Kerangka Berfikir The Use of Puppets as Media in Teaching Transactional and Interpersonal Conversation An Action Research at the Eight graders of SMP Negeri 1 Slawi in the Academic Year of 2010 / 2011.

adalah guru. Hal ini terkait dalam proses pengajaran yang merupakan proses interaksi guru dan siswa. Salah satu yang mempengaruhi kualitas pengajaran menurut Sudjana 2005:41 adalah guru. Guru mempunyai pengaruh dominan terhadap kualitas pengajaran sebab guru adalah sutradara sekaligus aktor dalam pengajaran. Namun guru akan lebih berpengaruh dominan ketika guru itu memiliki profesionalitas kerja. Guru diharapkan mampu memberikan pengajaran yang baik kepada siswanya. Dalam UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1, dikatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”. Pendidik yang professional tentu saja akan melaksanakan proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan output yang baik dari para siswa. Soewarso 2004 mengatakan bahwa guru yang profesional mampu mengembangkan pembelajaran yang dapat membentuk peserta didik menjadi lulusan yang berkualitas tinggi. Guru yang bermutu ialah mereka yang memiliki profesionalitas dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Dalam panduan penyusunan portofolio sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2010, profesionalitas guru dinilai antara lain melalui kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah serta pengahargaan yang relevan dalam bidang pendidikan. Profesionalitas guru tidak akan maksimal apabila tidak ditunjang dengan kepribadian yang baik. Pendidik professional juga dituntut memiliki kepribadian yang baik agar senantiasa dapat menjadi teladan bagi siswa. Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik sehingga dapat dikatakan guru tersebut memiliki akuntabilitas yang baik dengan demi keberhasilan suatu pengajaran. Dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang paling utama. Guru sebagai peran kunci dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yang berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitas. Kepribadian guru merupakan modal dasar bagi gburu dalam menjalankan tugas keguruannya secara professional. Guru merupakan faktor penentu yang perlu digugu, ditiru, dan diikuti oleh anak didiknya. Oleh karena itu kepribadian yang baik menjadi keharusan bagi guru. Seorang guru dikatakan berhasil apabila mampu memahami karakteristik kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para peserta didiknya. Keberhasilan itu juga akan terlihat pada sikap professional guru, yaitu apabila mampu menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan mendatangkan prestasi belajar yang baik. Demikian pula dengan siswa, mereka baru dikatakan memiliki prestasi belajar yang maksimal apabila telah menguasai materi pelajaran dengan baik dan mampu mengaktualisasikannya. Prestasi itu akan terlihat berupa pengetahuan, sikap dan perbuatan. Untuk mendapatkan prestasi yang baik, maka seorang guru dituntut untuk berkepribadian yang baik serta mengajar secara professional. Kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Profesionalitas Guru X2 PedomanSertifikasi Guru Th2010 1. Kualifikasi akademik 2. Pendidikan dan pelatihan 3. Pengalaman mengajar 4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran 5. Prestasi Akademik 6. Karya pengembangan profesi 7. Keikutsertaan dalam forum ilmiah 8. Penghargaan yang relevan dalam bidang pendidikan Kepribadian Guru X1 Standar Nasional Pendidikan 1. Berkepribadian yang mantap 2. Dewasa 3. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan 4. Arif 5. Berwibawa Prestasi Belajar Y Nilai murni ujian semester rata-rata siswa mata pelajaran ekonomiakuntansi

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian Sugiyono 2009:96. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris. Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat diambil hipotesis penelitian sebagai berikut : H 1 : Ada pengaruh antara kepribadian dan profesinalitas guru terhadap prestasi belajar siswa. H 2 : Ada pengaruh antara kepribadian guru terhadap prestasi belajar siswa. H 3 : Ada pengaruh antara profesionalitas guru terhadap prestasi belajar siswa. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian Suharsimi, 2006: 130. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru ekonomi-akuntansi SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen yang berjumlah 30 guru dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Guru No Nama sekolah Jumlah guru 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. SMA Negeri 1 Kebumen SMA Negeri 2 Kebumen SMA Negeri 1 Pejagoan SMA Negeri 1 Karanganyar SMA Negeri 1 Gombong SMA Negeri 1 Klirong SMA Negeri 1 Rowokele SMA Negeri 1 Petanahan SMA Negeri 1 Buluspesantren SMA Negeri 1 Karangsambung SMA Negeri 1 Kutowinangun SMA Negeri 1 Prembun SMA Negeri 1 Mirit 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 Jumlah 30 Sumber : Dokumentasi di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen Penelitian tentang pengaruh kepribadian dan profesionalitas guru terhadap prestasi belajar ekonomi-akuntansi ini merupakan penelitian dengan pendekatan populasi, sehingga sampel penelitian ini adalah populasi itu sendiri. 40