Kepribadian Guru Pentingnya Kepribadian Guru

terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan ketrampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya Depkes, 1992. Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga bersifat fisik. Kepribadian guru merupakan karakteristik dari setiap individu seorang pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mampu mengevaluasi kinerjanya sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan Winarno Surakhmad,2006. Setiap guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki.

2.2.2 Pentingnya Kepribadian Guru

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakat, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang pantas ditaati nasehatucapanperintahnya dan dicontoh sikap dan perilakunya. Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan peserta didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Drajat dalam Syah 2000:225-226 menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil dan bagi mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa. Kepribadian seorang guru merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan tugas keguruannya secara professional sebab kegiatan pendidikan pada dasarnya merupakan kekhususan komunikasi personil antara guru dan siswa. Esensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern pribadi guru. Kompetensi pedagogik, profesional, dan sosial yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, pada akhirnya akan lebih banyak ditentukan oleh kepribadian yang dimilikinya. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi guru yang santun, respek terhadap siswa, jujur, ikhlas, dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang sifgnifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran apapun jenis mata pelajarannya. Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Karena guru berperan sebagai pembimbing, pembantu, dan sekaligus panutan.

2.2.3 Indikator Kepribadian Guru

Dalam undang-undang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah “ kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Mengacu pada standar nasional pendidikan, subkompetensi mantap dan stabil memiliki indikator yakni bertindak sesuai dengan hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi pendidik dan memiliki konsistensi dalam bertindak dan bertutur kata. Pendidik yang dewasa akan menampilkan kemandirian dalam bekerja dan memiliki etos kerja yang tinggi. Sementara itu, pendidik yang arif akan mampu melihat manfaat pembelajaran bagi peserta didik, sekolah, dan masyarakat, menunjukkan sikap terbuka dalam berfikir dan bertindak. Berwibawa mengandung makna bahwa pendidik memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. Yang paling utama dalam kepribadian seorang pendidik adalah berakhlak mulia. Ia dapat menjadi teladan dan bertindak sesuai norma agama iman, taqwa, jujur, ikhlas dan suka menolong, serta memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. Esensi kompetensi seorang pendidik semuanya bermuara ke dalam intern pribadi pendidik. Kompetensi pedagogik, professional, dan sosial yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, pada akhirnya akan lebih banyak ditentukan oleh kompetensi kepribadian yang dimilikinya. Tampilan kepribadian pendidik akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi seorang pendidik yang santun, respek terhadap peserta didik, jujur, ikhlas, dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran apapun jenis mata pelajarannya.

2.3 Profesionalitas Guru

2.3.1 Makna Guru

Secara umum “guru” tergolong sebagai “pendidik”. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 39 2 mengatakan bahwa “Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan yang mempunyai posisi strategis, maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1, menyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. ”. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 berfungsi untuk