commit to user
55
4 Tes hanya sebagai salah satu alat pengumpul data penilaian.
5 Penilaian hares menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa
bukan keluasannya. 6
Tugas-tugas yang diberikan harus mencerminkan bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari.
Menurut Depdiknas 2003:20 karakteristik
a uthentic a ssessment
dapat dikemukaan butir-butir berikut:
1 Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
2 Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif.
3 Yang diukur ketrampilan performance, bukan mengingat fakta.
4 Berkesinambungan
5 Terintegrasi
6 Dapat digunakan untuk
feed ba ck
Jenis penilaian yang digunakan dalam authentic assesment adalah penilaian proyek, basil tes tertutis, portofolio, pekejaan rum ah, kuis, karya
wisata, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, karya tulis, kelompok diskusi, dan wawancara.
4. Hakikat Pembelajaran Matematika
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini matematika sebagai salah satu ilmu dasar dan telah berkembang sangat pesat,
baik materi-materi maupun kegunaannya. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan pembelajaran matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan
di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, sehingga dalam hal ini
commit to user
56
matematika SD adalah matematika sekolah yang diajarkan di tingkat SD, matematika SMP adalah matematika yang diajarkan di SMP sedang matematika
SMA adalah matematika yang diajarkan di SMA Mulyono, 2006 : 87. Mulyono 2006: 88 juga mengungkapkan mengenai tujuan pembelajaran
matematika, yaitu sebagai berikut : a.
Memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika.
b. Memiliki keterampilan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke
pendidikan menengah. c.
Memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari metematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. d.
Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta pemikiran dedukatif yang ketat, disusun
struktur dedukatif terbatas untuk sebagian geometri. Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang matematika. Akibatnya, ada
banyak definisi tentang matematika. Diantaranya adalah Flower dalam Suyitno 2004:51 yang mendefinisikan bahwa
ma thema tics is the a bstr act science of
spa ce and number.
Menurut Soedjadi dan Masriyah dalam Suyitno 2004:52 meskipun terdapat berbagai definisi matematika yang tampak berlainan, tetapi
dapat ditarik ciri-ciri yang sama yakni: 1 matematika mempunyai obyek kajian yang abstrak, 2 matematika mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan, 3
commit to user
57
matematika sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif, dan 4 matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi.
Berdasarkan hal di atas pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada
siswanya yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa
tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika
tersebut Suyitno, 2004:2. Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di pendidikan
dasar dan menengah. Matematika sekolah tersebut terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna :
a. Menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan
b. Membentuk pribadi siswa
c. Berpandu pada perkembangan IPTEK
Menurut Suyitno 2004:52, obyek matematika ada 2, yaitu: a.
Objek langsung matematika adalah sebagai berikut : 1
Fakta, yakni konvensi-konvensi sembarang dalam matematika. Contohnya: 2, Î, dsb. Juga kalimat seperti 2+3=5
2 Konsep, adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan
adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan apakah suatu bangun geometri, datar, termasuk segitiga atau tidak.
commit to user
58
3 Prinsip, adalah pola huungan fungsional diantara konsep-konsep. Salah
satu wujud prinsip adalah teorema. 4
Skil, adalah keterampilan mental untuk menjalankan prosedur atau algoritma guna menyelesaikan suatu masalah matematika.
b. Obyek tidak langsung matematika ada 7 macam yaitu:
1. bukti teorema,
2. pemecahan masalah,
3. transfer belajar,
4. pengembangan intelektual,
5. kerja individu,
6. kerja kelompok, dan
7. sikap positif.
Suharjo 2005: 1 Menyatakan bahwa Pembelajaran matematika di SD mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mewujudkan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk:
a. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung menggunakan
bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; b.
Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika;
c. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih
lanjut di SLTP; dan d.
Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.
commit to user
59
Berdasarkan hal di atas tujuan pembelajaran matematika tersebut tidak hanya dimaksudkan agar siswa terampil melakukan operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, tetapi juga untuk mengusahakan agar siswa mampu menggunakan keterampilan tersebut untuk menyelesaikan masalah
problem solving
. Pembelajaran soal cerita
wor dstory problem
dapat digunakan sebagai wahana untuk melatih murid SD dalam menyelesaikan masalah.
Hakikat pembelajaran matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian
diterapkannya pada situasi nyata. Schoenfeld dalam Uno 2008 : 130 mendefinisikan bahwa pembelajaran matematika berkaitan dengan apa dan
bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah.Matematika melibatkan pengamatan, penyelidikan dan keterkaitannya
dengan fenomena fisik dan sosial. Berkaitan dengan hal ini, maka pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan yang berkenaan dengan penyeleksian
himpunan-himpunan dari unsur-unsur matematika yang sederhana dan merupakan himpunan-himpunan baru, yang selanjutnya membentuk himpunan-himpunan
baru yang lebih rumit. Pembelajaran tersebut berjalan secara terus menerus sehingga dalam
pembelajaran matematika harus dilakukan secara hierarkis. Dengan kata lain, pembelajaran matematika pada tahap yang tinggi, harus didasarkan pada tahap
pembelajaran yang lebih rendah. Seseorang akan merasa mudah memecahkan masalah dengan bantuan
matematika, karena ilmu matematika itu sendiri memberikan kebenaran
commit to user
60
berdasarkan alasan logis dan sistematis. Matematika dapat memudahkan dalam pemecahan masalah karena proses kerja matematika dilalui secara berurutan
melalui tahap observasi, menebak, menguji hipotesis, mencari analogi dan akhirnya merumuskan teorema-teorema Uno, 2008 : 130.
Matematika memiliki konsep struktur dan hubungan hubungan yang banyak menggunakan simbol-simbol. Simbol-simbol ini sangat penting dalam
membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi dalam struktur-struktur. Simbolisasi juga memberikan fasilitas komunikasi sehingga dapat memungkinkan
untuk mendapatkan sejumlah informasi, dan dari informasi ini dapat dibentuk informasi-informasi baru, dengan demikian simbol-simbol matematika sangat
bermanfaat untuk mempermudah cara kerja berpikir, karena sismbol-simbol ini dapat digunakan untuk menginformasikan ide-ide, dengan jalan memahami
karakateristik matematika seperti yang telah dikemukakan Uno, 2008 : 130. Pelajaran matematika sebagai suatu ilmu yang tersusun menurut struktur,
maka sajiannya hendaknya dilakukan dengan cara sistematis, teratur dan logis sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Cara penyajian seperti ini
membantu siswa dalam menerima pelajaran dilihat dari segi perkembangan intelektualnya. Dalam hal ini siswa pada jenjang pada tingkat dasar sajiannya
bersifat konkret, dan semakin tinggi jenjang pendidikan siswa maka sajian matematika semakin abstrak Uno, 2008 : 132.
Bruner dalam Uno 2008: 133 menyatakan bahwa persoalan inti dari pembelajaran memecahkan masalah matematika terletak pada bagaimana
informasi yang didapatkan disimpan dalam memori sedemikian rupa sehingga
commit to user
61
mudah dipanggil pada saat diperlukan. Saat yang dimaksud adalah ketika seseorang dihadapkan pada situasi atau permasalahan yang polanya baru, untuk
itu perlu dioptimalkan mengenai hasil pembelajaran matematika. Uno 2008 : 133 menyatakan bahwa Optimalisasi hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika, sebaiknya dalam proses pembelajarannya perlu memperhatikan teori pemrosesan informasi. Sedikitnya ada empat tahap yang
dilalui dalam teori pemrosesan informasi, yaitu : 1.
Pemasukan informasi yang akan dicatat melalui indra 2.
Simpanan jangka pendek, dimana infromasi yang diterima hanya bertahan selama 0,5 sampai 2,0 detik.
3. Memori jangka pendek atau memori kerja, dimana data dalam jumlah
terbatas dipertahankan selama 20 detik. 4.
Memori jangka panjang, dimana data yang telah disandikan menjadi bagian dari suatu sistem pengetahuan. Memori yang tidak tersandikan
akan hilang dari sistem memori. Apabila informasi pembelajaran matematika telah melampui kapasitas
memori penerima maka akan banyak informasi yang hilang. Dalam hal ini diperlukan proses penyelekasian informasi oleh guru. Informasi akan dianggap
efektif apabila yang disampaiakan adalah bagian-bagian penting saja.
5. Pengelolaan Pembelajaran Matematika