Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan seseorang dan merupakan aspek strategis bagi suatu Negara. Sifat pendidikan adalah komplek, dinamis dan kontekstual. Oleh karena itu pendidkan bukanlah hal yang mudah atau sederhana untuk dibahas. Kompleksitas pendidikan ini menggambarkan bahwa pendidikan itu adalah sebuah upaya yang serius karena pendidkan melibatkan aspek kognitif, afektif dan keterampilan yang akan membentuk diri seseorang secara keseluruhan menjadi manusia seutuhnya. Mengacu pada kompleksitas dan dinamisasi pendidikan tersebut, maka para pakar dan pemerhati pendidikan telah banyak menyumbangkan pemikirannya dengan maksud untuk memperbaiki mutu dan memajukan pendidikan Sagala, 2006:1. Berbicara tentang pendidikan, kita sebenarnya sedang membicarakan suatu aspek kehidupan yang melibatkan semua manusia, tidak ada manusia yang tidak pernah bersentuhan dengan pendidikan, akan tetapi tidak semua manusia mau memperhatikan pendidikan atau memiliki kepedulian yang besar terhadap dunia pendidikan. Padahal pendidikan diselenggarakan oleh manusia dan sasarannya juga manusia. Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan, baik dilihat dari aspek kuantitatif maupun kualitatif, secara nasional pemerintah telah mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan, seperti perubahan dan penyempurnaan kurikulum pendidikan nasional, undang-undang dan 1 commit to user 2 peraturan pendidikan, peningkatan angka partisipasi belajar anak usia sekolah pada semua jenjang sekolah, penambahan alokasi anggaran pendidikan dan konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah. Salah satu usaha dalam bidang pendidikan adalah melalui pengelolaan pembelajaran pada peserta didik. Proses pembelajaran dianggap penting dalam pendidikan karena pembelajaran merupakan komponen yang paling utama. Pembelajaran terdiri dari dua hal yaitu asosiasi dan diferensiasi. Asosiasi adalah pembelajaran bahwa dua hal itu harus dijalankan secara bersama. Misalnya, kita belajar bahwa sendok akan selalu digunakan bersama dengan pisau, cangkir dengan piring, Guntur akan diiikuti dengan kilat cahaya, rasa sakit disebabkan karena luka, dst. Diferensiasi adalah pembelajaran untuk membedakan satu hal dengan hal lain. Kita belajar bahwa hijau dalam melihat lampu lalu lintas,yang berarti kita harus jalan; bahwa kucing bukan anjing, dengan demikian jelas bahwa asosiasi dan diferensiasi merupakan dua sisi dari satu koin, di mana yang satu kadang tampak lebih jelas sedangkan yang lain tidak Boeree, 2008 : 40-41. Mengingat pembelajaran merupakan aspek yang sangat penting, maka dalam prosesnya perlu dilakukan pengelolaan dengan baik. Proses pembelajaran sendiri sangat terkait dengan berbagai komponen yang sangat komplek. Antara komponen yang satu dengan yang lain memiliki hubungan yang bersifat sistemik, artinya masing-masing komponen memiliki peranan sendiri-sendiri tetapi memiliki hubungan yang saling terkait Suwardi, 2007 : 1. Masing-masing komponen dalam proses pembelajaran perlu dikelola dengan baik. Tujuannya agar masing-masing komponen tersebut dapat commit to user 3 dimanfaatkan secara optimal. Hal ini akan terwujud, jika guru sebagai desainer pembelajaran memiliki kompetensi manajemen pembelajaran. Secara sederhana manajemen pembelajaran dapat diartikan usaha untuk mengelola sumber daya yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien Suwardi, 2007 : 1. Dalam pendidikan istilah manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen merupakan aktivitas kelompok bukan individu, artinya akativitas yang berhubungan dengan kerja sama antar anggota organisasi untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan, aktivitas tersebut berupa kegiatan-kegiatan rutin, seperti administrasi pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan dan sarana prasarana Pidarta, 2004 : 4. Menurut Suryosubroto 2004 : 16-17 menyatakan bahwa manajemen mengandung pengertian proses pengelolaan untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses tersebut dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perta ma , Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biayanya. Perencanaan dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan. Kedua, pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika tidak kuat, maka proses pendidikan seperti yang diinginkan sulit terealisasi. Ketiga , evaluasi merupakan upaya mengamati secara commit to user 4 sistematis dan berkesinambungan, di samping itu kegiatan evaluasi digunakan untuk mengetahui sampai sejauhmana perencanaan telah mencapai tujuan, dan kesulitan apa yang ditemui selama pelaksanaan tersebut. Selanjutnya dengan mengetahui kelemahannya maka dapat digunakan untuk perbaikan pengelolaan selanjutnya. Pembelajaran sendiri berasal dari kata belajar yang berarti adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dimaksudkan mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk mengubah diri seseorang, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik Suwardi, 2007 : 30. Pada dasarnya suatu proses pembelajaran terkait dengan berbagai komponen yang sangat komplek. Komponen tersebut meliputi tujuan materi, media, siswa, guru dan komponen lainnya. Masing masing komponen tersebut saling terkait sebagai sebuah sistem, oleh karena itu dalam mengelola pembelajaran perlu didasarkan pada pendekatan sistem tersebut Suwardi, 2007 : 31. Terkait dengan pengelolaan pembelajaran, tampaknya penting juga diperkenalkan tentang pendekatan dan strategi kontekstual dalam pembelajaran. Apalagi kalau dikaitkan dengan pelaksanaan kurikulum yang berbasis kompetensi, pendekatan ini menjadi relevan dan mendukung dalam proses pembelajaran Sardiman, 2008 : 222. Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran atau lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching a nd Lear ning CTL merupakan konsep commit to user 5 pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata si siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga masyarakat. Berangkat dari konsepsi ini diharapkan hasil pembelajaran akan lebih bermakna. Proses pembelajarannya akan berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa Suwardi, 2007 : 222. Salah satu contoh pembelajaran dengan pendekatan kotekstual atau realistik tersebut adalah pembelajaran matematika yang memberikan peluang pada siswa untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Dalam menyelesaikan suatu masalah yang dimulai dari masalah-masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa, siswa diberi kebebasan menemukan strategi sendiri, dan secara perlahan-lahan guru membimbing siswa menyelesaikan masalah tersebut secara matematis formal melalui matematisasi horisontal dan vertikal. Ada istilah kontekstual dan juga ada istilah realistik. Pada pembelajaran matematika istilah kontekstual dikenal sebagai pendekatan Contextual Tea ching a nd Lear ning atau yang lebih dikenal dengan pendekatan CTL dan realistik dikenal sebagai pendekatan Realistic Ma thematic Educa tion RME dan di Indonesia dikenal dengan istilah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI Supinah, 2008: 7. SD Negeri 4 Purwodadi merupakan SD yang mempunyai prestasi matematika yang baik di tingkat kecamatan, kanupaten, maupun provinsi. Sekolah ini memiliki alat dan media commit to user 6 pembelajaran yang cukup lengkap di banding sekolah lain yang ada di kecamatan Purwodadi, kabupaten Grobogan sehingga mendukung proses pembelajaran, selain itu sekolah ini juga telah menghasilkan output yang baik, terbukti dari prestasi kejuaraan siswa pada bidang matematika, serta rata-rata siswa memperoleh hasil yang baik pada pelajaran tersebut Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul mengenai Pengelolaan Pembelajaran Matematika Kelas 6 di SD Negeri 4 Purwodadi.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEBANG Pengelolaan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Negeri Gebang Surakarta.

0 3 19

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEBANG Pengelolaan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Negeri Gebang Surakarta.

0 3 16

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Negeri Gebang Surakarta.

0 3 7

PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR Pengelolaan Media Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Banyuanyar I Surakarta.

1 9 19

PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BOYOLALI Pengelolaan Media Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 3 Boyolali.

0 7 17

PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BOYOLALI Pengelolaan Media Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 3 Boyolali.

0 6 15

MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 6 DENGAN MACROMEDIA Media Pembelajaran Matematika Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 6 Dengan Macromedia Flash 8.

0 3 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH RSBI DI SMP NEGERI 1 PURWODADI BERBASIS MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Rsbi Di SMP Negeri 1 Purwodadi Berbasis MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

0 0 11

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH RSBI DI SMP NEGERI 1 PURWODADI BERBASIS MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Rsbi Di SMP Negeri 1 Purwodadi Berbasis MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

0 4 22

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD NEGERI 4 PURWODADI GROBOGAN

1 0 11