.
Observasi  awal  yang  dilakukan  pada  3  sekolah  yaitu  SMA  menunjukkan bahwa  pencapaian  prestasi  belajar  ekonomi-akuntansi  masih  ada  yang  belum
optimal.  Dari  setiap  kali  diadakan  ulangan  atau tes  masih  ada  siswa  yang  belum mencapai standar ketuntasan belajar yang ditetapkan sebesar 70. Untuk mengatasi
hal  tersebut  biasanya  para  guru  mengadakan  program  remedial  sampai  siswa tersebut  dapat  mencapai  ketuntasan  belajar  yang  telah  ditetapkan.  Berikut  data
ulangan mata pelajaran ekonomi-akuntansi semester gasal tahun ajaran 20102011 pada 3 sekolah SMA di Kabupaten Kebumen.
Tabel 1 Ketuntasan Belajar NamaSekolah
Kls TT
T Jml
SMA N 1 Kebumen  XI IPS  21 18,1
95 81,9
116 SMA N 2 Klirong
XI IPS  57 51,4
54 48,6
111 SMA N 1 Pejagoan
XI IPS  38 44,7
47 55,3
85 Keterangan : TT= Tidak Tuntas ; T= Tuntas
Sumber : Dokumen Guru
Siswa  dikatakan  belum  tuntas  jika  memperoleh  nilai  kurang  dari  70 menurut standar ketuntasan minimal di masing-masing sekolah dalam penguasaan
mata pelajaran ekonomi-akuntansi. Siswa dituntut untuk menguasai materi secara tuntas  sesuai  standar  ketuntasan  minimal  karena  mata  pelajaran  ekonomi-
akuntansi  memerlukan  penguasaan  materi  yang  menyeluruh  dimana  setiap  tahap suatu proses akuntansi merupakan sistem saling terkait.
Berhasil  tidaknya  para  siswa  dalam  belajar  di  sekolah,  salah  satunya tergantung  pada  guru.  Peran  guru  sebagai  tenaga  pendidik  sangat  menentukan
terhadap  prestasi  belajar  siswanya.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  proses  belajar mengajar di tingkat menengah atas  merupakan suatu proses interaksi antara guru
dan  siswa  untuk  mencapai  tujuan  pendidikan.  Menurut  Sudjana  dalam  Kuntoro 2008:06  guru  adalah  salah  satu  faktor  dominan  yang  mempengaruhi  kualitas
pembelajaran. Guru memiliki peranan sebagai pemegang tanggungjawab terhadap pencapaian belajar siswa. Guru tidak hanya dituntut untuk pintar dalam hal ilmu,
tetapi  juga  dituntut  untuk  memiliki  kompetensi  dalam  hal  kepribadian  serta memiliki  profesionalitas  mengajar  yang  baik  yang  mampu  memberikan  motivasi
belajar  siswa.  Guru  yang  mempunyai  pribadi  dan  profesionalitas  yang  baik, diperkirakan akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik pula.
Keberadaan  guru  sebagai  soko  guru  pembangunan  bangsa  dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berkemampuan dan berkualitas tinggi,
sangatlah  penting.  Keberhasilan  pencapaian  tujuan  pendidikan  dan  pengajaran tidak  dapat  dilepaskan  dari  peranan  guru.  Guru  merupakan  tenaga  kependidikan
yang  memiliki  tugas  utama  mendidik,  mengajar,  melatih,  serta  mengarahkan peserta  didik  agar  menjadi  generasi  penerus  yang  memiliki  kemampuan  dan
kualitas  yang  tinggi,  sehingga  mampu  bersaing  dengan  bangsa  lain.  Untuk menciptakan pendidikan yang bermutu diperlukan guru yang bermutu, yakni guru
yang profesional.
Profesionalisme  menjadi  taruhan  ketika  menghadapi  tuntutan-tuntutan pembelajaran demokratis karena tuntutan tersebut merefleksikan suatu kebutuhan
yang semakin kompleks yang berasal dari siswa, tidak sekedar kemampuan guru menguasai pelajaran semata tetapi juga kemampuan lainnya  yang bersifat psikis,
strategis dan produktif. Tuntutan demikian ini hanya bisa dijawab oleh guru yang profesional.
Namun,  minimnya  tenaga  pengajar  dalam  suatu  lembaga  pendidikan memberikan  celah  seorang  guru  untuk  mengajar  yang  tidak  sesuai  dengan
keahliannya.  Sehingga  hal  ini  berdampak  pada  prestasi  siswa  yang  tidak maksimal.  Padahal  siswa  adalah  sasaran  pendidikan  yang  dibentuk  melalui
bimbingan,  keteladanan,  bantuan,  latihan,  pengetahuan  yang  maksimal, kecakapan, keterampilan, nilai, sikap yang baik dari seorang guru.
Penelitian  tentang  profesionalitas  guru  telah  dilakukan  oleh  Silvana  Illy 2009, yang menguji tentang pengaruh kompetensi professional dan produktivitas
guru  terhadap  prestasi  belajar  siswa  program  keahlian  Akuntansi  SMK  di Kabupaten Semarang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial
kompetensi  profesional  berpengaruh  positif  terhadap  prestasi  belajar  siswa program keahlian Akuntansi SMK di Kabupaten Semarang sebesar 37,45.
Penelitian  lain  juga  dilakukan  oleh  Kontoro  2008:90  pada  guru  SMK program keahlian akuntansi di Kabupaten Tegal yang menunjukkan bahwa secara
parsial kompetensi profesional guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa di SMK program keahlian akuntansi  Kabupaten Tegal dengan ditunjukkan
oleh  R
2
sebesar  40,49.  Selain  itu  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Setiyadi
2008:99  menunjukkan  bahwa  pengaruh  kompetensi  pedagogik  dan  profesional lebih besar pengaruhnya dibanding dengan kompetensi yang lain terhadap prestasi
belajar siswa. Selain  profesionalitas  guru  yang  baik  untuk  meraih  prestasi  belajar  siswa
yang optimal, kepribadian guru juga merupakan salah satu faktor yang dapat pula turut menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.  Kepribadian guru akan
tercermin dalam sikap dan perbuatannya  dalam membina dan membimbing anak didik. Kepribadian guru yang semakin baik akan tampak pada dedikasinya dalam
menjalankan  tugas  dan  tanggungjawabnya  sebagai  guru,  ini  berarti  tercermin suatu  dedikasi  yang  tinggi  dari  guru  dalam  melaksanakan  tugas  dan  fungsinya
sebagi  pendidik.  Hal  ini  dipertegas  oleh  Drosat  dalam  Ondi  dan  Aris  2010:25 bahwa salah satu dasar pembentukan kepribadian adalah sukses yang merupakan
sebuah  hasil  dari  kepribadian,  dari  citra  umum,  dari  sikap,  dari  keterampilan karena  ini  semua  melumasi  proses  interaksi-interaksi  manusia.  Guru  yang
memiliki  kepribadian  yang  baik  dapat  membangkitkan  kemauan  untuk  giat memajukan  profesinya  dan  meningkatkan  dedikasi  dalam  melakukan  pekerjaan
mendidik sehingga dapat dikatakan guru tersebut memiliki akuntabilitas yang baik dengan  kata  lain  perilaku  akuntabilitas  meminta  agar  pekerjaan  itu  berakhir
dengan  hasil  baik  yang  dapat  memuaskan  atasan  yang  memberi  tugas  itu  dan pihak-pihak  lain  yang  berkepentingan  atau  segala  pekerjaan  yang  dilaksanakan
baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai standar yang ditetapkan dan tidak asal-asalan.  Keoptimalan  kinerja  guru  dengan  profesionalitas  yang  tinggi  serta
kepribadian yang baik akan membuat prestasi belajar siswa juga meningkat.
Pada penelitian ini menggunakan variabel kepribadian dan profesionalitas guru  yang  diduga  akan  lebih  meningkatkan  prestasi  belajar.  Dengan
profesionalitas  yang  tinggi  diharapkan  mampu  memberikan  pembelajaran  yang optimal  untuk  siswa  dengan  didukung  kepribadian  yang  mampu  memberikan
teladan yang baik bagi para siswa sehingga akan mampu mewujudkan siswa yang unggul dengan pencapaian prestasi belajar  yang memuaskan.
Berdasarkan  latar  belakang  di  atas  penulis  tertarik  untuk  mengadakan penelitian mengenai
”PENGARUH KEPRIBADIAN DAN PROFESIONALITAS GURU  EKONOMI-AKUNTANSI  TERHADAP  PRESTASI  BELAJAR  SISWA
PROGRAM    ILMU  PENGETAHUAN  SOSIAL  UNTUK  MATA  PELAJARAN EKONOMI-AKUNTANSI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN
”.
                